Pujian dan hinaan ialah 2 jenis respon yang diperoleh dan tak bisa lepas dari tiap manusia. Sekalipun keduanya saling bertolak belakang, tapi sebaik atau seburuk apapun perilaku seseorang, mereka akan tetap mendapatkan dua-duanya. Dua hal itu memang sama-sama ujian yang telah Tuhan rencanakan tuk menguji hati kita agar saat dipuji kita bersyukur dan gak termakan oleh pujian, serta menguatkan hati dan lebih mendekatkan pada Sang Ilahi jika kita direndahkan atau dihina orang lain. 

Meskipun kita termasuk dari orang yang humoris dan gak mudah baper saat suatu hal yang serius kita hadapi baik yang menyenangkan atau menyedihkan tapi kita tetap memiliki kelemahan dimana kita akan sangat baper atau tersinggung saat orang lain mengejek kita lewat titik kelemahan itu. Begitupun sebaliknya, se-sensitif apapun seseorang, mereka akan tetap merasakan kebahagiaan yang sangat indah dan senyuman yang tulus saat mereka menemukan titik keistimewaan yang mereka miliki baik di dalam dirinya atau di sekitarnya. Jadi intinya sama, jika kebahagiaan dan kesedihan adalah 2 sikap emosional dalam jiwa yang pasti dua-duanya kita pernah rasakan, maka pujian dan hinaan adalah 2 jenis respon orang lain yang pasti dua-duanya kita pernah dapatkan.

Saat kita dihina dan direndahkan orang lain, itu tandanya ada hal yang istimewa pada diri kita yaitu kita selalu bersyukur karena kelebihan dan bersabar atas kekurangan kita sedangkan mereka merendahkan karena iri akan hal itu, tapi juga bisa jadi karena memang kita telah melakukan suatu kesalahan dan mereka secara gak sengaja mengetahuinya. Dan tak jarang pula mereka semakin sering menghina kita saat mereka semakin tau siapa diri kita sebenarnya, dan saat mereka tau kesalahan dan dosa apa yang kita perbuat hingga menjadi kebiasaan bahkan saat kita sedang sendirian. Seperti contoh, ada seorang siswa SMA yang ketahuan pecandu narkoba oleh teman sekolahnya. mengetahui hal tersebut, banyak dari teman-temannya yang mengejek dan merendahkannya. Ia merasa sangat malu. Pada saat itulah kekuatan hati dan kejujurannya pada dirinya sendiri telah diuji. Makin lama makin banyak yang menghinanya dan menjauhinya. Dan akhirnya ia berkata dalam hati “ah, biarlah. Mereka memang benar, aku kan emang pecandu narkoba, aku harus sadar diri dan gak perlu marah pada mereka, lagian aku juga janji pada diriku sendiri bahwa aku akan berusaha menghilangkan kecanduan itu”. Tapi kenyataannya, pada saat pulang sekolah dia malah berubah pikiran dan mencoba mengkonsumsi narkoba lagi tanpa usaha sedikitpun. Maka bisa jadi dia secara gak sadar telah berputus asa untuk berusaha menghilangkan candunya pada narkoba dan membohongi dirinya sendiri. Semestinya dia langsung memulai usahanya walau secara perlahan tapi pasti, karena di situlah letak kekuatan hatinya dan kesadaran dirinya pada saat dihina bukan hanya keinginan semata. Perbedaan antara kekuatan hati dan putus asa saat sering direndahkan orang lain karena kesalahan yang sering kita perbuat bisa ditentukan oleh berusaha atau tidaknya kita untuk memperbaiki kesalahan itu setelah hinaan itu kita dapatkan. jika kita berusaha, maka hatimu kuat. jika tidak, mungkin kau putus asa karena label buruk yang telah orang lain berikan padamu. So, sekelam apapun kehidupanmu, jangan pernah peduli pada pendapat orang lain tentangmu yah..karena yang berhak menilai kamu hanyalah Tuhan. yang terpenting kalian udah memulai usaha dan do'a untuk berubah jadi lebih baik.