Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu
Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu
Para petugas mengevakuasi 300 dari 394 warga binaan Lapas Klas IIA Pekalongan menyusul banjir di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (27/1/2019). Banjir terjadi akibat hujan deras selama satu hari pada Sabtu (26/1).
Banjir melanda dua kota di jalur pantai utara (Pantura) Jawa, Pekalongan dan Batang. Akibatnya jalur transportasi di bagian Jawa Tengah (Jateng) terganggu.

Menurut siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (27/1/2019), banjir di Kabupaten Pekalongan disebabkan curah hujan tinggi pada Sabtu (26/1). Alhasil banjir langsung meliputi 19 kelurahan.

Banjir juga menggenangi 15 kelurahan di Kabupaten Batang. Sejauh ini Batang adalah daerah paling parah karena ketinggian air rerata 1 meter -- seperti halnya di Pekalongan -- hingga 1,5 meter.

Menurut lansiran Antara (h/t CNN Indonesia), total ada 4.000 warga yang harus mengungsi. Meski begitu, pada Minggu, ketinggian air di beberapa wilayah mulai surut hingga 40-70 meter.

"...sebagian para pengungsi sudah pulang ke rumahnya meski kondisi rumah masih terendam banjir. Kemungkinan mereka tidak betah beristirahat di lokasi pengungsian," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang, Ulul Azmi.

Sedangkan posko pengungsian di Batang antara lain di Pendopo Kabupaten, Kecamatan Batang, Kelurahan Karangasem Utara, Masjid Baiturahman, dan Kelurahan Watusalit.

Pengungsi paling banyak datang dari Pekalongan, sekitar 3.000 warga. Mereka antara lain mengungsi ke Masjid Alkaromah, kantor Palang Merah Indonesia (PMI), GOR Jatayu, aula kecamatan, dan kelurahan.

"Hampir semua wilayah di empat kecamatan, Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Timur dan sebagian Pekalongan Selatan terendam banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Pekalongan, Suseno.

Para pengungsi sempat belum mendapat bantuan logistik, konsumsi, dan medis hingga Minggu siang. Salah satunya adalah Rahayu (42), warga Kecamatan Tirto, yang mengungsi ke Masjid Karomah.

"Dari tadi malam kami belum makan, ada yang sudah mendapatkan nasi bungkus dan ada yang patungan untuk membeli makanan," katanya kepada Tribunjateng.com.

Bantuan yang belum hadir disebabkan oleh pendataan yang belum selesai. Wakapolres Pekalongan Kota, Kompol I Wayan Tudi S, mengatakan pendataan dilakukan bersama-sama --termasuk dibantu komunitas sipil.

Pada Minggu sore, bantuan konsumsi pun mulai hadir. Antara lain 350 nasi bungkus yang dibagi merata ke GOR Jatayu, PMI, dan Masjid Karomah. "Banjir hampir merata melanda Kota Pekalongan," ujar Tudi seolah menunjuk sulitnya akses transportasi untuk mengantar bantuan.

Kemudian di setiap posko kelurahan pun mulai dibangun dapur umum dan bantuan logistik. Petugas pun sudah menyiapkan tenaga medis.

Banjir pun turut menggenangi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II-A Kota Pekalongan hingga ketinggian lulut orang dewasa. Petugas terpaksa mengevakuasi 300 dari 394 orang narapidana ke sejumlah rutan di sekitarnya.

Antara lain mereka dipindahkan sementara ke Rutan Kabupaten Pekalongan, Brebes, Kotamadya Tegal, Slawi, Batang, dan Semarang. Mereka diangkut dengan truk dan bus TNI sembari dikawal ketat petugas gabungan.

"Kita melakukan evakuasi warga binaan karena kondisi lapas sudah tidak layak akibat banjir yang menggenangi," ujar Kepala LP Kelas II A Kota Pekalongan, Agus Heriyanto, dikutip detikcom, Minggu (27/1).
Banjir terparah sejak 2015
Warga menyebut peristiwa banjir kali ini terparah sejak 2015. Seorang warga Batang bernama Tarmono mengatakan banjir kali ini sampai masuk rumah dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter.

Hal senada dikatakan Asih, warga Kelurahan Kasepuhan. "Sejak semalam sudah terendam sampai 1,5 meter, ini mulai surut tapi masih tinggi kira-kira 1 meteran, memang baru ini parah-parahnya, dulu tidak sampai setinggi ini," katanya.

Bupati Batang Wihaji juga menyatakan hal yang sama. "Saya sudah langsung turun ke rumah korban banjir, tindakan darurat kita ungsikan masyarakat korban banjir di posko pengungsian yang dilengkapi tim kesehatan dan dapur umum dan bagi masyarakat korban banjir (yang) sakit akan kita bawa ke rumah sakit, relawan BPBD, PMI sudah kita sebar titik-titik banjir," katanya.

Di Kabupaten Batang, bukan hanya banjir yang terjadi, tapi juga longsor. Tanah runtuh itu terjadi KM 54+3/4 petak Jalan Kuripan-Plabuan sehingga menutupi jalur kereta api sepanjang 20 meter, lebar lima meter dan 1,5 meter.

Akibatnya, akses transportasi kereta pun terganggu. Kecepatan kereta pun turun menjadi 60 km per jam karena sebagian jalur ditutup banjir dan longsoran.

"KA Semarang-Tegal bisa tetap beroperasi, hanya pada petak jalan antara Stasiun Ujungnegoro-Batang dan Stasiun Kuripan-Plabuhan menggunakan satu jalur," kata Humas PT KAI Daop 4, Krisbiantoro, dalam siaran pers.

Jalur lalu lintas pun terganggu akibat banjir di Pekalongan dan Batang. Meski ketinggian air hanya 20-40 meter di sejumlah titik, arus kendaraan di jalur Pantura pun tersendat.

Genangan air yang mengganggu lalu lintas itu antara lain di Jalur Pantura Tirto, Jalan Hayam Wuruk, dan Jalan Pemuda. Wakapores Pekalongan, Kompol I Wayan Tudi, pun mengalihkan lalu lintas ke jalan tol.

Nurhandoyo (49), salah seorang pengendara, mengatakan bahwa arus kendaraan merayap sejak masuk Kabupaten Batang. "Masuk Batang sudah ada genangan air. Terparah di Pekalongan ini," katanya.
Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...tura-terganggu

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu Nafsu merazia buku, bukan membaca buku

- Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu Sebagian besar harga saham LQ45 melemah

- Pekalongan dan Batang banjir, jalur Pantura terganggu Serbuan sampah plastik di pantai Bali

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.2K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan