Aneh, satu kata yang says ucapkan sambil menggelengkan kepala. Banyak akun-akun di media sosial yang menulis hal-hal janggal tentang pengaturan skor yang terjadi di sepak bola Nasional. Tapi bukannya PSSI menbantu dan mengungkap mereka malah cenderung ingin membatasi ruang gerak para pencari kebenaran untuk berekspresi. 76 akun media sosial di Panggil ke kantor PSSI. Tulisan-tulisan mereka di media sosial harus di pertanggung jawabkan mereka harus hadir dengan membawa bukti. Hahaha sungguh miris, jujur saya sebagai orang awam melihat ini bukan hal yang membantu akan tetapi langkah ketakukan lembaga sepak bola kita yang boroknya akan dikupas satu persatu.

Setelah mata Najwa jilid 2 kapolri berkomentar membuat satuan tugas khusus untuk pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Katanya PSSI akan bersikap Kooperatif dan membantu pihak kepolisian. Akan tetapi setelah tertangkapnya Jphar Lin Eng di Jawa Tengah. Bukannya membatu mencarikan bukti dan membuka selebar-sebarnya penyelidikan. Mereka malah memberikan bantuan hukum kepada anggotanya yang terduga bersalah. Seperti ingin membuat mereka bekerja sama dengan menutupi aibnya.

Masih di mata Najwa jilid dua yang kita pasti melihat bersama. The god father sepak bola Indonesia. Keceplosan satu nama dan katanya ada oknum yang menyusup di hotel. Akan tetapi tidak selang 24 jam beliau seakan lupa dan meralat ucapannya dengan konfersi pers gede-gedean.

Jujur ini adalah hal yang paling konyol dialakukan oleh PSSI. BS dia dihukum seumur hidup tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola karena pengaturan skor. Tapi pertanyaannya dia siapa Pemain ? Bukan, Wasit ? Bukan, Pelatih ? Bukan juga. Jadi sebenarnya hukuman ini tidak ada gunanya. Malah cenderung seperti langkah ketakutan lagi oleh badan sepak bola tertinggi di sepak bola Nasional.