- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Perkembangan Riset Penyembuhan Kanker Darah Seperti Diderita Ibu Ani


TS
aksibelacinta
Perkembangan Riset Penyembuhan Kanker Darah Seperti Diderita Ibu Ani
Quote:

Ani Yudhoyono, istri mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sakit kanker darah. Bagaimana perkembangan metode peneliti untuk penyembuhan jenis penyakit ini?
Dalam keterangan resmi melalui video yang diunggah di Youtube, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberitahukan bahwa istrinya, Ani Yudhoyono, menderita kanker darah dan menjalani perawatan kesehatan di sebuah rumah sakit di National University Hospital NUH di Singapura, sejak tanggal 2 Februari lalu.
"Dengan rasa prihatin saya sampaikan kepada para sahabat di tanah air, Ibu Ani mengalami blood canceratau kanker darah, dan karenanya harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif," papar SBY.
Dalam video itu, Yudhoyono mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, tim dokter kepresidenan, sahabat dan kepada semua pihak yang mendoakan dan memberikan dukungan:
"Saya mengucapkan terima kasih pada Presiden Jokowi dan tim dokter kepresidenan atas perhatian yang diberikan dalam pengobatan Ibu Ani," ujar SBY saat berbicara seputar penyakit yang diderita istrinya.
Kanker darah disebut juga leukimia. Penyakit ini dapat mempengaruhi sumsum tulang yang bertanggung jawab atas formasi sel darah putih yang sehat. Leukimia memicu produksi sel darah putih yang tidak berkembang sehingga terjadi pendarahan, memar, kelelahan dan berisiko lebih besar terkena infeksi.
Quote:
Ilmuwan terus kembangan metode penyembuhan kanker darah
Untuk bisa membantu untuk mengobati leukemia, peneliti di Jerman mengembangkan bahan sintetis yang memungkinkan penggandaan sel-sel induk dalam darah. Sel-sel induk darah hanya dapat berkembang dalam sumsum tulang. Di sini mereka berubah menjadi berbagai jenis sel darah yang diperlukan oleh tubuh, termasuk sel darah merah dan putih - yang mengangkut oksigen dan memerangi penyakit. Selama bertahun-tahun, para peneliti di seluruh dunia telah mencoba berbagai cara untuk meniru sumsum tulang belakang.
Kini peneliti di Institut Teknologi Karlsruhe, Max Planck Institute for Intelligent Systems dan Universitas Eberhard Karls Tbingen mengatakan bahwa mereka telah merancang material berpori di mana sel-sel induk darah dapat berkembang biak selama empat hari. Sumsum tulang alami adalah struktur yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk ditiru. Bentuk tiga dimensinya menyerupai spon dan mengandung protein yang menjembatani protein-protein yang bertengger di sel-sel induk.
Justru pori-pori ini yang menjadi tuan rumah banyak jenis sel - yang berinteraksi satu sama lain dan menghasilkan zat kimiawi - serta memungkinkan sel-sel induk darah untuk berkembang biak. "Kami berasumsi bahwa sel-sel induk ini tidak hanya merasakan komposisi kimia dari sekitarnya. Mereka bisa mungkin juga merasakan jika lingkungan mereka lembut atau keras, kasar atau halus," ujar Cornelia Lee-Thedieck, seorang peneliti di Institut Teknologi Karlsruhe.
Untuk bisa membantu untuk mengobati leukemia, peneliti di Jerman mengembangkan bahan sintetis yang memungkinkan penggandaan sel-sel induk dalam darah. Sel-sel induk darah hanya dapat berkembang dalam sumsum tulang. Di sini mereka berubah menjadi berbagai jenis sel darah yang diperlukan oleh tubuh, termasuk sel darah merah dan putih - yang mengangkut oksigen dan memerangi penyakit. Selama bertahun-tahun, para peneliti di seluruh dunia telah mencoba berbagai cara untuk meniru sumsum tulang belakang.
Kini peneliti di Institut Teknologi Karlsruhe, Max Planck Institute for Intelligent Systems dan Universitas Eberhard Karls Tbingen mengatakan bahwa mereka telah merancang material berpori di mana sel-sel induk darah dapat berkembang biak selama empat hari. Sumsum tulang alami adalah struktur yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk ditiru. Bentuk tiga dimensinya menyerupai spon dan mengandung protein yang menjembatani protein-protein yang bertengger di sel-sel induk.
Justru pori-pori ini yang menjadi tuan rumah banyak jenis sel - yang berinteraksi satu sama lain dan menghasilkan zat kimiawi - serta memungkinkan sel-sel induk darah untuk berkembang biak. "Kami berasumsi bahwa sel-sel induk ini tidak hanya merasakan komposisi kimia dari sekitarnya. Mereka bisa mungkin juga merasakan jika lingkungan mereka lembut atau keras, kasar atau halus," ujar Cornelia Lee-Thedieck, seorang peneliti di Institut Teknologi Karlsruhe.
Quote:
Sel-sel induk dapat dipanen
Sel-sel induk darah yang sehat diperlukan untuk mengobati leukemia. Sel-sel induk dapat dipanen di laboratorium dan ditransplantasikan ke pasien. Saat ini, sel-sel induk diisolasi dari darah atau sumsum tulang dari donor yang cocok.
"Memproduksi sumsum tulang buatan dan menggandakan sel induk darah adalah hal yang berpotensi menarik," ujar Martin Bornhuser dari Universitas Rumah Sakit Dresden. "Ini akan memungkinkan dihasilkannya sel induk dalam jumlah yang cukup untuk ditransplantasikan ke pasien dewasa," tambahnya.
"Tujuan jangka panjang kami adalah untuk menciptakan struktur pada sel-sel induk darah," kata Lee-Thedieck. "Kemudian sel-sel darah tersebut berkembang biak, dan kami memanen sel induk ini dan memberikannya kepada pasien." Temuan ini merupakan aplikasi penelitian fundamental, "Kami baru saja membuat sebuah prototipe." Masih butuh setidaknya belasan tahun lagi sampai teknologi ini tersedia untuk pasien.
Dan meskipun sudah ada penemuan ini, pada kenyataannya tetap saja para ilmuwan belum mampu meniru persis sumsum tulang alami sepenuhnya, tandas Bornhuser. "Proyek penelitian lainnya yang diterapkan akan diperlukan untuk mewujudkan ini menjadi kenyataan," katanya.
Sel-sel induk darah yang sehat diperlukan untuk mengobati leukemia. Sel-sel induk dapat dipanen di laboratorium dan ditransplantasikan ke pasien. Saat ini, sel-sel induk diisolasi dari darah atau sumsum tulang dari donor yang cocok.
"Memproduksi sumsum tulang buatan dan menggandakan sel induk darah adalah hal yang berpotensi menarik," ujar Martin Bornhuser dari Universitas Rumah Sakit Dresden. "Ini akan memungkinkan dihasilkannya sel induk dalam jumlah yang cukup untuk ditransplantasikan ke pasien dewasa," tambahnya.
"Tujuan jangka panjang kami adalah untuk menciptakan struktur pada sel-sel induk darah," kata Lee-Thedieck. "Kemudian sel-sel darah tersebut berkembang biak, dan kami memanen sel induk ini dan memberikannya kepada pasien." Temuan ini merupakan aplikasi penelitian fundamental, "Kami baru saja membuat sebuah prototipe." Masih butuh setidaknya belasan tahun lagi sampai teknologi ini tersedia untuk pasien.
Dan meskipun sudah ada penemuan ini, pada kenyataannya tetap saja para ilmuwan belum mampu meniru persis sumsum tulang alami sepenuhnya, tandas Bornhuser. "Proyek penelitian lainnya yang diterapkan akan diperlukan untuk mewujudkan ini menjadi kenyataan," katanya.
Quote:
Sempat Dikira Kelelahan, Begini Awal Ani Yudhoyono Didiagnosis Kanker Darah

Kabar Ani Yudhoyono mengidap kanker darah tidak disangka-sangka oleh keluarga. Awalnya, keluarga mengira Ibu Ani hanya kelelahan.
Putra sulung Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menceritakan awal mula kondisi ibunya menurun. Pada Januari 2019, Ani masih mendampingi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Aceh.
"Nah dari situlah baru kembali dari Aceh. Kami kira hanya sakit karena kelelahan, atau kurang istirahat tapi ternyata lebih buruk dari itu," kata AHY saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/2/2019).
Ani Yudhoyono awalnya menjalani pemeriksaan di RSPAD Gatot Subroto. Hasilnya, ada indikasi yang tidak baik pada sel darahnya. Atas rekomendasi tim dokter, Ani Yudhoyono kemudian dibawa ke Singapura dan menjalani pemeriksaan di National University Hospital, Singapura pada 2 Februari 2019.
"Dari beberapa pemeriksaan dan exam lanjutan, maka beberapa hari lalu kami menerima hasil bahwa memang Ibu Ani mengidap kanker darah dan cukup agresif sehingga perlu penanganan segera," ucapnya.

Oleh sebab itu, Ani Yudhoyono perlu menjalani observasi dan perawatan intensif hingga hari ini. Keluarga saat ini masih mencari berbagai opsi medis yang terbaik untuk Ibu Ani.
"Sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah SWT pasti ini adalah ujian, cobaan bagi kami sekeluarga khususnya Ibu Ani yang harus dilalui bersama-sama dengan keteguhan terus berikhtiar, bermunajah, memohon doa, memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT karena hanya itulah kekuatan yang bisa menyembuhkan," kata AHY.
"Tetapi ikhtiar secara medis harus terus dilakukan, karena itu kami terus mencari berbagai opsi, walaupun sudah ditangani saat ini di NUH. Tapi terus tidak berhenti di situ saya sekeluarga terus mencari apa saja sih yang tersedia, teknologi apa saja yang tersedia di luar sana, metodologi apa yang paling mutakhir yang dianggap paling mampu menyembuhkan kanker darah ini," sambungnya.
Saat ini, keluarga terus bergantian menjaga Ani Yudhoyono. AHY mengatakan semangat sang ibu tidak surut meski harus berjuang melawan kanker darah.
"Beliau sangat kuat, tetap miliki semangat untuk bisa sembuh seperti sedia kala dengan sebuah motivasi yang beliau sampaikan 'saya harus bertahan, harus sembuh, harus melawan sakit ini, karena saya ingin melihat anak cucunya sukses'. Itulah yang sangat mengharukan ketika saya mendengarkan itu," tutur AHY menirukan ibunya.

Kabar Ani Yudhoyono mengidap kanker darah tidak disangka-sangka oleh keluarga. Awalnya, keluarga mengira Ibu Ani hanya kelelahan.
Putra sulung Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menceritakan awal mula kondisi ibunya menurun. Pada Januari 2019, Ani masih mendampingi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Aceh.
"Nah dari situlah baru kembali dari Aceh. Kami kira hanya sakit karena kelelahan, atau kurang istirahat tapi ternyata lebih buruk dari itu," kata AHY saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/2/2019).
Ani Yudhoyono awalnya menjalani pemeriksaan di RSPAD Gatot Subroto. Hasilnya, ada indikasi yang tidak baik pada sel darahnya. Atas rekomendasi tim dokter, Ani Yudhoyono kemudian dibawa ke Singapura dan menjalani pemeriksaan di National University Hospital, Singapura pada 2 Februari 2019.
"Dari beberapa pemeriksaan dan exam lanjutan, maka beberapa hari lalu kami menerima hasil bahwa memang Ibu Ani mengidap kanker darah dan cukup agresif sehingga perlu penanganan segera," ucapnya.

Oleh sebab itu, Ani Yudhoyono perlu menjalani observasi dan perawatan intensif hingga hari ini. Keluarga saat ini masih mencari berbagai opsi medis yang terbaik untuk Ibu Ani.
"Sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah SWT pasti ini adalah ujian, cobaan bagi kami sekeluarga khususnya Ibu Ani yang harus dilalui bersama-sama dengan keteguhan terus berikhtiar, bermunajah, memohon doa, memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT karena hanya itulah kekuatan yang bisa menyembuhkan," kata AHY.
"Tetapi ikhtiar secara medis harus terus dilakukan, karena itu kami terus mencari berbagai opsi, walaupun sudah ditangani saat ini di NUH. Tapi terus tidak berhenti di situ saya sekeluarga terus mencari apa saja sih yang tersedia, teknologi apa saja yang tersedia di luar sana, metodologi apa yang paling mutakhir yang dianggap paling mampu menyembuhkan kanker darah ini," sambungnya.
Saat ini, keluarga terus bergantian menjaga Ani Yudhoyono. AHY mengatakan semangat sang ibu tidak surut meski harus berjuang melawan kanker darah.
"Beliau sangat kuat, tetap miliki semangat untuk bisa sembuh seperti sedia kala dengan sebuah motivasi yang beliau sampaikan 'saya harus bertahan, harus sembuh, harus melawan sakit ini, karena saya ingin melihat anak cucunya sukses'. Itulah yang sangat mengharukan ketika saya mendengarkan itu," tutur AHY menirukan ibunya.
1
9.1K
Kutip
85
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan