Kalau berbicara tentang mahluk astral atau mahluk-mahluk gaib bagi sebagian orang akan memeras otaknya untuk dapat mempercayai ketika ada kisahnya yang bersentuhan dengan manusia. Namun bagi sebagian lagi yang percaya tak perlu capek-capek mengungkapkan argumenya menolak seberapapun nyatanya kisah tersebut. Sama halnya dengan kejadian yang dialami seorang pemuda warga Karang Anyar, jawa Tengah ini.
 
Seperti dilansir dari MALANGTODAY.NET (27/1/2019) pengalaman yang entah sedih, entah menyeramkan ini dialami Suprapto. Kisahnya berawal dari pertemuannya dengan seorang wanita yang mengaku bernama Sri Wahyuningsih pasar malam yang digelar di Waduk Lalung, Karanganyar. Dari pertemuan itulah Suprapto dan Sri Wahyuningsih berkelanjutan hingga dapat dibilang pacaran.
 
Selama meniti hubungan pacaran itu Suprapto sendiri tanpa disadari setiap kali jalan berdua dengan menaiki sepeda motornya, Sri selalu menolak diboncengnya. Akan tetapi Sri memintanya yang menyetir dan Suprapto yang diboncengan.
 
Begitupula dengan keanehan lainnya Suprapto acap kali ngobrol melalui telpon, namun hanya Suprapto sendiri yang dapat melihat nomor telpon Sri. Bahkan selain nomor Suprapto nomor milik Sri tersebut tidak bisa dihubungi.
 
Suatu ketika, Sri menelpon dan mengaku hamil 3 bulan bahkan ucapannya begitu meyakinkan dengan mengaku sudah diperiksa oleh bidan. Suprapto memang gantelman, dia pun mau bertanggung jawab dan mau menikahinya. Sri pun memberikan alamat rumahnya saat Suprapto bilang akan segera melamarnya.
 
Menurut Suprapto selama ketemuan dirinya tak pernah diperbolehkan datang kerumah oleh Sri dan selalu minta ketemu disuatu tempat yang disepakati melalui telpon.
 
Waktu lamaran yang dijanjikan Suprapto pun tiba. Hari itu ia bersama kedua orang tuanya berangkat menuju kediaman Sri Wahyuni sesuai dengan alamat yang diberikannya. Disinilah kisah percintaan Suprapto dengan Sriwahyuni itu terkuak!
 
Pada saat rombongan lamaran keluarga Suprapto dirasa sudah sampai dan sesuai dengan alamat yang diberikan Sri, semuanya kebingungan. Persis sesuai alamat itu bukannya rumah, melainkan hanya terdapat sebuah pohon jati besar dan terdapat sumur tua di bawahnya.
 
Semenjak kejadian itu keberadaan Sri Wahyuni pun seolah hilang begitu saja tak ada kabar atau telponnya lagi. Sakin penasarannya, Suprapto coba menanyakan kepada seorang bidan yang pernah diberitahukan Sri yang telah memeriksa kandungannya. Namun, bidan tersebut mengaku tak pernah memerika pasien hamil yang bernama Sri Wahyuningsih.
 
Kini, Suprapto hanya bisa mengenang sebuah kemeja dan ikat pinggang yang pernah dikasihnya dari Sri Wahyuni pada saat masih berpacaran dahulu.*