- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Heran deh, PUBG, LoL, CS:GO, Overwatch, Kok Gak Masuk SEA Games 2019?


TS
kaskus.games
Heran deh, PUBG, LoL, CS:GO, Overwatch, Kok Gak Masuk SEA Games 2019?
Quote:

Edisi ke-30 SEA Games di Filipina pada November - Desember 2019 akan menjadi debut turnamen eSport di ajang olahraga se-Asia Tenggara ini. Tapi bukan sekedar eksibisi seperti yang sudah dipraktekkan di Asian Games 2018, medali yang diraih di turnamen eSport SEA Games 2019 akan dihitung ke total peraihan medali. 6 game yang dipertandingkan dibagi dalam 3 kategori yaitu PC Games, Mobile Games, dan Console Games, itu berarti ada 6 medali emas yang akan diperebutkan. Game-game yang sudah diumumkan untuk SEA Games 2019 adalah Dota 2, Starcraft II, Arena of Valor, Mobile Legends: Bang Bang, Tekken 7dan satu lagi game konsol yang belum ditentukan.
Agak mengherankan memang judul game yang mendominasi di 2018 seperti League of Legends (LoL) dan Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) tidak diikutsertakan. Apalagi booming game battle royale seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) dan Fortnite cukup menyita perhatian gamer sepanjang tahun lalu. Kira-kira apa yang menyebabkan game-game tersebut tidak termasuk di SEA Games 2019? Kita coba bedah di sini.
Quote:
Ke mana perginya game-game shooter?

Padahal judul game shooter yang layak dikompetisikan bervariasi dari CS:GO, Call of Duty(CoD), Overwatch, PUBG hingga Fortnite. Tapi apa yang menyebabkan tidak ada satupun judul game-game populer tersebut yang lolos ke SEA Games 2019? Kemungkinan penyebabnya adalah genre mereka: shooter.
Karena kemungkinan eSport diikutsertakan dalam Olimpiade semakin besar, International Olympic Committee (IOC) telah mewanti-wanti kalau nantinya eSport dimasukkan dalam ajang apapun yang mereka awasi penyelenggaraannya, maka harus sesuai dengan nilai-nilai yang disokong oleh komite. Itu berarti game apapun yang menunjukkan unsur kekerasan atau judi secara eksplisit tidak akan direstui.
Jelas kenapa CS:GO, CoD, Overwatch, PUBG dan Fortnite tidak diperhitungkan karena mereka memberi gambaran semi realistis dari kekerasan dengan senjata. Fortnite memang tidak lebih realistis dari game lainnya, tapi tetap saja menggunakan konsep membunuh player lain dengan senjata untuk menang.

Padahal judul game shooter yang layak dikompetisikan bervariasi dari CS:GO, Call of Duty(CoD), Overwatch, PUBG hingga Fortnite. Tapi apa yang menyebabkan tidak ada satupun judul game-game populer tersebut yang lolos ke SEA Games 2019? Kemungkinan penyebabnya adalah genre mereka: shooter.
Karena kemungkinan eSport diikutsertakan dalam Olimpiade semakin besar, International Olympic Committee (IOC) telah mewanti-wanti kalau nantinya eSport dimasukkan dalam ajang apapun yang mereka awasi penyelenggaraannya, maka harus sesuai dengan nilai-nilai yang disokong oleh komite. Itu berarti game apapun yang menunjukkan unsur kekerasan atau judi secara eksplisit tidak akan direstui.
Jelas kenapa CS:GO, CoD, Overwatch, PUBG dan Fortnite tidak diperhitungkan karena mereka memberi gambaran semi realistis dari kekerasan dengan senjata. Fortnite memang tidak lebih realistis dari game lainnya, tapi tetap saja menggunakan konsep membunuh player lain dengan senjata untuk menang.
Quote:
League of Legends kalah dari Dota 2?

Gak mengherankan sebenarnya. Kalau LoL lebih dimininati secara global, Dota 2jauh lebih diminati di skala Asia Tenggara. Hal itu sudah cukup untuk menjadi dasar pemilihan Dota 2 ketimbang LoL walau memiliki status salah satu game eSport terbesar di dunia. Lagi pula kompetisinya dibagi ke tiga platform utama yaitu PC, konsol, dan mobile. Karena masing-masing kategori hanya melombakan dua judul game, bisa jadi LoL adalah korban dari keterbatasan game yang dilombakan.
LoL bisa saja dimainkan bersamaan dengan Dota 2, tapi sayangnya kedua game tersebut punya genre yang sama. Sementara itu region Asia Tenggara punya tim sekelas TNC Predator dan Mineski yang sudah memperoleh berbagai kesuksesan di tunamen Dota 2 dan di sisi lain, region Asia Tenggara tidak punya liga eSport LoL yang bergulir. Pemilihan Starcraft 2 tentu saja logis dengan disingkirkannya game genre shooter sekaligus merupakan salah satu game eSport terlama yang masih dimainkan.

Gak mengherankan sebenarnya. Kalau LoL lebih dimininati secara global, Dota 2jauh lebih diminati di skala Asia Tenggara. Hal itu sudah cukup untuk menjadi dasar pemilihan Dota 2 ketimbang LoL walau memiliki status salah satu game eSport terbesar di dunia. Lagi pula kompetisinya dibagi ke tiga platform utama yaitu PC, konsol, dan mobile. Karena masing-masing kategori hanya melombakan dua judul game, bisa jadi LoL adalah korban dari keterbatasan game yang dilombakan.
LoL bisa saja dimainkan bersamaan dengan Dota 2, tapi sayangnya kedua game tersebut punya genre yang sama. Sementara itu region Asia Tenggara punya tim sekelas TNC Predator dan Mineski yang sudah memperoleh berbagai kesuksesan di tunamen Dota 2 dan di sisi lain, region Asia Tenggara tidak punya liga eSport LoL yang bergulir. Pemilihan Starcraft 2 tentu saja logis dengan disingkirkannya game genre shooter sekaligus merupakan salah satu game eSport terlama yang masih dimainkan.
Quote:
Misteri game konsol lainnya

Sampai sejauh ini, baru satu judul game konsol yang diumumkan untuk SEA Games 2019 yaitu Tekken 7. Lolosnya game tersebut sebenarnya aneh kalau berkaca dari pernyataan IOC soal penggambaran kekerasan. Asumsinya adalah pertarungan yang ada di dalam game masih dianggap mirip dengan pertandingan olahraga yang sudah masuk Olimpiade seperti Tinju atau Taekwondo. Masing-masing player memainkan skill bela diri tanpa harus membunuh lawan untuk menang.
Lalu game apa yang kira-kira akan jadi pendamping Tekken 7? Tentunya event olahraga gak akan jauh-jauh dari game olahraga. Melihat Asian Games 2018 yang memilih Pro Evolution Soccer(PES), ada kemungkinan persaingan terjadi di antara PES dan FIFA. Judul pertama sepertinya masih lebih diminati di region Asia Tenggara ketimbang judul berikutnya. Tapi tidak menutup adanya kejutan karena bisa saja justru NBA 2K yang dipilih untuk mendampingi Tekken 7.

Sampai sejauh ini, baru satu judul game konsol yang diumumkan untuk SEA Games 2019 yaitu Tekken 7. Lolosnya game tersebut sebenarnya aneh kalau berkaca dari pernyataan IOC soal penggambaran kekerasan. Asumsinya adalah pertarungan yang ada di dalam game masih dianggap mirip dengan pertandingan olahraga yang sudah masuk Olimpiade seperti Tinju atau Taekwondo. Masing-masing player memainkan skill bela diri tanpa harus membunuh lawan untuk menang.
Lalu game apa yang kira-kira akan jadi pendamping Tekken 7? Tentunya event olahraga gak akan jauh-jauh dari game olahraga. Melihat Asian Games 2018 yang memilih Pro Evolution Soccer(PES), ada kemungkinan persaingan terjadi di antara PES dan FIFA. Judul pertama sepertinya masih lebih diminati di region Asia Tenggara ketimbang judul berikutnya. Tapi tidak menutup adanya kejutan karena bisa saja justru NBA 2K yang dipilih untuk mendampingi Tekken 7.
Quote:
Selain Starcraft II, ada satu judul game yang konsisten dipertandingkan sejak Asian Games 2018 yaitu Arena of Valor(AOV). Game ini memang memiliki basis pemain yang besar di Asia sehingga dipilih untuk dipertandingkan di ajang sekelas Asian Games dan SEA Games. Kalau SEA Games masih harus nunggu sampai akhir tahun, mendingan kita siap-siap dulu buat ikutan kompetisi AOV di KASKUS Battleground Season 4 pada awal tahun ini. Pendaftarannya sudah dibuka dan GRATIS tanpa dipungut biaya apapun, Gan. Langsung aja daftarin tim AOV Agan sebelum 20 Januari 2019 DI SINI. Pertandingan Wave 1 akan berlangsung pada 24 - 27 Januari 2019. Belum punya anggota tim yang lengkap? Langsung aja cari anggota tim di FORUM AOV KASKUS.
8
10.1K
Kutip
87
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan