Assalamu’alaikum agan sista…
Menjelang pergantian tahun, beberapa brandbiasanya akan memompa kinerja pengiklanannya, dengan tujuan memperoleh hasil penjualan yang lebih besar. Bentuk reklame atau iklan biasanya berupa gambar, video maupun tulisan yang tersebar di berbagai media, tak terkecuali di kaskus sini, gan. Peningkatan intensias iklan tersebut biasanya dimaksudkan untuk menyambut produk baru atau menghabiskan stok produk lama.
Dalam mengiklankan, terutama melalui media tulisan, orang-orang akan cenderung melakukan soft selling atau terselubung. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak merasa terganggu, sehingga diperlukan informasi lain yang kadarnya lebih banyak untuk “menyelimuti” iklan tersebut. Tak ada salahnya melakukan hal tersebut, karena memang, tidak semua pembaca membutuhkan produk yang diiklankan, tapi tak bisa dipungkiri pula ada sebagian yang berkemungkinan besar membutuhkan.
Kalo melihat beberapa thread di kaskus sebulanan ini, sering sekali dijumpai iklan suatu brand teknologi. Apakah para kaskuser tidak menginginkan produk yang diiklankan tersebut? Bisa iya, bisa nggak. Namun, yang mau ane bahas di sini adalah hubungannya penempatan iklan dalam suatu artikel terhadap kepribadian si penulis.
Quote:
Tak ada ketetapan di baris mana produk tersebut akan diiklankan
Ketika terjadi kesepakatan, tidak diberikan ketentuan khusus iklannya harus diletakkan di baris mana dalam tulisan yang dibuat. Yang penting harus ada kata kunci khusus, tautan, atau gambar yang memang diberikan oleh pihak pengiklan. Jadi, dalam menentukan di posisi manakah iklan tersebut akan diuraikan, memang murni dari pihak penulisnya.
Sebagai orang yang menulis dan tulisannya disisipi iklan, tentunya tidak bisa asal menempatkan begitu saja, dong, gan. Ada pertimbangan-pertimbangan khusus yang diperhatikan karena mengacu pada “orang tidak suka dengan iklan”. Pengambilan keputusan untuk meletakkan posisi iklan itu yang menunjukkan sifat orang tersebut, serta bagaimana kemungkinannya dia bersikap ketika akan menjalin hubungan dengan seseorang.
Quote:

Sumber:https://kelascinta.com/single-life/6-cara-untuk-menjadi-lebih-percaya-diri
Iklan diletakkan di baris awal tulisan
Orang yang menulis dan meletakkan iklan di awal tulisannya merupakan orang yang penuh dengan percaya diri. Percaya dengan kualitas produk yang diiklankan dan percaya dengan tema tulisan yang dibuat. Pertimbangan yang diambil saat meletakkan iklan di awal tulisan adalah “walo diawali iklan, kalo tulisannya bagus, orang tetap akan membacanya sampai habis”. Sama situasinya dengan pertunjukan iklan di bioskop. Walo diawali dengan iklan ini dan itu, tapi karena orang-orang menantikan film yang akan diputar, tentu iklan tersebut tak akan memberikan kesan negatif.
Jika ini dalam hal menjalin hubungan, orang tersebut saat baru kenal sudah akan langsung mengatakan kalo dia suka. Karena dia begitu percaya diri bahwa apa yang ada di dirinya, apa kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaannya, pasti bisa membuat si target menjadi sangat suka.
Quote:

Sumber:https://magnetmotivasi.wordpress.com/2015/06/05/memanfaatkan-kesempatan/
Iklan diletakkan di tengah tulisan
Jika kita menemukan iklan di tengah-tengah pembahasan penting dari suatu tulisan, itu berarti orang yang membuat tulisan tersebut sangat bisa melihat kesempatan dan suka mencuri perhatian. Ada thread tentang hal yang lagi rame di media sosial. Kita baca perlahan tiap kalimatnya. Sudah mulai serius dan tertarik, tahu-tahu ada iklan nyempil aja. Perhatian kita kan jadi terampas semua ke iklan itu.
Kalo dalam hal menjalin hubungan, orang yang meletakkan iklan di tengah tulisan itu biasanya memulai perkenalan sewajarnya. Membahas apa-apa yang disukai oleh gebetannya. Ketika ada pertanda gebetannya itu juga tertarik dengan dirinya, dia langsung saja menyatakan perasaannya. Nggak ada pertimbangan untuk menunggu lebih lama lagi, Karena bagi orang tersebut, kesempatan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Quote:
Sumber:https://steemit.com/america/@rijal10/jangan-ragu-ragu-dalam-mengambil-keputusan
Iklan diletakkan di tengah dalam bentuk tulisan poin-poin
Kita tentu pernah melihat thread yang dalam bahasannya dia membuat poin-poin yang tujuannya untuk memudahkan pembaca memahami apa saja yang penting dari tulisannya. Ketika dia mengiklankan suatu produk dalam tulisannya, dia juga akan menaruhnya dalam poin-poin tersebut. Kebanyakan, bahkan bisa dikatakan “semua”, iklan yang diselipkan selalu saja diletakkan di poin pertengahan dari poin keseluruhan. Kalo misal ada 10 poin, iklannya akan ada di nomor 5 atau 6.
Hal ini menunjukkan bahwa penulis tersebut sangat ragu dengan apa yang mau dia sampaikan. Karena sifatnya yang peragu tersebut, dia harus membuat cadangan lainnya untuk menutupi keraguannya atau sebagai pengalih perhatian jika poin utamanya tidak tepat sasaran. Misal dia membahas tentang apa saja poin penting dalam membuat video bagus, poin awal membicarakan teknik, poin utamanya (iklan) dia membahas produk, lalu dia akan membuat poin lain setelahnya yang membahas hal lainnya lagi, seperti pencahaan atau editingnya, kalo-kalo orang tidak suka dengan poin utamanya.
Kalo dalam hal menjalin hubungan, orang ini memang bisa membaca kode gebetannya apakah si gebetannya itu juga suka atau nggak. Namun, dia masih saja ragu. Makanya saat dia mengungkapkan perasaannya, terus tanggapan gebetannya berupa kata “apa? kamu bilang apa barusan?”, dia akan buru-buru bilang kalo dia mengucapkan kalimat yang lain dan lain dan lain dan lain-lain.
Quote:
Sumber:https://www.idntimes.com/life/relationship/danti/awas-terjebak-hubungan-dengan-orang-manipulatif-kenali-8-cirinya
Iklan diletakkan di akhir tulisan
Kalo kita membaca thread dan di akhir tulisan malah ngiklan, ini berarti orang yang membuat tulisan tersebut sangat manipulatif dan perfeksionis. Dia nggak akan menunjukkan tujuan utamanya (ngiklan) kalo belum benar-benar bisa menarik perhatian pembacanya sampai akhir. Untuk itu, di awal sampai menjelang akhir tulisan, dia akan memberikan info-info menarik yang membuat orang yang membacanya jadi semakin penasaran.
Ketika sudah mencapai akhir, dikeluarkanlah iklan produk tersebut. Save the best for the last, mungkin begitu prinsipnya. Pembacanya juga akan mengalami “shock”, karena suka atau tidak dengan produknya, mereka sudah mengukirnya di pikiran mereka. Semacam efek trauma. “Udah baca serius-serius, malah iklan.”
Misalnya dia mau mengiklankan produk berkualitas semacam [url=https://www.S E N S O R/id/]Honor View 10 Indonesia[/url] yang merupakan produk berprosesor AI pertama di dunia dan membuat task apapun di [url=https://club.S E N S O R/id/]honor smartphone[/url] tersebut terasa cepat dan mulus. Penulisnya akan menunjukkan kelebihan tersebut di akhir tulisannya, untuk awal-awal tulisan, mungkin dia akan membahas hal lain. Bisa saja tentang hubungan bentuk tulisan terhadap sifat penulisnya. Manipulatif.
Ketika dikaitkan dalam menjalin hubungan, orang ini biasanya penyabar dalam menarik perhatian gebetannya. Semua hal baik ditunjukkan di awal-awal pendekatan. Ketika semua sudah dikerahkan, gebetannya juga sudah menunjukkan ketertarikan mendalam, barulah dia mengungkapkan perasaan. Gebetannya juga sudah kena efek “udah deket dan nyaman gini, yaudah ayok”. Manipulatif sekali.
Demikian thred kali ini, gan. Semoga bisa berjumpa lagi di thread ane berikutnya.