---*******---
Ane baru saja membaca artikel di Tirto berjudul |Skripsi, Depresi, dan Bunuh Diri: "Everybody Hurts"|. Artikel tersebut kurang lebih berisi kisah-kisah mahasiswa dan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan stresnya perkuliahan yang menimbulkan keinginan bunuh diri. Ane sebagai mahasiswa tidak dapat membantah pernyataan bahwa tingkat stres dalam perkuliahan sangat tinggi. Ane sendiri merasakan betapa banyaknya sumber stres yang dialami mahasiswa yang berpotensi membuat depresi. Inilah sumber-sumber stres yang biasa ane alami selama ane berkuliah :
Quote:
Quote:
1. Merasa sendiri ketika mengerjakan tugas kelompok
Dalam perkuliahan, banyak sekali tugas kelompok yang diberikan oleh dosen. Hampir setiap mata kuliah ada saja tugas yang harus dikerjakan bersama-sama. Sayang sekali teman sekelompok kita tidak selalu antusias untuk menyelesaikan tugas tersebut. Beberapa kali ane mendapatkan teman kelompok yang tidak pernah merespon atau hanya sesekali merespon ketika diajak berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. Namun ketika sudah hampir deadline, dia mendadak muncuk lalu bertanya "gimana nih tugasnya?". Situasi semacam ini sering membuat ane merasa serba salah. Ingin mengerjakan sendiri tapi materi terlalu banyak. Bisa saja mencoret nama teman tersebut apabila tugasnya tidak berat, tetapi ane merasa kasihan. Pada akhirnya, ane bersabar dan berharap dia cepat merespon sambil mengerjakan tugas lain.
Quote:
2. Tugas akhir yang tak kunjung selesai
Sampai saat ini, ane belum memulai skripsi sehingga ane belum bisa mendeskripsikan stresnya menyelesaikan skripsi. Namun, ane sudah mengikuti mata kuliah praktikum pre-skripsi yang mungkin dapat disebut sebagai latihan skripsi. Di saat-saat itulah ane mengalami masa-masa paling stres dalam perkuliahan. Yang jadi permasalahan bukanlah pekerjaan yang terlalu banyak, tetapi ketidaktahuan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pikiran buntu lalu bertransformasi menjadi stres yang bila dibiarkan mungkin dapat menimbulkan depresi.
Quote:
3. Takut tidak lulus mata kuliah
Beberapa kali ane mendapat nilai UTS jelek, misalnya 40. Setelah dihitung, untuk lulus mata kuliah tersebut ane memerlukan nilai UAS minimal 70. Hal membuat ane stres karena merasa mendapat nilai UAS 70 sangat berat.
Quote:
Quote:
4. Stres memikirkan masa depan
"Setelah lulus kuliah mau ngapain?". Pertanyaan tersebut seringkali ditanyakan oleh orang-orang terdekat. Ane pun bingung menjawabnya karena memang belum ada tujuan spesifik. Hal ini membuat ane stres karena ane belum menemukan apa yang ane inginkan setelah lulus kuliah nanti.
Quote:
5. Ditinggal lulus teman-teman
Ane belum mengalami hal ini karena ane belum lewat 4 tahun berkuliah. Namun, berdasarkan testimoni dari teman-teman ane, faktor ini adalah salah satu penyebab stres mahasiswa yang cukup kuat. Teringat-ingat masa ketika masih berkuliah bareng, belajar bareng, ngobrol bareng, dan kegiatan bareng lainnya. Kini mereka semua sudah pergi untuk memasuki tahap hidup berikutnya sedangkan kita masih tertinggal di kampus. Ketika mereka wisuda dan foto-foto bersama, kita hanya di rumah atau di kosan sambil memberi selamat lewat medsos. Kerabat dekat yang terus bertanya "Kapan Lulus?" bagaikan menebar garam dalam luka. Semester berikutnya, hari-hari terasa sepi karena teman ngobrol sudah tak ada. Yang tersisa hanya junior-junior yang tidak begitu kita kenal.
Itulah sumber-sumber stres yang terpikirkan oleh ane. Mengingat banyaknya stresor bagi mahasiswa, tidak mengherankan banyak mahasiswa yang depresi lalu bunuh diri. Sampai kapan hal ini berlanjut? Biar orang lain yang menjawab
Quote:
Quote:
TAMBAHAN KASKUSER
Quote:
Original Posted By Floatzy►Belum bayar semesteran

Quote:
Original Posted By I.W.a.K►Selaen yg sudah di sebut diatas, ada juga yg depresi karena putus cinta

Quote:
Original Posted By xtzxc►pacar hamil...

Quote:
JANGAN LUPA RATING YA GAN 
