TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Guru Bimibingan Konseling (BK) SMPN 21 Tompobulu, Kabupaten Maros, Ahmad diprotes oleh orangtua siswa.

Orangtua siswa Hamka, Baharuddin tidak menerima anaknya ditegur oleh Ahmad, lantaran kedapatan merokok saat berada di lingkungan sekolah.

Baharuddin menyampaikan, Jumat (18/1/2019), teguran yang berujung pada dugaan penganiyaan tersebut, terjadi pada Sabtu malam lalu.

Saat itu putranya dan siswa lainnya menginap di sekolah atas permintaan guru.

Saat itu, Hamka bersama delapan rekannya dipergoki sementara isap rokok oleh guru BK Ahmad. Ahmad kemudian menegur dan marah-marah.

"Setelah ditegur, Hamka merasa ketakutan saat itu. Dia kemudian kabur dan pulang ke rumah. Teman-teman yang ditemaninya, juga ikut pulang," kata Baharuddin.

Pada Senin lalu, Hamka juga tidak masuk sekolah dengan alasan takut untuk dimarahi dan diberikan sanksi oleh gurunya.

Setelah dibujuk oleh orangtuanya, Hamka bersedia masuk sekolah pada Selasa. Saat tiba di sekolah, Hamka dipanggil oleh Ahmad untuk masuk ke ruangan BK.

"Setelah dipanggil dan masuk ke ruangan BK, anak saya dipukul perutnya. Hamka baru keluar ruangan setelah dipukuli oleh Ahmad," katanya.

Saat pulang ke rumah, Hamka mengeluh kesakitan. Saat orangtua membuka baju, beberapa luka memar ditemukan di tubuh Hamka.

Baharuddin kemudian membawa anaknya ke Puskemas Tompobulu untuk divisum. Hasilya, luka Hamka muncul setelah dianiaya.

Baharuddin telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tompobulu. Dia berharap, kasus penganiyaan yang dialami anaknya diusut oleh kepolisian.

Kapolsek Tompobulu, Iptu Aswan Habi belum merespon saat dikonfirmasi.



http://makassar.tribunnews.com/amp/2019/01/18/tegur-siswa-merokok-guru-smpn-21-tompobulu-maros-dilapor-ke-polisi