Melihat Hidup Agar Tetap Hidup

Semenjak pagi kita bangun tidak terbayangkan hari ini kita akan masih bisa bernafas seperti pagi ini lagi.

Semenjak kita bisa makan, tak tahu besok apa dan rasa apa yang akan kita makan esok harinya.

Pagi hari lagi kita terbangun dan ingin sekali pegang remote tv dan dibukalah aneka acara dari ceramah agama, acara infotainmen, sampai hiburan jalan-jalan dari host kenamaan bahkan acara hobby yang diliput khusus..
itulah pagi kita, entah yang mana chanel pagi ini yang anda pilih.

Pagi ini kita makan lagi..
Entah bagaimana tersedia di meja makan, atau masih harus menunggu hidangan dari dapur, ataukah mungkin kita harus berjuang dulu ke pasar mencari sebungkus sayur mentah atau mungkin cukup bergeser ke pinggir jalan karena ada penjual nasi bungkus sederhana...
itulah pagi berikutnya saat kita harus makan lagi dan lagi.

Siang kita, baru tahu profesi kita apa.. Bangun pagi,makan pagi semua hampir sama hanya dengan kebiasaan dan ketersediaan cara hidup masing- masing. Tetapi ketika siang sedikit mendekat barulah kita tahu sebenarnya, apa yang membuat kita banyak berbeda, kita memilih jadi tukang ojek, tukang service, pak dokter, pak dosen, mahasiswa dan lain lain.

Dalam pergumulan siang tak sedikit juga yang merubah pola permainan hidupnya, pagi dan siang masih terlelap dalam tidurnya karena malam dipergunakan bergulat menjalankan profesinya. Itulah resiko hidupnya berbeda dari kebanyakan orang.

Malam ini, dimulai ketika Langgar / Musholla/ Masjid mengumandangkan lafadz indah.
Sebagian mungkin mendengar seperti irama rutinitas, ada yang mendengarnya seperti nyanyian merdu nan syahdu dan mungkin sebagian tak pernah mengubrisnya.

Malam makin larut..
ada yang terlelap dengan senja ada pula harus menunggu tontonan TV favoritnya usai, ada pula harus terpaksa menahan kantuknya karena orang yang mereka sayangi belum kembali ke rumah.

Inilah malam malam yang biasa kita lakukan kecuali mereka yang merubah hidupnya siang jadi malam karena harus bergulat agar tetap hidup.

Pergulatan ini sampai kapan ?
Akan terus berputar putar sampai akhirnya kita tidak tahu energi gasing kehidupan berakhir seperti apa.

Lalu apakah itu hidup?!! hidup bila berakhir hanya padamnya mata melihat gemerlap dunia atau berakhir bersama gemerlap sirine ambulance .

Apakah itu hidup hanya sampai dengan karena terhentinya pagi kita atau siang kita ?
Apakah inilah hidup hanya karena siang kita sudah gelap gulita karena berhenti beraktivitas siang?

Hidup terus dicari maknanya, walaupun sebagian telah mengatakan bahwa hidup jadi hidup karena hanya berhentinya mata fisik menuju mata ghaib yang hanya bisa dikatakan tapi tak pernah dirasakan oleh fisik dunia fana kita.

Telah banyak jutaan teori tentang kehidupan ini yang kemudian disebut ILMU bahkan mungkin yang skeptis disebut dogeng atau hikayat yang kemudian menularkan tatanan kehidupan agar kita lebih bijak dalam menjalankan kehidupan.

Hidup menjadi indah dan lebih hidup bila ada harapan, tantangan, cobaan, kemelaratan, merasa kurang dan tak pernah berhenti berkarya

Tapi hidup akan lebih hidup lagi bila yakin bahwa aktivitas pekerjaannya membawa kebaikan pada generasi berikutnya bukan sekedar makan hari ini dan hidup hari ini.

Maknanya, hiduplah terus sampai hidup dalam kenangan orang orang setelah kita, buatlah karya dan upaya yang dapat meninggalkan jejak bahwa kita ada dan pernah dihati mereka.
Entah seperti apa anda hari ini,tapi yaqinlah bila anda menemukan makna sesungguhnya maka hidup akan lebih hidup.

Selamat hidup dari dan untuk kehidupan berikutnya.