- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Saling Serang Kubu Jokowi dan Prabowo Soal Survei Indomatrik


TS
mario.b
Saling Serang Kubu Jokowi dan Prabowo Soal Survei Indomatrik
Quote:

Jakarta - Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling serang soal hasil survei. Ini menyusul hasil survei lembaga Indomatrik yang merilis hasil elektabilitas kedua pasangan calon itu terpaut tipis.
Survei Indomatrik menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,97% dan Prabowo-Sandiaga 44,04%. Survei dilakukan pada 21-26 Januari 2019, dengan jumlah sampel 1.800 responden dan margin of error +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden yang terpilih diwawancarai lewat wawancara tatap muka.
Hasil survei Indomatrik menjadi sorotan karena menampilkan selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga Uno yang sangat tipis jelang pelaksanaan Pilpres 2019. Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres terpaut hanya 3,93%, berbeda dengan lembaga survei lain.
"Hasil survei dari Indomatrik ini secara pribadi saya sangat tidak mempercayai sebagai suatu kajian yang objektif dan ilmiah. Yang pertama, jujur baru hari ini saya mengenal dan membaca ada lembaga Indomatrik," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, Jumat (15/2/2019).
Ia menduga Indomatrik bekerja berdasarkan suruhan dari kubu yang berseberangan dengan pasangan nomor urut 01. Politikus PKB ini menilai hal itu bertujuan menciptakan framing di masyarakat.
"Saya menduga kuat bahwa Indomatrik ini adalah bekerja berdasarkan drive atau disuruh atau ditugaskan atau diminta oleh kelompok politik yang berbeda dengan 01. Tujuannya adalah menciptakan framing dan opini di publik bahwa Pak Prabowo itu layak didukung karena semakin bagus trennya. Padahal sesungguhnya, faktanya, saya kira tidak demikian. Kami punya data sendiri tentang angka-angka yang soal pilpres ini," ucap Karding.
Sementara itu menurut juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga,Indomatrik merupakan lembaga survei yang memiliki rekam jejak bagus. Politikus Gerindra ini menyebut, Indomatrik merilis survei Anies-Sandiaga unggul dibanding Basuki T Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017. Habiburokhman mengatakan, survei Indomatrik terbukti akurat.
"Setahu saya Indomatrik bukan lembaga survei kemarin sore, mereka punya track record cukup bagus. Saat itu Indomatrix mempresentasikan data jika Anies -Sandi unggul, sementara Charta Politica sebaliknya. Padahal survei Charta dilakukan lebih dekat dengan masa pencoblosan 19 April 2017 yaitu pada 7-12 April 2017 dibandingkan dengan survey Indomatrix yang dilaksanakan pada 1-8 April 2017. Faktanya saat pencoblosan Anies-Sadi lebih unggul. Survei Indomatrik terbukti akurat," beber Habiburokhman, Sabtu (16/2/2019).
Lembaga survei Indomatrik pun menjadi sorotan karena tidak terdaftar di Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Direktur Riset Indromatik Husin Yazid juga diketahui sebagai eks Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), lembaga survei yang sempat bermasalah pada Pilpres 2014.
Puskaptis bermasalah pada 2014 karena menjadi satu dari empat lembaga survei yang dituding melakukan manipulasi dan pembohongan publik karena merilis data quick count yang memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa, padahal sejumlah lembaga survei lainnya merilis Jokowi-Jusuf Kalla yang menang. Hasil survei Puskaptis melenceng jauh dari real count KPU.
Puskaptis lalu dikeluarkan dari Persepi karena masalah tersebut. Bahkan Puskaptis juga sempat dilaporkan ke polisi atas tuduhan manipulasi dan pembohongan publik.
"Husin Yazid dengan Puskaptis di 2014, dia kan tidak mau diaudit, diundang (untuk presentasi proses riset) juga tidak mau datang. Terus terbukti melakukan pelanggaran, kami keluarkan. (Indomatrik) tidak, tidak terdaftar. Itu yang punyanya si Yazid yang dikeluarkan dari Persepi tahun 2014," ungkap anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk.
Timses Jokowi-Ma'ruf menilai Indomatrik dan Puskaptis sama-sama lembaga yang bermasalah. Menurut jubir TKN, Ace Hasan, lembaga survei tersebut tidak memiliki legitimasi lagi untuk menyampaikan surveinya dan dituding memiliki motif bisnis.
"Antara Puskaptis dan Indomatrik sama saja. Kedua-duanya memiliki rekam jejak bermasalah. lembaga survei itu sudah tidak memiliki legitimasi lagi untuk menyampaikan surveinya. Pasti ada motifnya. Saya khawatir Ini menjadi bagian dari penggiringan opini untuk pasangan calon tertentu. Publik perlu kritis terhadap hasil survei dari lembaga survei yang partisan," jelas Ace.
BPN Prabowo-Sandiaga pun membantah menyewa Indomatrik untuk menjadi framing agar menguntungkan Prabowo-Sandiaga. Ia juga menyebut soal Indomatrik yang prediksinya tepat di Pilgub DKI 2017. Andre lalu menuding survei-survei yang selama ini merilis Jokowi-Ma'ruf unggul atas Prabowo-Sandiaga sebagai pendukung pasangan petahana itu.
"Ternyata mereka semua juga meleset. Sedangkan Indomatrik waktu Pilkada 2017 prediksinya tepat bahwa Anies dan Sandi akan menang, termasuk hasil quick count nya di Pilkada DKI Indomatrik juga tepat. Ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga survei pendukung Jokowi juga pernah salah," sebut Andre.
Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menepis tudingan tersebut. Ia menegaskan sejumlah lembaga yang hasil surveinya mengunggulkan Jokowi merupakan lembaga dengan tingkat kepercayaan tinggi.
"Survei-survei yang selama ini mengunggulkan Pak Jokowi adalah lembaga survei yang kredibel," kata Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2).
Hasto kemudian menyinggung Indomatrik yang tak masuk dalam Persepi. Dia menyatakan Persepi adalah asosiasi yang terus menjaga survei dari aspek metodologi dan kredibilitasnya.
"Ada asosiasi dari lembaga-lembaga survei yang terus menjaga dari aspek metodologi dan kredibilitasnya, tidak ada lagi lembaga survei abal-abal yang hanya untuk mendongkrak efek elektoral," tutur Sekjen PDIP itu.
Soal tudingan Indomatrik partisan dibantah oleh Husin Yazid. Ia menyatakan lembaga survei yang dipimpinnya adalah independen. Yazid justru menyerang lembaga-lembaga survei kebanyakan dengan balik mempertanyakan soal kredibilitasnya.
"Tidak ada bukti (berpihak kepada Prabowo-Sandiaga). Saya benar-benar independen. Saya beri pembelajaran kepada masyarakat ini fenomena lima tahunan. Saya mempunyai rasa bertanggung jawab. Rasa panggilan saya tentang ilmu metodologi survei. Dan masalah duit, itu duit kami sendiri. Kami siap, kami jelaskan semua metodologi," ujar Yazid.
"Dan 7-9 lembaga survei pro-Ahok, sekarang disinyalir ke Jokowi. Hamdi Muluk yang jadi dewan etik juga disinyalir ke 01. Saya juga pertanyakan Prof Hamdi Muluk, kok dari Ahoker, itu keberpihakan? Apakah itu benar sebagai dewan etik?" sambung dia.
Yazid juga membantah Indomatrik berafiliasi dengan Puskaptis. Ia menyebut Indomatrik merupakan lembaga survei yang berdiri sendiri.
"Nggak (ganti nama) lah. Kan Puskaptis ada berdiri sendiri, Indomatrik berdiri sendiri. Kan 29 Januari kemarin (Puskaptis) mempublikasikan hasil surveinya," tutup Yazid.
sumber
justifikasi timnya prabowo bahwa indomatrik ini punya track record bagus, padahal kebetulan aja itu sih kemarin pas pilgub DKI

karena emang hasil surveinya selalu seiring dengan alurnya gerindra, dan kebetulan Anies-Sandi menang waktu itu

terus argumentasi tim prabowo yang sebut seolah-olah cuma indomatrik yang bener dan survei lainnya salah semua waktu pilgub DKI putaran kedua itu juga NGACO BERAT !

Spoiler for Survei Pilgub Putaran Ke-2:
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga melakukan survei terkait elektabilitas atau tingkat keterpilihan dua pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Catatan Kompas.com, ada lima lembaga survei terdaftar di KPU DKI Jakarta yang menyampaikan hasil survei mengenai elektabilitas kedua pasangan calon.
1. SMRC Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei pada Rabu (12/4/2017). Hasil survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, sebesar 46,9 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 47,9 persen. Adapun 5,2 persen responden menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab. Survei tersebut digelar pada 31 Maret-5 April 2017. Metode penelitian menggunakan stratified systematic random sampling dengan margin of error 4,7 persen. Dari 800 orang, hanya 446 responden yang bisa diwawancara.
2. LSI Denny JA Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei pada Kamis (13/4/2017). Hasilnya, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas sebesar 42,7 persen dan elektabilitas pasangan Anies-Sandi sebesar 51,4 persen. Responden dalam survei LSI Denny JA sebanyak 440 orang. Survei dilaksanakan pada 7-9 April 2017 dengan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 4,8 persen.
3. Median Media Survei nasional (Median) merilis hasil survei terbarunya pada Sabtu (15/4/2017). Dalam survei yang digelar pada 13-14 April 2017, Ahok-Djarot memiliki elektabilitas 47,1 persen, sementara elektabilitas Anies-Sandi yakni 49 persen. Sisanya, 3,9 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan. Survei Median dilakukan terhadap 550 responden warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan metode multistage random sampling, dan margin of error sebesar lebih kurang 4,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
4. Charta Politika Survei Charta Politika terhadap 782 responden menunjukkan tingkat elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 47,3 persen dan elektabilitas Anies-Sandi 44,8 persen. Charta Politika melakukan survei pada 7-12 April 2017 dan disampaikan hasilnya pada Sabtu (15/4/2017). Survei tersebut dilakukan terhadap 782 responden di seluruh wilayah DKI Jakarta dan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
5. Indikator Politik Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Ahok-Djarot dipilih 47,4 persen responden. Sementara itu, pasangan Anies-Sandi dipilih oleh 48,2 persen responden. Survei Indikator dilaksanakan pada 12-14 April 2017 terhadap 495 responden di seluruh wilayah Jakarta. Metode survei yang digunakan yakni stratified systematic sampling dengan margin of error kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
sumber
1. SMRC Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei pada Rabu (12/4/2017). Hasil survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, sebesar 46,9 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 47,9 persen. Adapun 5,2 persen responden menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab. Survei tersebut digelar pada 31 Maret-5 April 2017. Metode penelitian menggunakan stratified systematic random sampling dengan margin of error 4,7 persen. Dari 800 orang, hanya 446 responden yang bisa diwawancara.
2. LSI Denny JA Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei pada Kamis (13/4/2017). Hasilnya, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas sebesar 42,7 persen dan elektabilitas pasangan Anies-Sandi sebesar 51,4 persen. Responden dalam survei LSI Denny JA sebanyak 440 orang. Survei dilaksanakan pada 7-9 April 2017 dengan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 4,8 persen.
3. Median Media Survei nasional (Median) merilis hasil survei terbarunya pada Sabtu (15/4/2017). Dalam survei yang digelar pada 13-14 April 2017, Ahok-Djarot memiliki elektabilitas 47,1 persen, sementara elektabilitas Anies-Sandi yakni 49 persen. Sisanya, 3,9 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan. Survei Median dilakukan terhadap 550 responden warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan metode multistage random sampling, dan margin of error sebesar lebih kurang 4,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
4. Charta Politika Survei Charta Politika terhadap 782 responden menunjukkan tingkat elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 47,3 persen dan elektabilitas Anies-Sandi 44,8 persen. Charta Politika melakukan survei pada 7-12 April 2017 dan disampaikan hasilnya pada Sabtu (15/4/2017). Survei tersebut dilakukan terhadap 782 responden di seluruh wilayah DKI Jakarta dan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
5. Indikator Politik Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Ahok-Djarot dipilih 47,4 persen responden. Sementara itu, pasangan Anies-Sandi dipilih oleh 48,2 persen responden. Survei Indikator dilaksanakan pada 12-14 April 2017 terhadap 495 responden di seluruh wilayah Jakarta. Metode survei yang digunakan yakni stratified systematic sampling dengan margin of error kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
sumber
Dari spoiler itu keliatan kan, bahwa lembaga survei yang sekarang menangkan Jokowi dengan selisih 20%an (LSI Denny Ja, SMRC, dan Indikator) juga akurat surveinya waktu Pilgub DKI Putaran Kedua kemarin

Charta Politica? Dia jelas waktu itu memang konsultannya Ahok makanya hasil surveinya ngaco sendiri

Indomatrik? lagi kebetulan aja pas Pilgub DKI kemarin sama antara alurnya gerindra dan hasil di lapangan

Diubah oleh mario.b 17-02-2019 07:22


tien212700 memberi reputasi
4
3K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan