Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Terlalu Mahal! Supir Truk Hindari Lewat Tol Trans Jawa, Jasa Marga Pikir-pikir
https://m.bizlaw.id/read/4353/Terlalu-Mahal-Supir-Truk-Hindari-Lewat-Tol-Trans-Jawa-Jasa-Marga-Pikir-pikir

Terlalu Mahal! Supir Truk Hindari Lewat Tol Trans Jawa, Jasa Marga Pikir-pikir*

Bizlaw
2019/02/03 18:58

Supir truk pengangkut barang mulai meninggalkan tol Trans Jawa yang dinilai terlampau mahal dibanding melaju di jalur pantai utara atau Pantura.

Dikutip dari detikcom, para supir itu mengaku uang saku yang diberikan perusahaan tak cukup jika dipakai melintasi tol Trans Jawa. Sedangkan jika melewati jalur Pantura, masih ada sisa uang yang bisa dibawa pulang.

Hasanudin, salah satu pengemudi truk asal Kendal, Jawa Tengah, menjelaskan hitung-hitungannya.

"Hitunganya seperti ini, Semarang ke Jakarta hanya untuk tarif jalan tol untuk kendaraan golongan I mencapai Rp 334 ribu, kalau kendaraan berat maksimal dua kali golongan I," katanya baru-baru ini.
Hasanudin mengakui jalur tol memang bebas hambatan. Namun tarifnya selangit. Sementara di jalur Pantura, ia hanya mengalami kendala di Jembatan Timbang (Banyuputih-Batang).

Sekali jalan, kata Hasanuddin, perusahaan membekali uang uang saku Rp3,6 juta. Tak ada negosiasi. Uangnya harus cukup untuk kebutuhan apapun selama di jalan.

Untuk membeli bahan bakar solar, Hasanudin butuh Rp1,6 juta pulang pergi. Belum biaya bongkar muat, uang makan bersama kernet untuk tiga hari di perjalanan, dan biaya tak terduga lainnya semisal mengalami kebocoran di jalan.

Untuk biaya bongkar muat, kata Hasanuddin, butuh Rp300 ribu. Untuk kernet Rp600 ribu.
Kalau ditotal sudah Rp 2,5 juta, itu belum termasuk makan bersama kernet selama tiga hari perjalanan pulang pergi," jelasnya.

Jika lewat jalur Pantura, Hasanudin mengatakan mengantongi uang sisa Rp400 ribu. Itu belum termasuk untuk biaya di Jembatang Timbang di Batang. Belum lagi kalau sedang apes karena bocor ban di jalan.

Dirinya hanya akan mengantongi uang sisa sebesar Rp 400 ribu untuk dibawa ke rumah. Itupun masih bisa berkurang untuk biaya jembatan timbang di Batang, ataupun apabila sedang sial ban truknya bocor ataupun persoalan teknis lainnya di jalanan.

" *Itu lewat pantura sisa segitu. Kalau lewat tol, uangnya tidak bersisa. Mau makan apa keluarga kami* ," kata Hasanudin.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Pekalongan mencatat peningkatan jumlah truk yang melintas di jalur Pantura. Lonjakannya mencapai 70 persen.

Kaji Ulang

Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani, mengatakan, tarif tol itu akan dikaji ulang. Butuh waktu satu hingga dua bulan untuk mengkajinya.

"Kami sudah kaji tarif tol, sesuai yang kami laporkan. Kami akan kaji lebih dalam karena tidak ada historical-nya (sejarahnya). Ini pertama kali tersambung jadi belum ada data," kata Desi sepertdi diberitakan CNNIndonesia.com, 1 Februari 2019.

Desi mengaku pihaknya mengetahui adanya keluhan tentang tarif. Namun, di sisi lain, Desi mengatakan banyak juga yang menyambut baik tersambungnya ruas tol Trans Jawa.
Berdasarkan data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk kendaraan golongan V yaitu sejenis truk dan transportasi logistik total tarif tol Jakarta - Surabaya Rp1.382.500.
Para pengusaha dan supir truk lebih memilih jalur Pantura sebab hanya perlu mengeluarkan ongkos bensin dan gaji supir dengan durasi perjalanan dari Jakarta Surabaya 18 jam.

Protes juga datang dari pengusaha transportasi yang bergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda). Meski diakui menghemat waktu perjalanan, namun besaran tarif masih menjadi ganjalan.
Ketua Umum Organda, Adrianto Djokosoetono, mengatakan ongkos logistik bagi angkutan umum yang masuk Tol Trans Jawa masih terlalu besar. Padahal, pemerintah selalu mengatakan tujuan utama dibuatnya tol untuk menekan biaya logistik. Nyatanya, tarif yang diberlakukan terasa mencekik.

"Organda mengapresiasi infrastruktur yang terjadi, dan waktu tempuh pun menjadi lebih singkat. Tapi tarif tol yang masih menjadi isu, kami mendorong pemerintah untuk berpihak juga ke kami, kan kalau tarif sekarang kami disetarakan golongan III ya cukup mahal untuk kami," kata Adrianto.

Adrianto mengusulkan agar tarif Tol Trans Jawa diturunkan sehingga tidak terlalu memberatkan pengguna. Bahkan, ia melanjutkan, seharusnya pemerintah memberikan insentif bagi angkutan umum sebagai bentuk keberpihakan pemerintah.
Namun, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna tak sepakat. Katanya, otoritas pengelola tol tidak bisa begitu saja menurunkan tarif. Alasan Herry, jika diturunkan, muncul masalah baru.

"Ini investasi, yang bangun itu badan usaha. Biayanya harus ada yang dikembalikan. Ada juga kepastian investasi yang harus kita penuhi," kata dia seperti dilaporkan Tirto.co.id

Menurut Hery, investor perlu mendapat kepastian pembayaran. Bukan hanya ramai lancar, namun Tol Trans Jawa juga dituntut bisa menghasilkan keuntungan.

"Dari sisi investasi jalan tolnya. Kalau ini [tarif tol] ditekan dia [investor] tidak bisa mengembalikan investasinya, dia akan ada masalah baru yang dibuat," papar dia.
Seperti diketahui, Tol Trans Jawa dibangun oleh tiga Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berbeda, yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Marga Harjaya Infrastruktur (Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto).

Total investasi untuk ruas Tol Trans Jawa bisa dilihat secara rinci dalam tabel monitoring progress konstruksi yang dirilis pada situs web BUJT.

Nilai investasinya sebagai berikut:
* Ruas Pejagan-Pemalang dengan investasi Rp6,84 triliun, digarap oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road. Ruas tol ini sudah beroperasi pada 2016.
* Ruas Pemalang-Batang mencapai Rp4,08 triliun, digarap oleh PT Pejagan Pemalang Toll Road. Rute ini sudah beroperasi pada Juni 2018.

* Ruas Batang-Semarang investasinya mencapai Rp11,05 triliun. Ruas ini digarap oleh PT Jasa Marga Semarang Batang dan sudah beroperasi sejak Desember 2018.
* Ruas Semarang-Solo dengan investasi Rp7,30 triliun, digarap oleh PT Trans Marga Jateng. Rute ini sudah beroperasi pada Desember 2018.

* Ruas Solo-Ngawi memiliki total investasi Rp5,4 triliun triliun, digarap oleh PT Solo Ngawi Jaya. Rute ini sudah beroperasi pada November 2018.
* Ruas Ngawi-Kertosono memiliki total investasi Rp3,82 triliun yang digarap oleh PT Ngawi Kertosono Jaya. Rute ini sudah beroperasi pada Maret 2018.

* Ruas Gempol-Pasuruan yang memiliki total investasi Rp2,77 triliun digarap oleh PT Transmarga Jatim Pasuruan dan sudah beroperasi pada Mei 2018.
* Ruas Pasuruan-Probolinggo memiliki total investasi Rp3,55 triliun yang digarap oleh PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol. Rute ini sudah beroperasi Desember 2018.
* Ruas Probolinggo-Banyuwangi memikiki total investasi Rp23,39 triliun. Proyek ini akan digarap oleh PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi yang diproyeksi selesai di 2019.
++++

Gimana koment agan2..
Ya jasa marga jgn lama2 ya mikirnya tuk turunin tarif...
Kasihan om2 supir truk..jika mau lewat tol.eh duit abis..
gak ada sisa tu duit.tuk makan anak istrinya..

++++
*Tarif Mahal, Sopir Truk Triler Ogah Lewat Tol Trans Jawa*
Senin, 28 Januari 2019 — 22:29 WIB

JAKARTA – Sopir truk trailer dan angkutan umum enggan masuk Tol Trans Jawa dengan alasan biayanya cukup tinggi. Mereka kembali melintas di Jalur Pantai Utara (Pantura) hingga Kota Pekalongan.

Dalam beberapa lalu ketika Tol Trans Jawa digratiskan volume kendataan di Jalur Pantura relatif sepi terutama angkutan barang. Namun dua hari ini terjadi peningkatan kembali kendaraan karena sopir enggan lewat tol yang baru dibuka itu.

Alasan sejumlah pengemudi karena tarif tol dianggapnya terlalu mahal.“Lebih hemat menggunakan Jalur Pantura ketimbang tol yang tarifnya mahal,” aku Edy sopir asal Pekalongan.

Saat ini tarif tol Semarang ke Jakarta untuk kendaraan golongan I Rp 334 ribu, kalau kendaraan berat lebih Rp500 ribu.

Padahal uang saku yang diberikan perusahaan kata Edy hanya Rp 3,6 juta. Uang itu dibelikan bahan bakar solar sekitar Rp1,6 juta, bongkar muat Rp300 ribu, buat kernet Rp600 ribu.

“Belum dipotong untuk makan, rokok, jembatan timbang, ban bocor dan keperluan lainnya. Perjalanan pulang pergi tiga hari bisa-bisa nggak bawa uang ke rumah kalau lewat tol trans Jawa,” katanya.

Pengusaha transportasi yang terhimpun dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta pemerintah memikirkan kembali penetapan tarif tol trans Jawa yang dianggap terlalu mahal.

Ketua Umum Organda Adrianto Djokosoetono, berharap seharusnya tarif tol untuk angkutan umum diberikan insentif.

Diakuinya dengan tol yang baru waktu tempuh pun menjadi lebih singkat tetapi justru menimbulkan biaya logistik baru.

“Tarif golongan III (tiga) sebaiknya ditinjau kembali hingga limapuluh persen dikurangi dari tarif sekarang” harap Adrianto.

Tidak hanya sopir maupun organda yang mengeluh, pengusaha logistik pemilik barang juga mengeluhkan tarif tol yang terlalu mahal untuk truk-truk pengangkut barang.

Akibatnya truk-truk tersebut pindah haluan dari Tol Trans Jawa, dan kembali ke Jalan Pantura. (dwi/b)

http://poskotanews.com/2019/01/28/tarif-mahal-sopir-truk-triler-ogah-lewat-tol-trans-jawa/
0
6K
78
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan