- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Puluhan Korban PHK Freeport Menginap di Seberang Istana


TS
mendoan76
Puluhan Korban PHK Freeport Menginap di Seberang Istana
Mereka Butuh Pertolongan, Korban PHK Freeport




swamedium.com
2019/02/10 11:07
Jakarta, Swamedium.com — Ibu, Bapak, Saudara/I, saat ini di pintu barat Monas atau di seberang Istana Merdeka atau persisnya di Taman Aspirasi, ada 50-an orang mewakili 8300 pekerja mogok yang kemudian di-PHK sepihak oleh manajemen PT Freeport Indonesia (PHK). Sejumlah 3000-an pekerja ini sebagiannya adalah orang Papua dan sebagian lagi berasal dari berbagai daerah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan NTT.
Sudah satu minggu atau enam malam mereka “menginap” di Taman Aspirasi.
Tujuan mereka ada di situ adalah menunggu Presiden Joko Widodo. Mereka ingin Presiden Jokowi memanggil mereka ke istana atau setidaknya Presiden Jokowi nengoklah mereka di situ.
Mereka ingin curhat/menyampaikan keluhq-kesah dan hendak bertanya apakah mereka korban kesewenang-wenangan PTFI sekaligus korban divestasi saham 51%?
Mengapa mereka di-PHK sepihak? Mereka jugaq ingin bertanya apakah tidak kasihan sama rakyat yang sedang susah yang jumlahnya 8300 orang? Yang juga turut susah adalah istri dan anak. Jika dihitung, maka jumlahnya mencapai lebih dari 30 ribu orang.

Para korban ini telah menderita sejak Mei 2017. Karena menderitaqq dan tidak punya uang, banyak anak yang putus sekolah dan putus kuliah. Banyak istri yang mintaq cerai.
Hingga hari ini, sudah 39 pekerja yang meninggal dunia karena sejak tahun 2017 itu, keanggotaan BPJS ketenagakerjaan mereka diblokir oleh mananajemen PTFI dan Rekening bank juga ikut diblokir.
Sebenarnya 50-an pekerja yang ada di depan istana ini datang dari Timika dan dari kota lainnya sejak akhir Juli 2018 lalu. Mereka menempuh perjalanan laut selama 10 hari.
Mulanya jumlah mereka 70-an orang, tetapi sejak Desember 2018 lalu sebagiannya sudah kembali ke kampung halaman. Mereka sudah datang ke mana-mana, ke NU, Muhammadiyah, ke PGI, ke KWI, ke kantor pusat PT FI di Kuningan, ke Kementerian Tenaga Kerja, ke Komnas HAM, ke Ombudsman, ke DPR, ke KSP (Kepala Staf Kepresidenan) dan lainnya. Dari semua itu, yang cukup serius merespon cuma Komnas HAM dan Ombudsman.

Harapan mereka sekarang ini adalah Presiden Jokowi. Presiden memiliki wewenang kuat untuk menyelesaikan kasus 8300 pekerja ini. Mereka juga berharap agar para penegak hukum yang sedang memproses kasus mereka bertindak dan memutuskan dengan landasan keadilan.
Rencananya mereka tidak akan beranjak dari depan Istana sampai Presiden Jokowi merespon mereka. Mereka juga pantang pulang ke Papua sebelum berhasil. Sudah enam bulan mereka di Jakarta meninggalkan anak dan istri atau keluarga termasuk sahabat. Sempat ditampung di PP Muhammadiyah, di LBH Jakarta dan di Wisma PGI Yakoma dan kini mereka ditampung di kantor lama Lokataru di Pulomas dan kantor Lokataru di Jalan Balai Pustaka.
Ibu, Bapak dan saudara/i sekalian. Karena mereka sedang susah di Jakarta, mereka sangat mengharapkan uluran kasih sayang dari Ibu, Bapak, Saudara-saudari sekalian.
Mereka membutuhkan beras dan bahan pokok makanan lainnya (dan berharap bukan mie instan) termasuk sumbangan berupa uang.
++++
*Puluhan Korban PHK Freeport Menginap di Seberang Istana*
CNN Indonesia
Sabtu, 09/02/2019 20:30
Jakarta, CNN Indonesia -- Genap enam hari sudah puluhan mantan karyawan PT Freeport Indonesia menginap di seberang Istana Negara, Jakarta. Beralaskan tenda dari terpal, para karyawan yang diputus kerjanya sejak 2017 itu bermalam dengan perlengkapan seadanya.
Salah satu mantan karyawan, Jerry Yerangga mengaku sengaja bermalam di seberang istana bersama rekan-rekannya agar dapat menemui Presiden Joko Widodo.
"Kami menagih janji karena sudah sebagian besar petinggi negara kami temui. Kami merasa kami tidak mendapat keadilan karena masalah PHK oleh Freeport," ujar Jerry saat ditemui CNNIndonesia.com, Sabtu (9/2).
Jerry mengatakan, pemutusan hubungan kerja ini bermula dari polemik peralihan saham Freeport ke pemerintah Indonesia sebelum akhirnya disepakati pada 2018.
Mantan operator dump truck Freeport ini menuturkan, ada sekitar 8.300 orang karyawan yang dipecat saat itu.
"Mereka merasa rugi karena ada permasalahan divestasi saham dengan pemerintah saat itu," katanya.
Jerry mengaku telah melakukan sejumlah aksi sebagai bentuk protes di Papua. Namun aksinya itu berujungan perlawanan dari aparat keamanan. Ia bersama rekan-rekannya akhirnya memilih ke Jakarta dengan naik kapal pada Juli 2018.
Jerry sempat bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk mengadukan nasibnya pada Agustus 2018. Saat itu Moeldoko menjanjikan akan segera menindaklanjuti.
"Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan, yang bisa respons permasalahan kami cuma Ombudsman dan Komnas HAM," tutur Jerry.
Jerry akhirnya memilih tinggal di tenda agar segera mendapatkan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Selama enam hari terakhir, ia dan 50 rekannya tidur di bawah tenda. Kegiatan mandinya pun dilakukan di toilet umum yang ada di dalam Monas. Ia bersyukur karena tak ada larangan dari petugas maupun kepolisian.
"Kami bersyukur di sini petugas membolehkan. Kami bisa sampaikan aspirasi bebas di sini," ucapnya.
Jerry berharap pemerintah segera menindaklanjuti keluhannya ini. Ia tak tahu sampai kapan harus bertahan di bawah tenda.
"Sampai kami mendapat jawaban. Kasihan anak-anak kami tidak bisa sekolah, sampai harus jual rumah untuk biaya hidup," tutur Jerry.
Juru Bicara Freeport Riza Pratama sebelumnya menyebut ribuan eks karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri karena mangkir dari kewajibannya.
"Kami telah menjalankan prosedur, memanggil mereka. Total sekitar 3.500 yang melakukan aksi mogok dan mangkir dari kewajiban mereka. Lalu, ada 200 orang di antaranya yang kami panggil dan patuh, sisanya tidak. Maka, kami anggap mengundurkan diri. Sesuai ketentuan, mereka diberikan satu bulan upah dan sudah ditransfer ke rekening masing-masing," ujarnya pada Maret 2018.
Namun, perselisihan dengan karyawan tak kunjung selesai. Barulah pada 21 Desember 2017, perusahaan bersama dengan serikat pekerja dan eks karyawan disaksikan oleh pihak terkait dari Kementerian Ketenagakerjaan menawarkan solusi baru. (psp)
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190209192028-20-367779/puluhan-korban-phk-freeport-menginap-di-seberang-istana





swamedium.com
2019/02/10 11:07
Jakarta, Swamedium.com — Ibu, Bapak, Saudara/I, saat ini di pintu barat Monas atau di seberang Istana Merdeka atau persisnya di Taman Aspirasi, ada 50-an orang mewakili 8300 pekerja mogok yang kemudian di-PHK sepihak oleh manajemen PT Freeport Indonesia (PHK). Sejumlah 3000-an pekerja ini sebagiannya adalah orang Papua dan sebagian lagi berasal dari berbagai daerah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan NTT.
Sudah satu minggu atau enam malam mereka “menginap” di Taman Aspirasi.
Tujuan mereka ada di situ adalah menunggu Presiden Joko Widodo. Mereka ingin Presiden Jokowi memanggil mereka ke istana atau setidaknya Presiden Jokowi nengoklah mereka di situ.
Mereka ingin curhat/menyampaikan keluhq-kesah dan hendak bertanya apakah mereka korban kesewenang-wenangan PTFI sekaligus korban divestasi saham 51%?
Mengapa mereka di-PHK sepihak? Mereka jugaq ingin bertanya apakah tidak kasihan sama rakyat yang sedang susah yang jumlahnya 8300 orang? Yang juga turut susah adalah istri dan anak. Jika dihitung, maka jumlahnya mencapai lebih dari 30 ribu orang.

Para korban ini telah menderita sejak Mei 2017. Karena menderitaqq dan tidak punya uang, banyak anak yang putus sekolah dan putus kuliah. Banyak istri yang mintaq cerai.
Hingga hari ini, sudah 39 pekerja yang meninggal dunia karena sejak tahun 2017 itu, keanggotaan BPJS ketenagakerjaan mereka diblokir oleh mananajemen PTFI dan Rekening bank juga ikut diblokir.
Sebenarnya 50-an pekerja yang ada di depan istana ini datang dari Timika dan dari kota lainnya sejak akhir Juli 2018 lalu. Mereka menempuh perjalanan laut selama 10 hari.
Mulanya jumlah mereka 70-an orang, tetapi sejak Desember 2018 lalu sebagiannya sudah kembali ke kampung halaman. Mereka sudah datang ke mana-mana, ke NU, Muhammadiyah, ke PGI, ke KWI, ke kantor pusat PT FI di Kuningan, ke Kementerian Tenaga Kerja, ke Komnas HAM, ke Ombudsman, ke DPR, ke KSP (Kepala Staf Kepresidenan) dan lainnya. Dari semua itu, yang cukup serius merespon cuma Komnas HAM dan Ombudsman.

Harapan mereka sekarang ini adalah Presiden Jokowi. Presiden memiliki wewenang kuat untuk menyelesaikan kasus 8300 pekerja ini. Mereka juga berharap agar para penegak hukum yang sedang memproses kasus mereka bertindak dan memutuskan dengan landasan keadilan.
Rencananya mereka tidak akan beranjak dari depan Istana sampai Presiden Jokowi merespon mereka. Mereka juga pantang pulang ke Papua sebelum berhasil. Sudah enam bulan mereka di Jakarta meninggalkan anak dan istri atau keluarga termasuk sahabat. Sempat ditampung di PP Muhammadiyah, di LBH Jakarta dan di Wisma PGI Yakoma dan kini mereka ditampung di kantor lama Lokataru di Pulomas dan kantor Lokataru di Jalan Balai Pustaka.
Ibu, Bapak dan saudara/i sekalian. Karena mereka sedang susah di Jakarta, mereka sangat mengharapkan uluran kasih sayang dari Ibu, Bapak, Saudara-saudari sekalian.
Mereka membutuhkan beras dan bahan pokok makanan lainnya (dan berharap bukan mie instan) termasuk sumbangan berupa uang.
++++
*Puluhan Korban PHK Freeport Menginap di Seberang Istana*
CNN Indonesia
Sabtu, 09/02/2019 20:30
Jakarta, CNN Indonesia -- Genap enam hari sudah puluhan mantan karyawan PT Freeport Indonesia menginap di seberang Istana Negara, Jakarta. Beralaskan tenda dari terpal, para karyawan yang diputus kerjanya sejak 2017 itu bermalam dengan perlengkapan seadanya.
Salah satu mantan karyawan, Jerry Yerangga mengaku sengaja bermalam di seberang istana bersama rekan-rekannya agar dapat menemui Presiden Joko Widodo.
"Kami menagih janji karena sudah sebagian besar petinggi negara kami temui. Kami merasa kami tidak mendapat keadilan karena masalah PHK oleh Freeport," ujar Jerry saat ditemui CNNIndonesia.com, Sabtu (9/2).
Jerry mengatakan, pemutusan hubungan kerja ini bermula dari polemik peralihan saham Freeport ke pemerintah Indonesia sebelum akhirnya disepakati pada 2018.
Mantan operator dump truck Freeport ini menuturkan, ada sekitar 8.300 orang karyawan yang dipecat saat itu.
"Mereka merasa rugi karena ada permasalahan divestasi saham dengan pemerintah saat itu," katanya.
Jerry mengaku telah melakukan sejumlah aksi sebagai bentuk protes di Papua. Namun aksinya itu berujungan perlawanan dari aparat keamanan. Ia bersama rekan-rekannya akhirnya memilih ke Jakarta dengan naik kapal pada Juli 2018.
Jerry sempat bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk mengadukan nasibnya pada Agustus 2018. Saat itu Moeldoko menjanjikan akan segera menindaklanjuti.
"Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan, yang bisa respons permasalahan kami cuma Ombudsman dan Komnas HAM," tutur Jerry.
Jerry akhirnya memilih tinggal di tenda agar segera mendapatkan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Selama enam hari terakhir, ia dan 50 rekannya tidur di bawah tenda. Kegiatan mandinya pun dilakukan di toilet umum yang ada di dalam Monas. Ia bersyukur karena tak ada larangan dari petugas maupun kepolisian.
"Kami bersyukur di sini petugas membolehkan. Kami bisa sampaikan aspirasi bebas di sini," ucapnya.
Jerry berharap pemerintah segera menindaklanjuti keluhannya ini. Ia tak tahu sampai kapan harus bertahan di bawah tenda.
"Sampai kami mendapat jawaban. Kasihan anak-anak kami tidak bisa sekolah, sampai harus jual rumah untuk biaya hidup," tutur Jerry.
Juru Bicara Freeport Riza Pratama sebelumnya menyebut ribuan eks karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri karena mangkir dari kewajibannya.
"Kami telah menjalankan prosedur, memanggil mereka. Total sekitar 3.500 yang melakukan aksi mogok dan mangkir dari kewajiban mereka. Lalu, ada 200 orang di antaranya yang kami panggil dan patuh, sisanya tidak. Maka, kami anggap mengundurkan diri. Sesuai ketentuan, mereka diberikan satu bulan upah dan sudah ditransfer ke rekening masing-masing," ujarnya pada Maret 2018.
Namun, perselisihan dengan karyawan tak kunjung selesai. Barulah pada 21 Desember 2017, perusahaan bersama dengan serikat pekerja dan eks karyawan disaksikan oleh pihak terkait dari Kementerian Ketenagakerjaan menawarkan solusi baru. (psp)
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190209192028-20-367779/puluhan-korban-phk-freeport-menginap-di-seberang-istana
1
2.9K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan