"Setiap rasa cemburu kadang bisa beralasan kadang juga tidak, tetapi setiap rasa sayang bisa begitu jujur diungkapkan oleh rasa cemburu". -unknown


Aku benci menjadi seorang pencemburu.
Ketika oranglain bersamanya hatiku merasa rancu.
Padahal mereka hanya teman-temanku.
Walaupun sekadar obrolan biasa yang mereka perbincangkan kala itu.
Entahlah, rasa cemburu ini selalu saja mendadak bertamu.
Kerap kali aku gagal dan tak pandai mengontrol hatiku.
Aku selalu risau, apakah hal ini karena hatiku yang terlalu rapuh atau kurang mempercayai perasaannya padaku.
Ah entahlah, hatiku hanya bisa diam terpaku.

Ketika cemburu mungkin bisa dikatakan hal yang lumrah.
Tetap saja hatiku tak bisa berkata yasudahlah.
Walaupun logika selalu mengatakan biarkanlah, perasaan selalu saja berulah.
Seketika sukma bagaikan tertancap galah.
Ragapun rasanya ingin menghindar karena hal itu membuatku lelah.
Mungkin ini terkesan diriku seperti yang bermasalah.
Namun kenyataannya memang seperti begitulah.

Biarlah..
Biarkanlah cemburu hanya sebatas cemburu.
Sebagai salah satu symbol bahwa hatiku terpaut pada semua hal yang berkaitan denganmu.
Aku tak pernah menyalahkan rasa sakit cemburu ini karenamu, karena ini mutlak dari perasaanku.
Perasaanku yang mungkin menanggapi setiap keadaan dengan terburu-buru.
Yang ujung-ujungnya malah memberikan kesan buruk pada pikiranku.
Dan pada akhirnya aku malah cemburu.

Namun pertanyaannya.
Bolehkah aku cemburu? 
Cemburu pada orang orang yang bisa lebih dekat denganmu.
Cemburu pada orang orang yang bisa lebih mendapatkan canda tawamu.
Cemburu pada orang orang yang bisa lebih banyak berkomunikasi denganmu.
Bolehkah?



-Mysterious