

TS
kangjati
Maen game aksi di gawai ternyata bisa bikin kita pikun loh gan

Banyak penelitian sebelumnya yang mengungkap bahwa bermain game itu positif karena dapat melatih motorik dan fokus seseorang.

Tapi penelitian ini malah berlawanan ama itu gan, malah hasil penelitian ini mengatakan kalo kita main game aksi itu bisa memicu kepikunan. Kok bisa ya?

Quote:

Ilustrasi pria bermain game pertempuran di gawai | Andrey_Popov /Shutterstock
Bermain gawai dengan tema aksi pertempuran dan perkelahian (game action) sedang marak menjangkiti para netizen belakangan ini.
Namun, dalam penelitian terakhir ditemukan bahwa terlalu sering bermain permainan tersebut dapat mengakibatkan masalah pikun.
Fakta mengejutkan ini ditemukan oleh seorang dosen psikologi Gregory West asal Universite de Montreal, Kanada, pada tahun 2017 lalu.
Padahal, beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa main game actionmemberikan dampak positif bagi penggunanya. Salah satunya adalah melatih kemampuan motorik dan fokus seseorang.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry ini justru mengungkap hal sebaliknya. Sebanyak 85 persen orang yang bermain game action selama enam jam lebih setiap minggu memiliki bagian abu-abu (grey matter) yang lebih sedikit pada bagian hipokampus, dibandingkan yang jarang main game.
Orang dengan jumlah materi abu-abu yang lebih sedikit pada hipokampus ditemukan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kejiwaan mulai dari depresi, skizofrenia, PTSD, hingga penyakit Alzheimer. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian dan analisa lebih lanjut.
Hipokampus adalah bagian otak yang menjadi pusat belajar, penyimpanan, dan pengolahan memori jangka panjang. Apabila ada bagian hipokampus rusak atau bahkan hanya sebagian saja, maka kita dapat mengalami masalah memori yang serius.
Secara ringkas, hubungan hipokamus dan main game action seperti ini, otak dipaksa berpikir kreatif untuk menemukan strategi mengalahkan lawan. Proses ini melibatkan bagian otak yang bernama striatum.
Striatum adalah bagian otak yang bertindak untuk melatih kita berpikir cepat dan kebiasaan-kebasaan berulang, misal saat bermain, otak secara otomatis tahu kapan harus meloncat, menembak, memukul, atau berlari ke kiri, kanan dan sejenisnya tanpa harus berpikir panjang.
Semakin sering bagian otak ini digunakan, maka akan semakin sedikit juga menggunakan hipokampus untuk mengingat hal-hal penting. Sebagai akibat, hipokampus mengalami atrofi alias kehilangan sel-sel dan jaringannya secara perlahan.
Dampak paling buruk, Anda tidak bisa lagi mengingat memori yang bersifat jangka panjang. Untuk memori jangka pendek masih dimungkinkan diingat, tapi sayang hal-hal yang baru terjadi sebelum hipokampus rusak tidak dapat diingat.
Jadi, misal, Anda sangat mudah mengingat nama-nama teman sekolah dulu. Namun, sekarang justru gampang lupa dengan nama kolega baru di kantor. Dengan kata lain, Anda jadi lebih mudah lupa meskipun usia masih muda.
Untuk mengurangi efek negatif ini, desainer dan pembuat action game disarankan untuk menghilangkan alat navigasi dalam sistem yang mereka buat. Hal ini akan memungkinkan gamer untuk mencari jalan secara manual dan menggunakan petunjuk atau land mark dalam game tersebut. Hal ini berguna sebagai cara untuk memperkuat pembelajaran spasial.
Dalam penelitian lain juga ditemukan, bermain action game balap mobil atau balap motor dapat memengaruhi perilaku.
Permainan ini membuat para pemain lebih cenderung mengambil risiko seperti melanggar batas kecepatan, melawan arah, menerobos lampu merah hingga menggunakan ponsel saat berkendara.
Menurut peneliti, Mingming Deng dari School of Management di Xi'an Jiaotong University di Kota Xi'an, Tiongkok, para penggemar permainan jenis ini harus lebih waspada dalam mengendarai kendaraan di jalanan.
"Saya pikir gamer balap harus lebih waspada dalam mengemudi dalam arti yang sebenarnya," kata Deng.
Berdasarkan tes kepribadian, orang-orang yang lebih suka berpetualang cenderung mengambil lebih banyak risiko daripada mereka yang kurang berpetualang.
"Game dapat memengaruhi perilaku pemain, tetapi juga individu yang memainkan game ini mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dibanding mereka yang tidak bermain sama sekali," tambah Catherine C. McDonald, asisten profesor di University of Pennsylvania School of Nursing di Kota Philadelphia, Amerika Serikat mengomentari penelitian tersebut.
Menurut psikolog Astrid Wen M.Psi, peran orang tua membatasi durasi anak bermain game cukup penting.
“Hal itu kembali lagi dengan kebijakan keluarga atau orang tua masing-masing. Ada yang misalnya memberi waktu hanya saat weekend, ada yang boleh setiap hari tapi hanya per 15 menit atau misal boleh main sekitar setengah jam di waktu istirahat, misal di saat anak sudah main, sudah makan, dalam arti diberikan saat waktu bebas anak," ujar dia.
Dengan memberlakukan aturan waktu bermain game kepada anak, menurut Astrid, akan melatih mereka mengatur dirinya sendiri untuk tidak selalu memenuhi apa yang mereka inginkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan kecanduan bermain game atau game disorder sebagai disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan.
Kecanduan game diartikan dari beberapa kategori seperti dalam tautan berikut ini.
''Bermain game sampai menyebabkan distress dan disfungsi, barulah akan kita masukkan ke kategori gangguan mental sehingga kita tidak boleh mengatakan bahwa semua yang memainkan game dikatakan menderita kecanduan atau gangguan mental," tutur praktisi kesehatan jiwa dr. Kristiana Siste, SpKJ (K) dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Namun, dalam penelitian terakhir ditemukan bahwa terlalu sering bermain permainan tersebut dapat mengakibatkan masalah pikun.
Fakta mengejutkan ini ditemukan oleh seorang dosen psikologi Gregory West asal Universite de Montreal, Kanada, pada tahun 2017 lalu.
Padahal, beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa main game actionmemberikan dampak positif bagi penggunanya. Salah satunya adalah melatih kemampuan motorik dan fokus seseorang.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry ini justru mengungkap hal sebaliknya. Sebanyak 85 persen orang yang bermain game action selama enam jam lebih setiap minggu memiliki bagian abu-abu (grey matter) yang lebih sedikit pada bagian hipokampus, dibandingkan yang jarang main game.
Orang dengan jumlah materi abu-abu yang lebih sedikit pada hipokampus ditemukan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kejiwaan mulai dari depresi, skizofrenia, PTSD, hingga penyakit Alzheimer. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian dan analisa lebih lanjut.
Hipokampus adalah bagian otak yang menjadi pusat belajar, penyimpanan, dan pengolahan memori jangka panjang. Apabila ada bagian hipokampus rusak atau bahkan hanya sebagian saja, maka kita dapat mengalami masalah memori yang serius.
Secara ringkas, hubungan hipokamus dan main game action seperti ini, otak dipaksa berpikir kreatif untuk menemukan strategi mengalahkan lawan. Proses ini melibatkan bagian otak yang bernama striatum.
Striatum adalah bagian otak yang bertindak untuk melatih kita berpikir cepat dan kebiasaan-kebasaan berulang, misal saat bermain, otak secara otomatis tahu kapan harus meloncat, menembak, memukul, atau berlari ke kiri, kanan dan sejenisnya tanpa harus berpikir panjang.
Semakin sering bagian otak ini digunakan, maka akan semakin sedikit juga menggunakan hipokampus untuk mengingat hal-hal penting. Sebagai akibat, hipokampus mengalami atrofi alias kehilangan sel-sel dan jaringannya secara perlahan.
Dampak paling buruk, Anda tidak bisa lagi mengingat memori yang bersifat jangka panjang. Untuk memori jangka pendek masih dimungkinkan diingat, tapi sayang hal-hal yang baru terjadi sebelum hipokampus rusak tidak dapat diingat.
Jadi, misal, Anda sangat mudah mengingat nama-nama teman sekolah dulu. Namun, sekarang justru gampang lupa dengan nama kolega baru di kantor. Dengan kata lain, Anda jadi lebih mudah lupa meskipun usia masih muda.
Untuk mengurangi efek negatif ini, desainer dan pembuat action game disarankan untuk menghilangkan alat navigasi dalam sistem yang mereka buat. Hal ini akan memungkinkan gamer untuk mencari jalan secara manual dan menggunakan petunjuk atau land mark dalam game tersebut. Hal ini berguna sebagai cara untuk memperkuat pembelajaran spasial.
Dalam penelitian lain juga ditemukan, bermain action game balap mobil atau balap motor dapat memengaruhi perilaku.
Permainan ini membuat para pemain lebih cenderung mengambil risiko seperti melanggar batas kecepatan, melawan arah, menerobos lampu merah hingga menggunakan ponsel saat berkendara.
Menurut peneliti, Mingming Deng dari School of Management di Xi'an Jiaotong University di Kota Xi'an, Tiongkok, para penggemar permainan jenis ini harus lebih waspada dalam mengendarai kendaraan di jalanan.
"Saya pikir gamer balap harus lebih waspada dalam mengemudi dalam arti yang sebenarnya," kata Deng.
Berdasarkan tes kepribadian, orang-orang yang lebih suka berpetualang cenderung mengambil lebih banyak risiko daripada mereka yang kurang berpetualang.
"Game dapat memengaruhi perilaku pemain, tetapi juga individu yang memainkan game ini mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dibanding mereka yang tidak bermain sama sekali," tambah Catherine C. McDonald, asisten profesor di University of Pennsylvania School of Nursing di Kota Philadelphia, Amerika Serikat mengomentari penelitian tersebut.
Menurut psikolog Astrid Wen M.Psi, peran orang tua membatasi durasi anak bermain game cukup penting.
“Hal itu kembali lagi dengan kebijakan keluarga atau orang tua masing-masing. Ada yang misalnya memberi waktu hanya saat weekend, ada yang boleh setiap hari tapi hanya per 15 menit atau misal boleh main sekitar setengah jam di waktu istirahat, misal di saat anak sudah main, sudah makan, dalam arti diberikan saat waktu bebas anak," ujar dia.
Dengan memberlakukan aturan waktu bermain game kepada anak, menurut Astrid, akan melatih mereka mengatur dirinya sendiri untuk tidak selalu memenuhi apa yang mereka inginkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan kecanduan bermain game atau game disorder sebagai disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan.
Kecanduan game diartikan dari beberapa kategori seperti dalam tautan berikut ini.
''Bermain game sampai menyebabkan distress dan disfungsi, barulah akan kita masukkan ke kategori gangguan mental sehingga kita tidak boleh mengatakan bahwa semua yang memainkan game dikatakan menderita kecanduan atau gangguan mental," tutur praktisi kesehatan jiwa dr. Kristiana Siste, SpKJ (K) dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Emang sih belom terbukti alias masih butuh penelitian lebih dalam lagi terkait ini. Cuman kalo kata ane sih ada benernya juga, segala sesuatu yang berlebihan itu pasti gak bagus, termasuk bermain game.

Jadi seperlunya aja yah main game, jangan seharian juga

Semoga threat ane bermanfaat

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5


SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 
4 Penyebab yang bikin gairah seks agan menurun
Ini dia penjelasan kenapa Smartphone agan kagak berfungsi pada udara dingin ekstrem
Inilah alasan kenapa ente harus tidur pake bantal gan
Mengapa ada orang yang tetap kurus meski banyak makan
Antartika menyimpan fosil hewan purba kerabat dinosaurus
Beberapa pantangan ketika tahun baru Imlek yang mungkin belum ente tau
Penyebab Kenapa Orang Pada Selingkuh
Ente mau panjang umur? Inilah yang harus dilakukan ketika muda
Gak cuman hidung yang bisa kena flu, ternyata perut juga bisa. Yuk kenali kondisinya
Terungkap, lanskap Arktika di balik es 40 ribu tahun


4 Penyebab yang bikin gairah seks agan menurun
Ini dia penjelasan kenapa Smartphone agan kagak berfungsi pada udara dingin ekstrem
Inilah alasan kenapa ente harus tidur pake bantal gan
Mengapa ada orang yang tetap kurus meski banyak makan
Antartika menyimpan fosil hewan purba kerabat dinosaurus
Beberapa pantangan ketika tahun baru Imlek yang mungkin belum ente tau
Penyebab Kenapa Orang Pada Selingkuh
Ente mau panjang umur? Inilah yang harus dilakukan ketika muda
Gak cuman hidung yang bisa kena flu, ternyata perut juga bisa. Yuk kenali kondisinya
Terungkap, lanskap Arktika di balik es 40 ribu tahun

3
6.8K
Kutip
50
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan