- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mau Wajibkan B100, RI Butuh 60 Juta Ton Minyak Sawit
TS
faktaindones144
Mau Wajibkan B100, RI Butuh 60 Juta Ton Minyak Sawit
Mau Wajibkan B100, RI Butuh 60 Juta Ton Minyak Sawit
NEWS - Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
19 November 2018 09:05
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia baru saja menerapkan program B20, yakni biodiesel dengan 20% bauran minyak sawit. Program ini diluncurkan pada 31 Agustus 2018 guna mengurangi impor solar.
Meski baru saja meluncurkan B20 itu, namun dalam beberapa kesempatan pemerintah menyatakan sudah siap mengambil ancang-ancang untuk meningkatkan bauran minyak sawit melalui program B100.
Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang, mengatakan jika pemerintah ingin menerapkan program B100 maka produksi minyak sawit di dalam negeri harus ditingkatkan.
Dia menuturkan butuh minimal 60 juta ton minyak sawit per tahun untuk mengakomodir B100.
Adapun saat ini, kata Togar, volume produksi di dalam negeri baru mencapai 42 juta ton per tahun dari sekitar 15 juta hektare kebun sawit.
"Sekarang [volume produksi] 42 juta ton per tahun. Ideal atau tidak, tergantung kita melihatnya seperti apa. Kalau melihat sebagai bahan makanan mungkin cukup, tapi kalau sawit sebagai energi tidak cukup. Kebayang, kalau B100 maka kurang banyak," ujar dia saat berbincang di CNBC Indonesia TV hari ini, Senin (19/11/2018).
[size={defaultattr}][size={defaultattr}]
Dia menuturkan peningkatan produktivitas hingga mencapai 60 juta ton per tahun belum memerlukan pembukaan lahan baru.
"Sekarang [luas lahan] 14-15 juta hektare. Kalau 15 juta hektare ini bisa punya produktivitas [masing-masing] 4 juta ton, maka bisa 60 juta ton. Ada spare 15 juta ton untuk diimprove, 3-5 tahun mendatang belum perlu buka lahan baru," katanya.
Togar mengatakan produktivitas di lahan eksisting sangat mungkin ditingkatkan khususnya di sektor perkebunan rakyat.
(ray/roy)[/size][/size]
NEWS - Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
19 November 2018 09:05
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia baru saja menerapkan program B20, yakni biodiesel dengan 20% bauran minyak sawit. Program ini diluncurkan pada 31 Agustus 2018 guna mengurangi impor solar.
Meski baru saja meluncurkan B20 itu, namun dalam beberapa kesempatan pemerintah menyatakan sudah siap mengambil ancang-ancang untuk meningkatkan bauran minyak sawit melalui program B100.
Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang, mengatakan jika pemerintah ingin menerapkan program B100 maka produksi minyak sawit di dalam negeri harus ditingkatkan.
Dia menuturkan butuh minimal 60 juta ton minyak sawit per tahun untuk mengakomodir B100.
Adapun saat ini, kata Togar, volume produksi di dalam negeri baru mencapai 42 juta ton per tahun dari sekitar 15 juta hektare kebun sawit.
"Sekarang [volume produksi] 42 juta ton per tahun. Ideal atau tidak, tergantung kita melihatnya seperti apa. Kalau melihat sebagai bahan makanan mungkin cukup, tapi kalau sawit sebagai energi tidak cukup. Kebayang, kalau B100 maka kurang banyak," ujar dia saat berbincang di CNBC Indonesia TV hari ini, Senin (19/11/2018).
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
[size={defaultattr}][size={defaultattr}]
Dia menuturkan peningkatan produktivitas hingga mencapai 60 juta ton per tahun belum memerlukan pembukaan lahan baru.
"Sekarang [luas lahan] 14-15 juta hektare. Kalau 15 juta hektare ini bisa punya produktivitas [masing-masing] 4 juta ton, maka bisa 60 juta ton. Ada spare 15 juta ton untuk diimprove, 3-5 tahun mendatang belum perlu buka lahan baru," katanya.
Togar mengatakan produktivitas di lahan eksisting sangat mungkin ditingkatkan khususnya di sektor perkebunan rakyat.
(ray/roy)[/size][/size]
0
1.6K
7
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan