priscilladeabyAvatar border
TS
priscilladeaby
Franchise Film yang Semakin Baik di Tahun 2018
Obsesi Hollywood terhadap sekuel dan waralaba akhirnya terbayar di tahun 2018 setelah sejumlah franchise semakin baik dengan film terbaru mereka. Memang, tidak semua film terbaru ini memenuhi harapan, tetapi bagi sebagian besar, 2018 menjadi tahun yang fantastis bagi waralaba film besar. Jumlah pertumbuhannya bahkan ada yang mengejutkan, tetapi mana diantara mereka yang benar-benar lebih baik saat ini dan untuk masa depan?




Film seperti Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, Solo: A Star Wars Story, dan Jurrasic World: Fallen Kingdom semuanya mendapat sambutan yang beragam, dan meskipun mereka memiliki pendukung, sulit untuk menjustifikasi bahwa mereka membawa waralaba ke arah yang lebih baik. Di sisi lain, ada banyak film berkualitas yang meneruskan warisan dan tema dari waralaba tertentu yang juga berfungsi sebagai finale. Creed 2 contohnya, berhasil menjadi sekuel yang sempurna bagi waralaba Rocky arahan Ryan Coogler, namun tidak ada jaminan bahwa akan ada kelanjutannya. Sekuel animasi seperti Ralph Breaks the Internet dan Incredibles 2 keduanya juga sangat menyenangkan bagi seluruh keluarga, tetapi belum tentu mendapat lampu hijau untuk film ketiga. Ocean's Eight memberi sentuhan baru terhadap waralaba mereka, namun status dan ceritanya yang bersifat tunggal tidak memerlukan kelanjutan.


Sebaliknya, ada beberapa waralaba yang tidak hanya menjadi lebih baik di tahun ini tetapi juga menyiapkan diri mereka untuk lebih sukses di masa depan, melihat dari sambutan positif yang didapat. Jadi, untuk mengilas balik dari tahun 2018 yang segera berakhir, berikut ini adalah beberapa movie franchise yang semakin baik di tahun 2018.


MARVEL CINEMATIC UNIVERSE




Dalam perayaan 10 tahun Marvel Studios membuat film dalam Marvel Cinematic Universe, mereka secara tidak langsung telah meningkatkan standar untuk film blockbuster. Mereka merilis tiga film MCU di tahun 2018 - Black Panther, Avengers: Infinity War, dan Ant-Man and the Wasp - sekaligus menandakan film yang ke-20 nya secara keseluruhan, dan lewat tiga film inilah MCU berkembang dalam berbagai cara.

Black Panther menghadirkan perspektif beragam yang sangat dibutuhkan dalam genre superhero, terutama terhadap MCU sendiri mengingat 17 film sebelumnya selalu dipimpin oleh aktor kulit putih. Marvel mengisi para pemainnya dengan menggabungkan legenda Hollywood seperti Forest Whitaker dan Angela Bassett, bintang-bintang seperti Chadwick Boseman dan Michael B. Jordan, dan beberapa nama baru lainnya, seperti Letitia Wright dan Winston Duke. Banyak dari pemeran ini kemudian kembali lagi untuk bergabung dalam crossover sinematik paling ambisius yakni Infinity War. Russo bersaudara sukses menghadirkan keseimbangan memanfaatkan belasan karakter, sekaligus memberikan penjahat terbesar dan terkuat MCU, Thanos (Josh Brolin). Ant-Man and the Wasp kemudian mengembalikan skala MCU ke cerita tunggal, sambil mempromosikan Wasp yang diperankan Evangeline Lilly sebagai co-lead sejati, membuatnya menjadi karakter favorit penggemar yang lebih disenangi.


MCU jelas lebih baik setelah 2018 berkat ketiga film tersebut. Dari sudut pandang popularitas, MCU bisa dibilang tidak pernah lebih besar dari sekarang, dimana ketiga film itu jika digabungkan total meraup lebih dari $ 4 milyar di box office. Bagi banyak penggemar, baik Black Panther dan Infinity War kerap dianggap sebagai film terbaik Marvel Studios, dan Black Panther bahkan berpotensi mendapat penghargaan. Sementara, kesuksesan dan dampak Black Panther secara keseluruhan tidak dapat dilebih-lebihkan, karena tidak hanya mendorong fase 4 MCU ke jalur yang lebih beragam, tetapi juga menunjukkan kepada Hollywood kesuksesan yang dapat diraih dengan pemain yang beragam dan cerita yang kaya.


MISSION: IMPOSSIBLE




Waralaba Mission: Impossible yang dipimpin Tom Cruise sudah ada sejak tahun 1996, namun tidak pernah ada yang menyangka seberapa cepat sekuelnya dirilis. Semua itu mulai berubah semenjak J.J Abrams membawa serial ini kembali dengan Mission: Impossible III, lalu melanjutkannya dengan Mission: Impossible - Ghost Protocol arahan Brad Bird pada tahun 2011 dan Mission: Impossible - Rogue Nation arrahan Christopher McQuarrie di tahun 2015 - yang terus menarik peminat terhadap franchise tersebut.


Dia kemudian menjadi sutradara pertama yang kembali mengarahkan film dari waralaba ini dan melahirkan Mission: Impossible - Fallout di awal tahun 2018, menjadikannya sekuel tercepat dalam waralaba ini, hanya berselang tiga tahun dari film sebelumnya. Menariknya, dalam jeda yang singkat itu justru waralaba ini mencapai kesuksesan terbesarnya. Keahlian McQuarrie turut membawa Mission: Impossible - Fallout meningkatkan standar di semua lini, seperti cerita, sinematografi,performa, stunt, dan banyak lagi yang bisa dianggap sebagai yang terbaik dalam waralaba.


Yang menjadi fokus bagi dirinya dan Tom Cruise adalah membawa kisah Ethan Hunt ke arah yang baru dengan menghubungkan bagian-bagian dari masa lalunya. Beberapa pemain regular dari waralaba ini sepert Simon Pegg dan Ving Rhames juga kembali dalam Mission: Impossible - Fallout, seperti halnya Rebecca Ferguson. Selain itu, film ini juga berhasil memperkenalkan karakter baru yang sempurna untuk alur cerita waralaba, seperti August Walker (Henry Cavill) dan the White Widow (Vanessa Kirby).


Karena semua alasan itulah Mission: Impossible - Fallout berhasil membuat seluruh franchise Mission: Impossible tetap menarik. Dan jika kita melangkah lebih jauh, film ini juga berada di garis terdepan sebagai film terbaik dari franchise ini. Ceritanya turut andil dalam mewujudkan hal tersebut, tetapi juga stunt luar biasa yang diperlihatkan dalam Mission: Impossible - Fallout. Khusus untuk lompatan HALO, dapat dimaklumi mengapa itu terpampang dalam semua pemasaran dan tetap berhasil melakukannya dalam film itu sendiri. Tetapi, itu hanya sebagian kecil dari serangkaian adegan action yang ditawarkan film ini. Dari perspektif karakter, alur cerita, dan hiburan, Mission: Impossible: Fallout tanpa diragukan telah membawa franchise Mission: Impossible menjadi lebih baik.


DC MOVIE UNIVERSE




Warner Bros. telah mencoba untuk menciptakan cinematic universe mereka sendiri menggunakan karakter DC sejak 2013. Mereka memulainya dengan lambat, tetapi memperkenalkan beberapa karakter baru dalam Batman v Superman: Dawn of Justice dan Suicide Squad. Sayangnya, hanya Wonder Woman yang berhasil mendapat pujian dari seluruh dunia, dan kemudian Justice League justru menghancurkan reputasi baik yang sedang dibangun DC.


Masuk ke tahun 2018, dan kita diperkenalkan secara langsung terhadap Arthur Curry alias Aquaman, yang diperankan Jason Momoa. Aquaman arahan James Wan menjadi satu-satunya film live-action DC yang dirilis tahun ini dan dibuat selama beberapa periode transisi film DC. Masa produksi dimulai ketika mereka melakukan pemotretan ulang besar-besaran dalam Justice League, kemudian kepala studio Geoff Johns mengundurkan diri dan jabatannya diisi oleh Walter Hamada. Melalui semua itu, James Wan memiliki kendali penuh terhadap properti Aquaman dan mendapat tantangan untuk sukses memperkenalkan kepada banyak orang pahlawan bawah laut dan dunianya yang luas.


Aquaman mungkin tidak menjadi film terbaik dari jajaran film DC baru-baru ini, tetapi itu membuat waralaba secara keseluruhan lebih baik. Sebagai permulaan, Aquaman menjadi hit besar di box office dan langsung menghadirkan sebuah franchise yang dapat diandalkan untuk terus berkembang. Film ini juga menunjukkan perubahan nada yang dialami DC Universe dimana mereka menjauhi visi Snyder dan mencoba untuk meniru apa yang dicapai Wonder Woman. Namun, film ini juga sekali lagi memberi DC contoh film yang dapat berdiri sendiri tanpa terlalu khawatir bagaimana film itu terhubung ke film-film sebelumnya atau yang akan datang. Aquaman lebih peduli dengan visi Wan untuk waralaba dan karakter ketimbang dunia yang lebih besar - dan memang lebih baik begitu.


TRANSFORMERS




Paramount menyerahkan franchise Transformers kepada Michael Bay lebih dari satu dekade lalu, dan waralaba itu langsung memulai dengan awal yang solid pada tahun 2007, dibintangi oleh Shia LeBeouf sebagai karakter utama manusia, dan serialnya mendapatkan momentum di box office lewat sekuel-sekuelnya. Lima film yang diarahkan Bay total meraup lebih dari $ 4 milyar, tetapi mengalami penurunan dalam hal penilaian kritikus. Ketika keuntungan finansial turut menurun drastis dalam Transformers: The Last Knight, jelas dibutuhkan sebuah perubahan.

Alih-alih melanjutkan alur film Transformers, Paramount menunjuk Travis Knight untuk menyutradarai Bumblebee, sebuah film prekuel dengan karakter utama Autobot favorit penggemar. Bumblebee dibintangi oleh Hailee Steinfield sebagai pemeran utama, sementara John Cena sebagai karakter pendukung. Tidak seperti film-film sebelumnya, Bumblebee tampaknya berhasil menghadirkan kisah dan karakter yang menyentuh hati kedalam waralaba.


Inilah bagaimana Bumblebee berhasil mengubah peuntungan waralaba Transformers. Hanya waktu yang dapat menilai apakah film ini mampu mendekati kesuksesan finansial film-film sebelumnya, tetapi dari sudut pandang review, tidak diragukan bahwa film ini menjadi yang terbaik. Hal ini jelas menjadi perubahan yang sangat dibutuhkan Paramount, mengingat banyak yang memprediksi buruknya masa depan Transformers jika mereka terus berlanjut dibawah arahan Bay. Meski mengejutkan, saat ini ada semacam semangat baru dan optimisme ketika berbicara tentang franchise Transformers dan itu semua berkat Bumblebee.


HALLOWEEN




Halloween original karya John Carpenter adalah kisah horor pembunuh klasik yang melahirkan banyak upaya dalam melanjutkan warisan yang ia mulai. Tujuh sekuel dibuat sebelum Rob Zombie me-reboot properti dengan dua filmnya. Sayangnya bagi Mike Myers, nyaris semua film itu diabaikan oleh para kritikus dan penggemar.

Terlepas dari masa-masa sulit yang dialami waralaba Halloween sejak film pertama Carpenter, mengubah peruntungan franchise ini ditugaskan ke tangan David Gordon Green dan Danny McBride. Halloween yang baru berkisah 40 tahun sejak pertemuan pertama Michael dan Laurie Strode (Jamie Lee Curtis), dimana Laurie telah menghabiskan bertahun-tahun berlatih mempersiapkan diri seandainya keduanya bertemu kembali. Ketika saat yang ditunggu datang, Laurie dan keluarganya dipaksa untuk menghadapai mitos yang telah menghantui mereka selama beberapa dekade. Green secara garis besar sukses dalam menangkap kembali tampilan, nada, dan nuansa film Carpenter, menghasilkan sekuel yang mendapat banyak pujian.


Mengingat semua sekuelnya sebelum Halloween tahun ini, tidak sulit untuk membuat waralaba ini menjadi lebih baik, tetapi pilihan naratif tertentu yang benar-benar membebaskan film baru ini. Mengabaikan semua sekuel Halloween sebelumnya memungkinkan semua kekurangan dari waralaba untuk dilupakan, sehingga mereka bisa membawa Curtis kembali sebagai Laurie. Itu terbukti menjadi keputusan yang tepat bukan hanya untuk sekuelnya, tetapi juga untuk potensi masa depan bagi waralaba, seandainya pihak studio memutuskan untuk kembali ke Haddonfield, IL. Toh, keluarga Strode akhirnya bersama dan adegan post-credit menunjukkan bahwa The Shape mungkin masih hidup, maka satu pertemuan lagi mungkin diperlukan.



SUMBER:Jokermovie.Club

INSTAGRAM: @jokermovie.club


2
1.3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan