Kaskus

News

ikardusAvatar border
TS
ikardus
Kemenkeu minta Rizal Ramli lebih bijak dalam menyebarluaskan informasi
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Keuangan meminta ekonom senior Rizal Ramli (RR) untuk lebih bijak dalam menyebarluaskan infomasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti dalam laman media sosial yang dipantau di Jakarta, Selasa.

"Ada baiknya Pak RR membaca secara perlahan-lahan dan memahami dengan bijak sebelum menyebarkan suatu informasi. Apalagi dengan mengatasnamakan rakyat," ujarnya.

Tanggapan Nufransa tersebut bermula dari cuitan di akun twitter Rizal Ramli yang menyatakan bahwa Indonesia akan menerbitkan surat utang dua miliar dolar AS dengan imbal hasil sangat tinggi 11,625 persen.

Cuitan di akun twitter Rizal Ramli yang akhirnya dihapus selang beberapa jam dipublikasikan :

"Indonesia akan ngutang lagi USD2 miliar dengan yield 11,625 persen, issued 4 Maret 2019. Yield tertinggi di kawasan, padahal Vietnam keluarkan surat utang hanya dengan yield lima persen. Penguatan rupiah didukung oleh peningkatan pinjaman dengan bunga super tinggi!! Kreditor pesta pora, rakyat semakin terbenani. Menkeu semakin ngawur. International bonds: Indonesia, 11.625 persen 4mar2019, USD (USY20721AP44, Y20721AP4)," tulis Rizal Ramli di akun Twitter pribadinya @RamliRizal.

Setelah melalui proses diskusi dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko bersama tim maka terdapat klarifikasi bahwa cuitan tersebut tidak akurat.

Penerbitan obligasi pemerintah yang dimaksud adalah surat utang berdonimasi dolar AS yang diterbitkan pada tahun 2009, ketika terjadi krisis keuangan, sehingga imbal hasil yang diberikan 11,625 persen.

Surat utang tersebut akan berakhir dan jatuh tempo pada bulan Maret 2019 sehingga sesungguhnya tidak ada penerbitan utang baru dengan imbal hasil yang tinggi.

Selang beberapa jam, dalam cuitan berikutnya, Rizal meminta maaf dan memberi klarifikasi bahwa yield 11,625 persen merupakan imbal hasil dari surat utang lama.

"Mohon maaf terjadi kesalahan .... yield 11,625 persen adalah surat utang lama RI. Bukan rencana surat utang baru ???????? yield utang terbaru Indonesia sekitar 8,5persen, tetap lebih tinggi dari Vietnam yg hanya 5-6 persen," pungkas ekonom senior itu.

Nufransa menyatakan bahwa saat ini imbal hasil di pasar sekunder untuk surat utang pemerintah berdenominasi dolar AS dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 4,24 persen.

"Sementara imbal hasil untuk surat utang pemerintah tenor 10 tahun saat ini adalah sebesar 4,24 persen, bukan 8,5 persen. Jadi semua yang dinyatakan Pak RR adalah kesalahan dia dalam membaca data," kata Nufransa.

"Jadi yang sebenarnya 'ngawur' adalah pernyataan RR, tapi yang dituduh Menkeu dan juga mengatasnamakan rakyat yang terbebani. Rakyat yang mana?" tambah Nufransa.

Nufransa menegaskan para pegawai Kementerian Keuangan akan terus bekerja secara profesional dalam menjaga keuangan negara.

Pewarta: Satyagraha
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2019

sumber https://www.antaranews.com/berita/79...skan-informasi
Diubah oleh ikardus 29-01-2019 12:28
1
2.3K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan