Pagi ini agak terkejut saat melihat berita di televisi soal banjir yang menerjang beberapa daerah di sulawesi Selatan. Dikutip dari sini. Hujan deras sehari semalam disertai dengan angin kencang membuat sebagian Kota Makassar dan 6 Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep dan Barru terendam banjir besar. Banjir merusak beberapa infrastruktur di antaranya jembatan yang membuat akses ke beberapa wilayah terputus.

Sedih dan prihatin mendengar kabar kurang enak seperti ini. Namun, sedih saja tidak cukup, prihatin pun tidak akan menyelesaikan masalah. Bantuan kemanusian terhadap korban adalah hal paling penting saat ini. Karena nyawa, tidak bisa diukur dengan uang, atau materi sebesar apapun jumlahnya. Dan yang lebih penting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk sadar bencana. Ini, yang kadang diabaikan oleh seluruh stakeholder.



Salah satu penyebab banjir adalah pendangkalan sungai yang membuat air tidak tertampung, sehingga meluber kemana-mana. Solusinya, tentu pemerintah harus rajin mengecek tingkat kedangkalan sungai. Jika memang sudah saatnya dikeruk agar tidak menggangu aliran air, ya sebaiknya segera dilakukan. Bukan menunggu musibah terjadi, baru beraksi.

Peran masyarakat, terutama yang punya kepentingan di bantaran kali juga penting. Bagaimana pun, bantaran kali bukanlah tempat tinggal. Selain berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sana, juga berpotensi mengganggu proses normalisasi sungai agar tidak terjadi pendangkalan. Memang urusan akan menjadi kompleks kalau sudah menyangkut hajat hidup orang, tapi perlu solusi untuk kebaikan bersama.



Penyebab selanjutnya adalah kebiasaan buruk warga yang senang membuang sampah seenaknya di sungai. Kebiasaan buruk yang entah kapan sembuhya. Padahal saya yakin yang namanya tempat pembuangan sampah resmi dan seharusnya itu ada, entah mengapa Masyarakat lebih suka membuang sampah di sungai. Praktis dan dekat? Kalau banjir siapa yang salah? Pemerintah lagi.

Memperbaiki mental ini yang susah. Padahal masyarakat sendiri sudah merasakan dampak dan akibat perbuatan ngawur mereka. Tapi ya itu, tetap saja kesadaran untuk tertibnya kurang. Mungkin perlu ada aturan yang tegas dengan sangsi hukum yang jelas agar masyarakat berfikir ulang untuk membuang sampah di sungai.



Membentuk masyarakat sadar bencana, mungkin bisa menjadi solusi untuk meminimalkan korban ketika bencana menerjang. Sekali lagi, ketika alam menunjukkan kuasanya, segala upaya yang sudah dilakukan manusia bisa jadi akan sia-sia. Namun dengan masyarakat yang sudah dibekali kemampuan siaga bencana, mereka tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang. Dari situ, jumlah korban akan bisa diminimalkan.

Well, mari sejenak menundukkan kepala untuk mendoakan saudara-saudara kita di Sulawesi Selatan. Jika ada kelebihan harta, mungkin bisa didonasikan lewat lembaga-lembaga resmi yang terverifikasi. Semoga bencana cepat berlalu dan kita bisa memetik hikmah dari peristiwa yang tidak kita inginkan ini. Salam Damai.


Merdeka!


Sumber Referensi : sini
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini