Setelah kepergian suaminya, Rosmi memutuskan untuk melanjutkan hidupnya meninggalkan hiruk pikuk kota Jakarta yang penuh kenangan. Rosmi dan ketiga buah hatinya, Angga, Firli, dan Bondi memilih pulang ke kampung halaman, kota Malang. Sebelumnya, Angga, putra sulung Rosmi sudah menetap di Malang tinggal bersama orang tua Rosmi karena melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di kota dingin itu. Suaminya yang meninggal secara mendadak tanpa tahu penyebab penyakit apa yang menggerogotinya sempat menimbulkan tanda tanya besar di keluarga besar Rosmi. Bahkan dokter sekalipun tidak bisa mendiagnosa secara pasti penyakit yang diderita suami Rosmi.

Sebelumnya, orang tua Rosmi sangat membantu proses kepindahan anaknya ke kota Malang dengan cara mencari beberapa referensi rumah yang cocok untuk ditinggali Rosmi bersama ketiga anaknya. Rosmi ingin hidup mandiri tanpa membebani kedua orang tuanya. Pada akhirnya Rosmi mendapatkan rumah yang sesuai dengan keinginannya setelah melihat iklan yang terpampang pada suatu surat kabar. Rosmi mendapatkan rumah mewah dengan harga yang murah. Kabarnya rumah yang dibeli Rosmi adalah rumah mewah bergaya arsitektur Belanda.

Kepindahan Rosmi ke Malang bukan meninggalkan kenangan manis bersama almarhum suaminya namun sebaliknya. Semua permasalahan dan kejanggalan diawali sejak Rosmi menginjakkan kakinya di rumah yang baru dibelinya. Angga, putra sulung Rosmi, sering mendapat gangguan aneh seperti saat tidur sering berpindah tempat, suara langkah kaki di tengah sepertiga malam, dan tangisan seorang wanita setiap hari ganjil. Awalnya Rosmi tidak percaya atas aduhan si Angga tentang kejadian aneh yang sering dialaminya. Akan tetapi sedikit demi sedikit Rosmi mulai merasakan ketidakberesan di dalam rumahnya. Kepercayaanya itu sangat kuat karena seringnya ia melihat sosok suaminya yang meninggal tiba-tiba muncul dihadapannya. Puncaknya adalah ketika Bondi, anak bungsunya, mengalami koma selama seminggu. Tidak ada gejala sakit sebelumnya hanya suatu ketika saat tertidur, Bondi, tidak bangun dalam kurun waktu yang sangat lama. Hal itu juga pernah terjadi sebelumnya pada suami Rosmi sebelum akhirnya suaminya dinyatakan meninggal. Rosmi pun panik. Ia tidak mau kehilangan anak tercintanya. Berbagai cara ia tempuh untuk mengembalikan kembali Bondi di tidur panjangnya.

Citra, seorang paranormal turut membantu kegelisahan yang dialami keluarga Rosmi. Menurut Citra, Bondi diduga jiwanya tersesat dan tidak bisa kembali ke raganya di dunia. Jiwanya terombang-ambing dan terbelenggu oleh kekuatan supranatural yang begitu dasyat. Iblis yang menjerat jiwa Bondi agar tidak kembali ke dunia nyata, dunia manusia. Penyebabnya adalah keluarga Rosmi masih menyisakan kesyirikan kepada Tuhan. Almarhum suaminya terdahulu diyakini suka menjalin hubungan dengan dunia astral. Ritual penyembahan Iblis yang sering dilakukan suami Rosmi diduga kuat turut andil menjadi penyebab jiwa Bondi yang terbelenggu. Ada sebuah perjanjian rahasia antara suami Rosmi dan Iblis yang meninggalkan sebuah hutang dan akhirnya menyeret jiwa anaknya, Bondi.

Akankah jiwa Bondi terselamatkan?

1. Rosmi   : Seorang Ibu berusia 45 tahun, janda, karyawan perusahaan swasta, memiliki 3 orang anak

2. Angga   : Putra Sulung Rosmi, 19 tahun, mahasiswa perguruan tinggi negeri tahun pertama

3. Firli        : Putri Kedua Rosmi, 16 tahun, pelajar SMA kelas XI

4. Bondi    : Putra Bungsu Rosmi, 10 tahun, pelajar SD kelas 4

5. Mahdi   : Suami Rosmi, 47 tahun, meninggal secara mendadak tanpa diketahui dengan jelas penyakitnya

6. Zahroni : Ayah Rosmini, 70 tahun

7. Sumiati : Ibu Rosmini, 68 tahun

8. Citra       : Paranormal yang membantu membalikkan keadaan Bondi, wanita, 32 tahun

9. Imelda   : Pemilik rumah yang menjual kepada Rosmi, wanita, 48 tahun

Coming Soon untuk cerita per BAB

Terima Kasih mohon tinggalkan comment untuk review sinopsisnya