KETUA Fraksi Hanura di DPR RI Inas N Zubir meminta Prabowo Subianto introspeksi diri sebelum menyerang pemerintah dengan menyinggung isu utang. Sebab, menurut dia, perusahaan milik Prabowo sendiri memiliki utang di luar negeri. Salah satunya adalah Allied Ever Investment Ltd, perusahan investasi asal Hongkong, yang hampir saja membangkrutkan PT Kertas Nusantara. ”Perusahaan milik Prabowo tersebut tidak mampu membayar utang sebesar Rp142 miliar, tapi akhirnya diselamatkan pada 2011,” kata Inas dalam keterangannya, Selasa (29/1). Selain itu, kata Inas, terkuak juga utang Prabowo lainnya yang mencapai Rp15 triliun dari 143 kreditur dan harus dicicil selama 15 tahun sampai 20 tahun. "Itu dimulai dari 2013. Oleh karena itu, Prabowo harus jujur. Berapa utang luar negeri PT Kertas Nusantara kepada asing. Sudah mulai dicicil atau belum? Jangan-jangan utang PT Kertas Nusantara ikut berkontribusi juga dalam utang luar negeri Indonesia yang digembar-gemborkan Prabowo Subianto," ujar Inas. Menurutnya, kritikan Prabowo terhadap utang pemerintah serta menyebut Menteri Keungan harus diganti nama menjadi Menteri Pencetak Utang, telah menunjukan rendahnya pengetahuan dan pemahaman ketua umum Partai Gerindra itu tentang peraturan dan perundang-undangan.
Menurut Inas, utang pemerintah masih dalam kategori aman karena masih jauh dari aturan yang ditetapkan Undang-undang yakni 60% PDB. Prabowo, lanjut Inas, juga harus malu bicara soal utang luar negeri Indonesia, pasalnya utang luar negeri Indonesia itu terdiri dari utang Pemerintah dan utang swasta. “Jangan-jangan utang PT Kertas Nusantara ikut berkontribusi juga dalam utang luar negeri Indonesia yang digembar-gemborkan Prabowo Subianto,” ujarnya Ia pun ragu dengan kemampuan Prabowo mengelola keuangan karena utang perusahaannya amburadul dan hampir dipailitkan. Inas justru khawatir jika Prabowo memimpin negara. Sebab, bisa jadi klaim Prabowo tentang Indonesia bubar, akan menjadi kenyataan.(OL-2)