Kaskus

News

LordFariesAvatar border
TS
LordFaries
Ada Sekitar 200 TKA Tiongkok yang Bekerja di Tapanuli Selatan
Ada Sekitar 200 TKA Tiongkok yang Bekerja di Tapanuli Selatan
TRIBUN-MEDAN.com - Beberapa hari lalu, publik dihebohkan dengan dugaan pelecehan seksual oleh dua oknum Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok terhadap dua pekerja lokal pada proyek pembangunan PLTA Simarboru (Sipirok, Marancar dan Batangtoru) di Tapanuli Selatan, Sumut.

Dua oknum TKA tersebut, yakni CWW (32) dan GJ (54), dilaporkan oleh LH dan LKH. Kedua perempuan ini merupakan warga lokal yang juga bekerja pada proyek tersebut. Keduanya melapor ke Polres Tapanuli Selatan karena diduga telah dilecehkan oleh dua oknum TKA asal Tiongkok itu.

Namun selang dua hari kemudian, para pelapor mencabut laporannya tersebut. Alasan, mereka telah berdamai. Pihak Sinohydro Corp Ltd PLTA Batangtoru disebut-sebut telah memediasi keduanya.

Kini, tanpa diproses lebih lanjut secara hukum, dua oknum TKA itu telah dipulangkan oleh Sinohydro Corp Ltd PLTA Batangtoru ke negara asalnya.


Adanya kasus ini membuat sebagian publik geram. Di sisi lain, beberapa kalangan juga mengaku terkejut dan baru mengetahui adanya TKA asal Tiongkok yang bekerja di Tapanuli Selatan.

Kepada Tribun Medan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Pemkab Tapanuli Selatan Amros Karangmatua mengatakan bahwa terdapat 200 TKA asal Tiongkok yang bekerja di Tapanuli Selatan. Data ini didasarkan atas laporan terakhir.

Amros mengatakan, para TKA ini dipekerjakan oleh Sinohydro Corp Ltd PLTA Batangtoru, perusahaan asal China atau Tiongkok. Perusahaan asing inilah yang mengerjakan pembangunan proyek PLTA Simarboru Tapanuli Selatan dengan dukungan pendanaan oleh Bank of China.

"Ada 200 orang (TKA asal Tiongkok). Mereka bekerja di Sinohydro," kata Amros, Jumat (1/2/2019).

Amros mengatakan, data jumlah TKA Tiongkok tersebut belum termasuk dua oknum yang kabarnya telah dipulangkan pihak perusahaan ke negara asal.

Bahkan, kata Amros, pihak Sinohydro Corp Ltd PLTA Batangtoru belum melaporkan pemulangan TKA itu secara resmi atau formal. Mereka hanya diinformasikan secara lisan.

"Itu belum termasuk jumlah dua orang TKA yang dipulangkan," ujar Amros.

"Kemarin saya sudah telepon mereka, saya tanya informasi terakhir bagaimana, kata dideportasi. Saya bilang buatlah laporannya ke kami. Karena sampai sekarang belum ada," kata Amros.

Senada dengan pihak Pemkab Tapanuli Selatan, Kepala Bidang Pengawasan Tenaga Kerja Dinas Ketenagakerjaan Pemprov Sumut Frans Bangun juga mengatakan terdapat 200 TKA Tiongkok yang bekerja di kabupaten itu.

Meski demikian, Frans belum mengetahui bahwa terdapat dua oknum TKA yang dilaporkan atas dugaan pelecehan serta sudah dihilangkan ke negara asalnya, Tiongkok.

Sepengetahuan Frans, kasus ini masih ditangani secara hukum oleh Polres Tapanuli Selatan. Frans mendapat informasi terkini dari pihak UPT Wilayah V Dinas Tenaga Kerja Pemprov Sumut.

"Di Sinohydro ada 200 orang TKA (Tiongkok), kemudian kalau tindak lanjut yang kita lakukan masih dalam proses di kepolisian, karena itu menyangkut hukum pidana," kata Frans.

"Oh begitu, terima kasih, saya baru dapat info ini," ujar Frans setelah mengetahui dua oknum TKA tersebut sudah dipulangkan ke negara asal.

Terpisah, HR Manager Sinohydro Corp Ltd PLTA Batangtoru Fendi Nasution membenarkan terdapat sekitar 200 TKA asal Tiongkok yang bekerja pada pembangunan PLTA Simarboru.

Data jumlah tersebut belum termasuk dua oknum TKA yang sudah dipulangkan ke negara asalnya usai dilaporkan atas kasus dugaan pelecehan terhadap dua pekerja lokal. Selain itu, kata Fendi, juga terdapat beberapa TKA Tiongkok lainnya yang juga sudah dipulangkan.

Fendi tidak menampik belum memberi pemberitahuan secara resmi ke pemerintah daerah terkait pemulangan dua oknum TKA terlapor kasus dugaan pelecehan tersebut. Informasi masih disampaikan secara lisan alias nonformal.

"Secara surat menyurat menyusul. Ibaratnya adinda saya beri tahu besok saya mau menikah, tapi undangan besok, seperti itu," kata Fendi.

Sebelumnya, dua perempuan warga Tapanuli Selatan yang bekerja pada proyek pembangunan PLTA Simarboru melapor ke Mapolres Tapanuli Selatan, Jumat (25/1/2019).

Mereka mengaku telah mendapat pelecehan seksual oleh dua oknum TKA asal Tiongkok yang juga bekerja pada proyek pembangunan PLTA itu.

Selang dua hari kemudian, yakni Minggu (27/1/2019), satu di antara dua pelapor dugaan pelecehan seksual oleh TKA asal Tiongkok bernidial LKH (24), mengaku sudah tidak memperpanjang kasus itu dan memilih berdamai.

LKH merupakan warga lokal yang bekerja sebagai juru masak pada proyek pembangunan PLTA Sipirok, Tapanuli Selatan. Ia awalnya mengaku telah mendapatkan dugaan pelecehan seksual dari seorang TKA asal Tiongkok berinisial GJ (54) pada Kamis (24/1/2019) lalu. GJ diduga telah memegangi bokong LKH saat mereka berada di dapur.

Warga Gunung Hasahatan, Desa Aek Batang Paya, Tapanuli Selatan ini pun akhirnya melaporkannya ke Polres Tapanuli Selatan pada Jumat (25/1/2019).

"Kita sudah beramai kok, sudah baik-baik saja semuanya," kata LKH melalui sambungan telepon, Minggu (27/1/2019).

LKH mengatakan bahwa upaya penghentian proses hukum atas laporannya itu ia serahkan kepada pihak perusahaan tempat ia bekerja.

"Itu biarlah urusan perusahaan itu. Laporan pun sudah dicabut," kata LKH.

Karena telah berdamai, LKH pun tidak bersedia komentar lebih lanjut terkait persoalan ini. Karena sekali lagi, ia mengatakan persoalan ini telah dibicarakan pihak perusahaan dengan keluarganya.

"Tidak tahu ya, soalnya itu apanya sama keluarga saya. Soalnya orang itu ngomongnya sama keluarga saya, begitu. Jadi apa kata keluarga saya, itulah kata saya," ujar LKH sembari mengakhiri sambungan telepon.

LKH bukan satu-satunya pekerja lokal pada proyek pembangunan PLTA Sipirok yang mengadukan ulah TKA asal Tiongkok ke pihak berwajib.

Pada hari yang sama, Jumat (25/1/2019), seorang perempuan lainnya yang juga merupakan pekerja lokal pada proyek tersebut, LH (36), melapor telah menerima perlakuan tidak senonoh dari TKA asal Tiongkok berinisial CWW (32).

CWW dituding telah meraba payudara warga Banjar Toba, Kelurahan Sipirok Godang, Tapanuli Selatan, ini saat mereka sedang berada di camp pekerja pada Jumat
(11/1/2019).

Namun kini, baik LKH maupun LH disebut-sebut sudah berdamai dan memilih tidak melanjutkan proses hukum terhadap kedua oknum TKA asal Tiongkok itu.

Kasat Reskrim Polres Tapanuli Selatan AKP Alexander Piliang membenarkan bahwa dua pekerja lokal yang mengadukan dugaan pelecehan seksual oleh dua TKA asal Tiongkok pada proyek pembangunan PLTA Sipirok telah berdamai.

"Mereka sudah melakukan perdamaian. Kedua pihak, kedua korban, sudah damai,"
kata Alex.

Alex menambahkan, pihak PT Sinohydro selaku perusahaan tempat para TKA bekerja juga telah memulangkan kedua terlapor ke negara asalnya.

"Kemudian dari perusahaan mengembalikan mereka (terlapor) negaranya. Jadi perusahan sudah membelikan tiket mereka dan tadi sudah diberangkatkan," kata Alex.

http://medan.tribunnews.com/2019/02/01/ada-sekitar-200-tka-tiongkok-yang-bekerja-di-tapanuli-selatan

Felemfuan Flifumi wuaitem dueukil halus mao damiau wa... lu lu halus fersukul difelkati chentuhuan tuanghuan guwen unghul wa...

Tsuathu hali nuantui kelen felemfuan flifumi ahkuan di feli tuitetsan tsepelmua dali gwen unghul wa, kelen halus fanghua.....
1
2.7K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan