Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

methadone.500mgAvatar border
TS
methadone.500mg
Tangis Pria Pribumi Suku Asli Amerika Usai Diejek Siswa Bule Kulit Putih
 Nathan Phillips, penduduk asli Amerika  tidak menyangka apa yang menimpa dirinya setelah video siswa SMA mengejeknya di Lincoln Memorial, viral di media sosial dan menjadi tajuk utama media.
Video viral yang muncul pada Sabtu kemarin menunjukkan pria asli Amerika tersebut sedang menabuh gendang selama pawai Penduduk Natif Amerika pada Jumat kemarin. Sambila menabuh gendang, ia menyanyikan lagu persatuan yang mendesak mereka untuk "menjadi kuat" dalam menghadapi kerusakan kolonialisme termasuk kebrutalan polisi, akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan dampak buruk perubahan iklim.

Namun dalam video, tampak sekelompok siswa SMA Covington Catholic bersorak ke Nathan. Seorang siswa berdiri di depan Nathan sambil menyeringai senyum tampak mengejek. Mayoritas siswa mengenakan topi dan kaos bertulis "Make America Great Again", sebuah slogan kampanye yang didengungkan Donald Trump.
[ltr]
Tangis Pria Pribumi Suku Asli Amerika Usai Diejek Siswa Bule Kulit Putih


Video: This is Omaha elder Nathan Phillips, harassed yesterday at the Indigenous People's March by MAGA hat-wearing white high school students from a Kentucky Catholic school who were attending an anti-choice march in D.C. We will cover this on Tuesday's show—be sure to tune in.
[/ltr]


Dalam sebuah video terpisah yang diunggah ke media sosial, Phillips yang berusia 64 tahun, seorang tetua suku Omaha Nebraska, menghapus air mata ketika dia menceritakan kembali insiden itu.
"Aku mendengar mereka berkata 'bangun tembok itu, bangun tembok itu'. Ini adalah tanah adat, kami tidak seharusnya memiliki tembok, "katanya. "Saya berharap saya dapat melihat energi dari massa pemuda itu, mengerahkan energi itu untuk membuat negara ini, benar-benar hebat, membantu mereka yang lapar," keluh Phillips, seperti dilansir dari Reuters.

Phillips adalah seorang aktivis penduduk asli Amerika yang terkenal yang berada di antara mereka yang memimpin protes Standing Rock pada 2016-2017 terhadap pembangunan pipa minyak di North Dakota.
Dia mengadakan upacara tahunan di Pemakaman Nasional Arlington untuk menghormati para penduduk asli Amerika.

Dalam pernyataan bersama, sekolah menengah dan Yayasan Diocese of Covington mengutuk tindakan para siswa "terhadap Nathan Phillips secara khusus, dan penduduk asli Amerika pada umumnya."
"Masalah ini sedang diselidiki dan kami akan mengambil tindakan yang tepat, hingga dan termasuk pengusiran," kata pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara dalam sebuah wawancara hari Sabtu, yang dikutip dari Washington Post, Phillips yang berusia 64 tahun, mengatakan dia merasa terancam oleh para remaja dan bahwa mereka tiba-tiba berkerumun di sekelilingnya ketika dia dan aktivis lainnya sedang berbaris selama pawai dan bersiap untuk pergi.

Phillips, yang menyanyikan lagu Gerakan Indian-Amerika (American Indian Movement ) yang berfungsi sebagai upacara untuk mengirim pulang arwah, mengatakan dia melihat ketegangan mulai meningkat ketika para remaja dan peserta lainnya dari unjuk rasa March for Life di dekatnya mulai mengejek kerumunan pribumi yang tersebar.
Tangis Pria Pribumi Suku Asli Amerika Usai Diejek Siswa Bule Kulit PutihSeorang siswa dari SMA Katolik Covington berdiri di depan pribumi Amerika Nathan Phillips di Washington, AS, dalam video yang direkam pada 18 Januari 2019 oleh Kaya Taitano.[Kaya Taitano/Media Sosial/Reuters]
"Itu semakin buruk, dan saya berpikir: 'Saya harus keluar dari situasi ini dan menyelesaikan lagu saya di Lincoln Memorial,'" kenang Phillips. "Saya mulai pergi ke sana, dan pria bertopi itu menghalangi saya dan kami menemui terjebak. Dia hanya menghalangi jalan saya dan tidak akan membiarkan saya mundur."
Jadi, dia terus menabuh dan bernyanyi, memikirkan istrinya, Shoshana, yang meninggal karena kanker sumsum tulang hampir empat tahun lalu, dan berbagai ancaman yang dihadapi masyarakat adat di seluruh dunia, katanya.

"Saya merasa seperti roh berbicara melalui saya," kata Phillips.
Dalam sebuah pernyataan, Indigenous Peoples Movement, yang mengorganisasikan pawai hari Jumat, menyebut insiden itu "lambang dari wacana Amerika ala Trump".
"Ini jelas membenarkan keprihatinan kami tentang marginalisasi dan rasa tidak hormat masyarakat adat, dan itu menunjukkan bahwa pengetahuan tradisional diabaikan oleh mereka yang harus mendengarkan dengan sangat cermat," Darren Thompson, seorang penyelenggara gerakan masyarakat adat penduduk asli Amerika.
https://dunia.tempo.co/read/1166905/...a/full&view=ok
Diubah oleh methadone.500mg 23-01-2019 00:36
sebelahblog
anasabila
tien212700
tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
3
7.9K
118
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan