- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Penghujung Petang


TS
sultanmasikeren
Penghujung Petang
"Kira - kira nanti siapa yang pergi lebih dulu ya?" tanyaku dengan tiba tiba saat senja mulai menampakkan dirinya
"Kenapa harus ada yang pergi?"
"Entah, sesuatu yang indah itu cuma sementara kan? nanti juga akan disusul oleh kesedihan. Refa, kita ini sedang dikejar. Oleh waktu yang akan membawa kita kepada sebuah perpisahan,"
Refa menoleh dan menatapku dengan dalam, "Kuat berlari denganku selamanya?"
"Berlari?" Aku membalas tatapan Refa
"Tak akan kubiarkan waktu menangkap kita. Akan kupastikan yang indah bisa selamanya. Kita akan selalu dua langkah lebih maju dari waktu,"
"Sampai kapan kita berlari dan tak menghiraukan bahwa kita hanya menunda sebuah perpisahan? Selamanya itu bukan waktu yang sebentar,"
"Memang. Siapa juga yang ingin denganmu hanya sebentar? Kalau ada waktu yang lebih lama dari selamanya, aku mau yang itu,"
Aku terdiam lalu kembali menatap langit, setiap kata yang Refa ucapkan memang selalu berhasil membuatku tak mampu berkata kata. Dan lihat si senja itu, hari ini ia menghiasi langit dengan warna merah yang begitu manja. Seakan ia tau akan apa yang sedang aku rasakan.
"Makan yuk?" tanyanya sembari menggenggam tanganku
"Makan? tapi aku..."
"Menyaksikan senja selamanya denganku itu butuh tenaga ekstra," sangkalnya dengan cepat.
•••
...Siapa sangka, ternyata tenaga ekstra itu bukan untuk menyaksikan senja bersama selamanya, melainkan menunggu kepulangannya.
Percakapan singkat pada senja sore itu berujung dengan penantian yang panjang. Sebuah penantian yang membuatku sadar bahwa tak semua menunggu akan berujung temu.
Karena beberapa darinya tak pernah kembali untuk memberi sebuah pertemuan, melainkan sebuah perpisahan.
"Kenapa harus ada yang pergi?"
"Entah, sesuatu yang indah itu cuma sementara kan? nanti juga akan disusul oleh kesedihan. Refa, kita ini sedang dikejar. Oleh waktu yang akan membawa kita kepada sebuah perpisahan,"
Refa menoleh dan menatapku dengan dalam, "Kuat berlari denganku selamanya?"
"Berlari?" Aku membalas tatapan Refa
"Tak akan kubiarkan waktu menangkap kita. Akan kupastikan yang indah bisa selamanya. Kita akan selalu dua langkah lebih maju dari waktu,"
"Sampai kapan kita berlari dan tak menghiraukan bahwa kita hanya menunda sebuah perpisahan? Selamanya itu bukan waktu yang sebentar,"
"Memang. Siapa juga yang ingin denganmu hanya sebentar? Kalau ada waktu yang lebih lama dari selamanya, aku mau yang itu,"
Aku terdiam lalu kembali menatap langit, setiap kata yang Refa ucapkan memang selalu berhasil membuatku tak mampu berkata kata. Dan lihat si senja itu, hari ini ia menghiasi langit dengan warna merah yang begitu manja. Seakan ia tau akan apa yang sedang aku rasakan.
"Makan yuk?" tanyanya sembari menggenggam tanganku
"Makan? tapi aku..."
"Menyaksikan senja selamanya denganku itu butuh tenaga ekstra," sangkalnya dengan cepat.
•••
...Siapa sangka, ternyata tenaga ekstra itu bukan untuk menyaksikan senja bersama selamanya, melainkan menunggu kepulangannya.
Percakapan singkat pada senja sore itu berujung dengan penantian yang panjang. Sebuah penantian yang membuatku sadar bahwa tak semua menunggu akan berujung temu.
Karena beberapa darinya tak pernah kembali untuk memberi sebuah pertemuan, melainkan sebuah perpisahan.
6
367
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan