- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Pintu Lain


TS
rubychie
Pintu Lain
Chapter 2 : Hijau dan Merah
Cilacap adalah kota kelahiranku. Tapi hampir tiga perempat dari hidupku aku tidak berkunjung ke kota tersebut. Dsanalah rumah almarhumah nenekku berada. Dan aku akan menceritakan sepenggal kisahku yang masih kuingat disana saat aku berusia 8 tahun.
Rumah nenekku berada di sebuah desa kecil di Cilacap. Letak rumahnya tak jauh dari jalan raya . Namun suasana dingin nan asri sangat menyejukkan tubuh dan hati. Suatu hari kami pulang ke rumah nenekku dari Semarang untuk berlibur selama beberapa hari di desa. Saat itu nenek tinggal berdua saja bersama masku, anak dari budeku yang dititipkan dari kecil sampai nenekku meninggal dunia. Setiap sore masku pergi ke langgar buat adzan Maghrib bersama teman-temannya sholat berjamaah sampai adzan Isya. Mereka berbondong-bondong nyamperin masku manggil di depan rumah sambil ngalungin sarung. Aku tidak boleh ikut karena aku masih kecil. Karena aku tidak ada teman wedok yang berangkat ke langgar (sejenis surau/mushola).
Sehabis Maghrib, nenekku biasa dzikir sambil tadarusan Alquran di kamar depan. Saat itu hujan deras dan geludug, bahkan mamaku sempat nampung air di ember di teras rumah buat nyiram tanaman buat besok pagi. Bapakku habis sholat ngopi di ruang tamu. Sesudah nenek selesai ngaji, nenek ngambil baju mau dijahit dan duduk di ruang tengah dekat pasak. Sedangkan aku sibuk sama buku bacaan dan mewarnai di lantai. Mamaku menyediakan pisang goreng di meja buat dicemilin sambil nonton TV.
Hujan sudah mulai reda. Aku duduk di anak kursi di depan kamar depan sambil noleh ke arah kanan karena TV ada disebelah kanan. Disebelah TV ada akuarium dan lorong menuju ke dapur. Lorongnya hanya di tutupi gorden warna merah yang khas di Jawa. Tapi saat itu gorden nyingkab ke paku sebelah kiri kusen. Di depan lorong kusen ada kamar tengah dan setelah lorong kusen ada kamar belakang. Biasanya aku tidur di kamar tengah itu dan tidak betah karena rasanya takut, karena genteng-genteng yang aku lihat begitu mengerikan terlihatnya. Aku duduk dengan santai dan ketawa ketiwi sambil melihat TV. Tanpa aku sadari, seperti ada yang sedang memperhatikan aku di kusen lorong kamar belakang. Aku tidak begitu memperhatikan karena kondisi lorong saat itu gelap. Meskipun kamar belakang ada lampu 5 watt kuning yang menyala. Setelah beberapa saat aku menoleh ke arah sesuatu yang memperhatikan aku. Aku tidak begitu jelas melihat sosoknya tapi yang jelas ada warna merah dan hijau. Diatas hijau dan agak ke bawah merah. Aku perhatikan terus sosok itu tanpa aku mengerti apa yang sebenarnya aku lihat. Bagian matanya hitam bolong, bagian penutup kepalanya kain putih dengan sinar berwarna hijau sebagian menyinari wajahnya, muncul seperti kabut putih dihadapannya yang disinari kemilau hijau dan sebagian ke bawah tersembul sinar berwarna merah tanpa kaki yang menapak di tanah. Aku agak mendekati sosok itu karena ingin tahu sebenarnya 'itu apa?'. Panas dingin berkecamuk di badanku. Tak tau harus berucap apa. Kemudian rasa takutku muncul dan berlari kearah mama tanpa memberi tahu apa yang terjadi dan apa yang kulihat.
Berselang beberapa lama, aku kembali duduk di kursi semula, dan mencari-cari sosok yang kulihat tadi. Sosoknya menghilang. Aku memberanikan diri melongok ke kamar tengah, dan kamar belakang. Tapi hanya ada tempat tidur kosong yang tertata rapi. Aku memutuskan untuk tidur di depan TV saja karena masih merasa takut.
Setelah flashback dan kuingat-ingat kembali. Sosok itu adalah sosok yang paling aku takuti. Semua orang muslim meninggal akan mengalaminya. P*cong. Hijau dan merah yabg benar aku lihat saat itu. Setelah tersadar betapa ingatnya aku sosok halus yang pertama kali aku lihat itu. Mengingat bola matanya dan kelopak matanya yang hitam sangat mengerikan. Wajahhya yang putih pucat sungguh terlintas di benakku saat aku ingat tentang hal itu.
Seminggu telah berlalu dan aku kembali ke Semarang bersama keluargaku. Kisahku tak hanya sampai disitu. Aku akan terus berbagi kisah unik dengan kalian semua. Terus baca tulisanku, ya. 🙏🙃
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...408863576e9948
Cerita sebelumnya ada disini ya.
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cb95715b315a15
Cerita selanjutnya ada disini ya.
Cilacap adalah kota kelahiranku. Tapi hampir tiga perempat dari hidupku aku tidak berkunjung ke kota tersebut. Dsanalah rumah almarhumah nenekku berada. Dan aku akan menceritakan sepenggal kisahku yang masih kuingat disana saat aku berusia 8 tahun.
Rumah nenekku berada di sebuah desa kecil di Cilacap. Letak rumahnya tak jauh dari jalan raya . Namun suasana dingin nan asri sangat menyejukkan tubuh dan hati. Suatu hari kami pulang ke rumah nenekku dari Semarang untuk berlibur selama beberapa hari di desa. Saat itu nenek tinggal berdua saja bersama masku, anak dari budeku yang dititipkan dari kecil sampai nenekku meninggal dunia. Setiap sore masku pergi ke langgar buat adzan Maghrib bersama teman-temannya sholat berjamaah sampai adzan Isya. Mereka berbondong-bondong nyamperin masku manggil di depan rumah sambil ngalungin sarung. Aku tidak boleh ikut karena aku masih kecil. Karena aku tidak ada teman wedok yang berangkat ke langgar (sejenis surau/mushola).
Sehabis Maghrib, nenekku biasa dzikir sambil tadarusan Alquran di kamar depan. Saat itu hujan deras dan geludug, bahkan mamaku sempat nampung air di ember di teras rumah buat nyiram tanaman buat besok pagi. Bapakku habis sholat ngopi di ruang tamu. Sesudah nenek selesai ngaji, nenek ngambil baju mau dijahit dan duduk di ruang tengah dekat pasak. Sedangkan aku sibuk sama buku bacaan dan mewarnai di lantai. Mamaku menyediakan pisang goreng di meja buat dicemilin sambil nonton TV.
Hujan sudah mulai reda. Aku duduk di anak kursi di depan kamar depan sambil noleh ke arah kanan karena TV ada disebelah kanan. Disebelah TV ada akuarium dan lorong menuju ke dapur. Lorongnya hanya di tutupi gorden warna merah yang khas di Jawa. Tapi saat itu gorden nyingkab ke paku sebelah kiri kusen. Di depan lorong kusen ada kamar tengah dan setelah lorong kusen ada kamar belakang. Biasanya aku tidur di kamar tengah itu dan tidak betah karena rasanya takut, karena genteng-genteng yang aku lihat begitu mengerikan terlihatnya. Aku duduk dengan santai dan ketawa ketiwi sambil melihat TV. Tanpa aku sadari, seperti ada yang sedang memperhatikan aku di kusen lorong kamar belakang. Aku tidak begitu memperhatikan karena kondisi lorong saat itu gelap. Meskipun kamar belakang ada lampu 5 watt kuning yang menyala. Setelah beberapa saat aku menoleh ke arah sesuatu yang memperhatikan aku. Aku tidak begitu jelas melihat sosoknya tapi yang jelas ada warna merah dan hijau. Diatas hijau dan agak ke bawah merah. Aku perhatikan terus sosok itu tanpa aku mengerti apa yang sebenarnya aku lihat. Bagian matanya hitam bolong, bagian penutup kepalanya kain putih dengan sinar berwarna hijau sebagian menyinari wajahnya, muncul seperti kabut putih dihadapannya yang disinari kemilau hijau dan sebagian ke bawah tersembul sinar berwarna merah tanpa kaki yang menapak di tanah. Aku agak mendekati sosok itu karena ingin tahu sebenarnya 'itu apa?'. Panas dingin berkecamuk di badanku. Tak tau harus berucap apa. Kemudian rasa takutku muncul dan berlari kearah mama tanpa memberi tahu apa yang terjadi dan apa yang kulihat.
Berselang beberapa lama, aku kembali duduk di kursi semula, dan mencari-cari sosok yang kulihat tadi. Sosoknya menghilang. Aku memberanikan diri melongok ke kamar tengah, dan kamar belakang. Tapi hanya ada tempat tidur kosong yang tertata rapi. Aku memutuskan untuk tidur di depan TV saja karena masih merasa takut.
Setelah flashback dan kuingat-ingat kembali. Sosok itu adalah sosok yang paling aku takuti. Semua orang muslim meninggal akan mengalaminya. P*cong. Hijau dan merah yabg benar aku lihat saat itu. Setelah tersadar betapa ingatnya aku sosok halus yang pertama kali aku lihat itu. Mengingat bola matanya dan kelopak matanya yang hitam sangat mengerikan. Wajahhya yang putih pucat sungguh terlintas di benakku saat aku ingat tentang hal itu.
Seminggu telah berlalu dan aku kembali ke Semarang bersama keluargaku. Kisahku tak hanya sampai disitu. Aku akan terus berbagi kisah unik dengan kalian semua. Terus baca tulisanku, ya. 🙏🙃
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...408863576e9948
Cerita sebelumnya ada disini ya.
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cb95715b315a15
Cerita selanjutnya ada disini ya.
Diubah oleh rubychie 19-02-2019 18:24
0
456
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan