Pada debat capres kedua kemarin, antara Jokowi dan Prabowo, selalu melemparkan kata-kata dalam menjawab pertanyaan serta perdebatan, jumlah kata yang di ucapkan dalam debat capres kedua kemarin sebanyak 5.948 kata, dimana jumlah ini di hitung oleh PT Bahasa Kita (PTBK) yang di tampilkan pada halaman websitenya. Kemudian dari jumlah total 5.948 kata itu, kira-kira siapa capres yang banyak melontarkan kata-kata, apakah Jokowi atau Prabowo? presentase angka yang muncul ada 51,4% dan 48,6%.



Dari data yang di lampirkan, jumlah presentase banyaknya kata total dari 5.948 kata oleh Prabowo sebanyak 48,6%, sedangkan Jokowi sebanyak 51,4%, terlihat dari data yang di tampilkan, Jokowi lebih banyak berkata dalam debat capres kedua kemarin. Dalam debat kemarin Jokowi mengucapkan lebih banyak kata kunci (topic recall) dari pada Prabowo, saat berbicara mengenai topik sumber daya alam, infrastruktur, pangan, dan energi, sedangkan Prabowo lebih banyak menggunakan kata kunci dari pada Jokowi, saat membicarakan masalah lingkungan.



Kata-kata apa saja yang banyak di ucapkan oleh masing-masing capres? mari bahas terlebih dahulu dari Jokowi, di urutan paling rendah, Jokowi mengucapkan kata "Selesai" sebanyak 18 kali, kemudian di atasnya, Jokowi mengucapkan kata "Negara" sebanyak 22 kali, kemudian kata terbanyak yang di ucapkan oleh Jokowi dalam debat capres kemarin, sebanyak 24 kali ada "Bangun", "Puluh", dan "Indonesia".



Beralih ke Prabowo, kata yang banyak di ucapkan dari urutan terendah ada "Hidup" di ucapkan sebanyak 15 kali, kemudian ada kata "Rakyat" di ucapkan oleh Prabowo sebanyak 16 kali, urutan ketiga kata yang banyak di ucapkan oleh Prabowo ada "Usaha" sebanyak 17 kali, posisi terbanyak kedua ada kata "Infrastruktur" sebanyak 19 kali, dan kata yang paling banyak di ucapkan oleh Prabowo di peringkat utama ada kata "Indonesia" di ucapkan sebanyak 20 kali.



Selain kedua capres, pada debat capres kedua kemarin ada juga yang menarik untuk di bahas, yaitu kedua moderator, Anisha Dasuki dan Tommy Tjokro, yang memandu panasnya debat capres kedua kemarin. Baik Anisha Dasuki dan Tommy Tjokro, paling banyak mengucapkan kata "harap tenag" dan "mohon tenang", karena pada debat capres sudah sewajarnya para pendukung yang hadir akan riuh, dan mengganggu jalannya debat, keduanya mengucapkan kata itu sebanyak total 48 kali, dan masing-masing kata antara "mohon tenang" dan "harap tenang" di ucapkan sebanyak 24 kali. Seberisik itukah para penonton yang hadir, sampai moderator mengucapkan kedua kata itu sebanyak 48 kali.

Pada debat capres kedua kemarin, juga muncul banyak istilah yang digunakan saat debat berlangsung, istilah-istilah ini mungkin terdengar asing di telinga, karena sebagian berhubungan dengan hal yang menyangkut masalah negara, dimana tidak setiap hari di ucapkan, beberapa istilah tersebut antara lain:

Unicorn

Istilah pertama, adalah istilah yang muncul di debat capres kedua, dimana istilah ini juga di bahas setelah debat capres berlangsung, kata itu adalah Unicorn, untuk arti dari kata unicorn ini bukan sebuah hewan mitologi berupa kuda yang memiliki cula, tapi Unicorn jika di jadikan sebuah istilah di artikan sebagai julukan untuk perusahaan rintisan (startup) swasta, yang memiliki nilai kapitalis lebih dari 1 milyar US Dollar.

Perhutanan Sosial

Sudah pernah dengar istilah ini? belum kan? Perhutanan sosial jika merujuk pada website Menlhk, berarti sebuah sistem pengelolaan hutan, yang berada pada kawasan hutan milik negara atau hutan adat, yang di laksanakan oleh masyarakat setempat, untuk meningkatkan dinamika sosial budaya, keseimbangan lingkungan, dan kesejahteraannya. Atau secara mudah bisa di artikan sebagai hutan yang di kelola oleh masyarakat setempat.

Masyarakat Adat

Kemudian muncul sebuah istilah Masyarakat Adat, secara logika mendengar kata itu pasti sudah tergambar apa arti dari istilah itu. Tapi dalam UU No.32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada BAB I, Pasal 1 Butir 31, masyarakat adat di jelaskan sebagai kelompok masyarakat, dimana secara turun temurun tinggal di wilayah geografis tertentu, dikarenakan adanya ikatan pada asal usul leluhur, memiliki hubungan kuat dengan lingkungan hidup, serta sistem nilai yang menentukan pranata, sosial, hukum, politik, dan ekonomi.

Hak Ulayat

Pernah mendengar istilah Hak Ulayat sebelumnya? belum pernah kan pastinya, dan arti dari istilah ini apa pasti juga belum tahu. Menurut buku Hukum Agraria Indonesia, Sejarah UUPA, Isi, dan Pelaksanannya, yang di tulis oleh Boedi Harsono, Hak Ulayat di terangkan sebagai serangkaian wewenang serta kewajiban suatu masyarakat adat, yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan wilayahnya.

Bahasa Kita
SUMBER
SUMBERR
SUMBERRR
SUMBERRRR