- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Said Aqil: Kalau Bukan dari NU, Dikhawatirkan Radikal Khotbahnya


TS
ikardus
Said Aqil: Kalau Bukan dari NU, Dikhawatirkan Radikal Khotbahnya
Jakarta - Ketum PBNU Said Aqil Siradj menjelaskan maksud pernyataanya mengenai 'imam masjid dan khatib harus dari NU'. Menurut Said, apabila imam dan khatib bukan dari NU, maka dikhawatirkan khotbahnya akan radikal.
"Kalau imamnya bukan dari NU, dikhawatirkan radikal khotbahnya, provokasi, mencaci maki. Itu yakin yang khotbah begitu itu bukan NU itu, saya jamin. Yang khotbah seperti itu, bukan NU. Khotbah NU tidak ada. Seperti Sunda Kelapa, Masjid Istiqlal nggak ada itu karena dipegang oleh orang NU," kata Said menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).
Baca juga: Said Aqil Tolak Cabut 'Khatib Harus dari NU': Sekjen MUI Tak Bisa Perintah Saya
Said menjelaskan, sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW, khotbah itu tidak perlu memakan waktu yang terlalu lama. Menurut dia, justru seharusnya salat yang memerlukan waktu lama agar lebih khusyuk.
"Kalau NU saya jamin tidak radikal. Tidak caci maki, tidak fitnah. Khotbah itu kata kitab kuning sebaiknya jangan panjang-panjang, sholatnya yang panjang, kalau mau panjang ceramah bukan khotbah Jumat. Kalau mau panjang, pidato, mau ngelucu, mau ngelawak, mau emosi meledak-ledak provokasi di situ. Kalau dia khotbah nggak boleh, cuma 5 menit. Salatnya yang panjang. Sunnahnya begitu," ujarnya.
Baca juga: Penjelasan Said Aqil soal Ceramah 'Imam Masjid, KUA Harus dari NU'
Said juga menerangkan bahwa khotbah dan salat itu mempunyai syarat, adab dan rukunnya masing-masing. Menurut dia, jangan sampai khotbah itu justru bernuansa provokasi apalagi menyebarkan informasi yang bohong atau hoax.
"Bukan begitu ya, secara alami saja orang itu akan tahu kalau yang jebolan pesantren, pesantrennya 5 tahun, ngerti itu, syaratnya gimana, ada adabnya, ada rukunnya, ada etikanya. Jangan panjang-panjang, jangan isinya provokasi, jangan hoax palagi jangan nyebut nama itu batal. Kan khotbah itu dua kali, mengganti dua rokaat zuhur, sebagai pengganti dua rokaat Salat Zuhur. Zuhur 4 rokaat, Jumat dua, diganti dengan khotbah. Jadi harus sakral khotbah itu. Nggak boleh caci maki, kampanye apalagi..," ujarnya.
Said Aqil Sirodj sebelumnya sempat membahas soal imam masjid hingga pengurus Kantor Urusan Agama (KUA) seharusnya dari NU. Menurutnya, jika bukan NU, maka salah semua.
Pernyataan tersebut disampaikan Said Aqil di tengah-tengah massa acara harlah ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/1). Said Aqil ingin para kader NU berperan di segala bidang.
"Agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran syuhudan diniyan, peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU, kalau dipegang selain NU salah semua," ujar Said Aqil disambut tepuk tangan muslimat NU yang hadir.
sumber https://news.detik.com/berita/440424...kal-khotbahnya
"Kalau imamnya bukan dari NU, dikhawatirkan radikal khotbahnya, provokasi, mencaci maki. Itu yakin yang khotbah begitu itu bukan NU itu, saya jamin. Yang khotbah seperti itu, bukan NU. Khotbah NU tidak ada. Seperti Sunda Kelapa, Masjid Istiqlal nggak ada itu karena dipegang oleh orang NU," kata Said menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).
Baca juga: Said Aqil Tolak Cabut 'Khatib Harus dari NU': Sekjen MUI Tak Bisa Perintah Saya
Said menjelaskan, sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW, khotbah itu tidak perlu memakan waktu yang terlalu lama. Menurut dia, justru seharusnya salat yang memerlukan waktu lama agar lebih khusyuk.
"Kalau NU saya jamin tidak radikal. Tidak caci maki, tidak fitnah. Khotbah itu kata kitab kuning sebaiknya jangan panjang-panjang, sholatnya yang panjang, kalau mau panjang ceramah bukan khotbah Jumat. Kalau mau panjang, pidato, mau ngelucu, mau ngelawak, mau emosi meledak-ledak provokasi di situ. Kalau dia khotbah nggak boleh, cuma 5 menit. Salatnya yang panjang. Sunnahnya begitu," ujarnya.
Baca juga: Penjelasan Said Aqil soal Ceramah 'Imam Masjid, KUA Harus dari NU'
Said juga menerangkan bahwa khotbah dan salat itu mempunyai syarat, adab dan rukunnya masing-masing. Menurut dia, jangan sampai khotbah itu justru bernuansa provokasi apalagi menyebarkan informasi yang bohong atau hoax.
"Bukan begitu ya, secara alami saja orang itu akan tahu kalau yang jebolan pesantren, pesantrennya 5 tahun, ngerti itu, syaratnya gimana, ada adabnya, ada rukunnya, ada etikanya. Jangan panjang-panjang, jangan isinya provokasi, jangan hoax palagi jangan nyebut nama itu batal. Kan khotbah itu dua kali, mengganti dua rokaat zuhur, sebagai pengganti dua rokaat Salat Zuhur. Zuhur 4 rokaat, Jumat dua, diganti dengan khotbah. Jadi harus sakral khotbah itu. Nggak boleh caci maki, kampanye apalagi..," ujarnya.
Said Aqil Sirodj sebelumnya sempat membahas soal imam masjid hingga pengurus Kantor Urusan Agama (KUA) seharusnya dari NU. Menurutnya, jika bukan NU, maka salah semua.
Pernyataan tersebut disampaikan Said Aqil di tengah-tengah massa acara harlah ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/1). Said Aqil ingin para kader NU berperan di segala bidang.
"Agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran syuhudan diniyan, peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU, kalau dipegang selain NU salah semua," ujar Said Aqil disambut tepuk tangan muslimat NU yang hadir.
sumber https://news.detik.com/berita/440424...kal-khotbahnya
3
3.1K
33


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan