- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kritik Debat Pilpres, Pakar Komunikasi: Prabowo Terlalu Santun


TS
kingdorifto
Kritik Debat Pilpres, Pakar Komunikasi: Prabowo Terlalu Santun

Quote:
Jakarta - Pakar komunikasi Universitas Indonesia (UI) Eman Sulaiman memberikan penilaian terkait pelaksanaan debat pertama Pilpres 2019 beberapa waktu lalu. Eman menilai capres nomor urut 02 kurang bersikap ofensif menghadapi lawannya. Padahal banyak sekali materi yang dapat dijadikan Prabowo sebagai bahan menyerang capres petahana.
"Pak Prabowo terlalu santun, elok, dan terlalu menghargai petahana. Harusnya oposisi yang lebih agresif dan melawan membuka keborokan dan kekurangan petahana selama empat tahun, sehingga masyarakat tahu bahwa petahana harus diganti," katanya dalam diskusi Pojok Jubir di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, yang dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Pada kesempatan itu, Eman juga mengungkap salah satu yang menjadi kesalahan KPU sebagai lembaga yang menggelar acara tersebut, yakni membiarkan peserta debat mendapat kisi-kisi materi yang akan didebatkan.
"Debat kemarin itu sebetulnya hampir tidak memuaskan sebagian banyak rakyat Indonesia. Antiklimaks, karena mungkin kesalahan dari KPU di mana sebelumnya kita sudah mendengarkan kabar bahwa acara debat itu pertanyaannya sudah dibuatkan kisi-kisi," ujar Eman.
"Debatnya tidak berjalan natural. Jawaban yang diberikan oleh capres itu tidak berjalan natural, bahkan ada salah satu capres yang membawa sontekan. Itu tidak mencerminkan kualitas dirinya," sambungnya.
Sementara itu, salah satu jubir BPN Prabowo-Sandi, Dian Fatwa, di kesempatan yang sama mengatakan pasangan nomor urut 02 tidak ingin menjatuhkan lawannya.
"Kita semua belajar dari debat yang pertama walaupun kita juga kecewa. Tapi di Asia ini ada persoalan saving face dan Pak Prabowo sadar itu, bahwa bagaimana dia tidak ingin menjatuhkan Pak Jokowi karena dia juga ingin menyelamatkan muka Pak Jokowi," ungkapnya.
"Ini yang membedakan kelas antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Kami ingin menang dengan kebaikan dan Pak Prabowo punya kelas setinggi itu," paparnya.
"Pak Prabowo terlalu santun, elok, dan terlalu menghargai petahana. Harusnya oposisi yang lebih agresif dan melawan membuka keborokan dan kekurangan petahana selama empat tahun, sehingga masyarakat tahu bahwa petahana harus diganti," katanya dalam diskusi Pojok Jubir di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, yang dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Pada kesempatan itu, Eman juga mengungkap salah satu yang menjadi kesalahan KPU sebagai lembaga yang menggelar acara tersebut, yakni membiarkan peserta debat mendapat kisi-kisi materi yang akan didebatkan.
"Debat kemarin itu sebetulnya hampir tidak memuaskan sebagian banyak rakyat Indonesia. Antiklimaks, karena mungkin kesalahan dari KPU di mana sebelumnya kita sudah mendengarkan kabar bahwa acara debat itu pertanyaannya sudah dibuatkan kisi-kisi," ujar Eman.
"Debatnya tidak berjalan natural. Jawaban yang diberikan oleh capres itu tidak berjalan natural, bahkan ada salah satu capres yang membawa sontekan. Itu tidak mencerminkan kualitas dirinya," sambungnya.
Sementara itu, salah satu jubir BPN Prabowo-Sandi, Dian Fatwa, di kesempatan yang sama mengatakan pasangan nomor urut 02 tidak ingin menjatuhkan lawannya.
"Kita semua belajar dari debat yang pertama walaupun kita juga kecewa. Tapi di Asia ini ada persoalan saving face dan Pak Prabowo sadar itu, bahwa bagaimana dia tidak ingin menjatuhkan Pak Jokowi karena dia juga ingin menyelamatkan muka Pak Jokowi," ungkapnya.
"Ini yang membedakan kelas antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Kami ingin menang dengan kebaikan dan Pak Prabowo punya kelas setinggi itu," paparnya.
1
3.4K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan