- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ratusan Mahasiswa Indonesia Kerja Paksa di Taiwan dan Makan Babi


TS
socrates666
Ratusan Mahasiswa Indonesia Kerja Paksa di Taiwan dan Makan Babi
02 Januari 2019

Sebanyak 300 mahasiswa asal Indonesia yang masih di bawah usia 20 tahun diduga dipekerjakan secara paksa sebagai buruh pabrik di Taiwan.
Fakta ini diungkap Lembaga legislatif Taiwan. Setidaknya ada enam universitas yang ditemukan telah menugaskan siswa mereka dari negara-negara New Southbound Policy (NSP) untuk menjadi pekerja manual di pabrik-pabrik.
Para mahasiswa hanya diizinkan mengikuti kelas selama dua hari dalam seminggu dan satu hari istirahat. Sementara empat hari sisanya mereka haruskan bekerja di pabrik. Mereka bekerja mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift.
Sementara, kelas hanya diadakan pada hari Kamis dan Jumat setiap Minggu. Kemudian pada Minggu hingga Rabu mereka diangkut dengan bus ke sebuah pabrik di Hsinchu. Para siswa bekerja dalam shift yang berlangsung dari jam 7.30 pagi sampai 7.30 malam dengan waktu istirahat dua jam.
Sebagian besar siswa Indonesia tersebut adalah muslim. Namun yang mengejutkan, makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi.
Terlebih lagi ketika siswa mengajukan keluhan ke universitas, para pejabat hanya meminta mereka untuk bersabar dan mengatakan bahwa jika siswa membantu perusahaan, maka perusahaan juga akan membantu pendidikan mereka.
Dilansir dari Taiwan News, Legislator Kuomintang (KMT) Ko Chih-en, mengatakan 300 siswa Indonesia di bawah usia 20 tahun itu terdaftar di Universitas Hsing Wu di distrik Linkou, New Taipei, melalui broker.
Para siswa tersebut melanjutkan studinya di Taiwan lewat program yang dibuka oleh Departemen Manajemen Informasi pada pertengahan Oktober 2017.
Menurut Ko, setelah universitas mendaftar untuk membuka kelas khusus, mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan untuk membayar broker untuk merekrut siswa. Para broker kemudian meyakinkan siswa dari negara-negara NSP untuk belajar di Taiwan.
Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) telah melarang program magang bagi mahasiswa tahun pertama. Meskipun ada larangan, sekolah tersebut mengatur agar para siswa bekerja sebagai kelompok. (ase)
Kolam : https://www.viva.co.id/berita/dunia/...dan-makan-babi
Miris, niat hati melanjutkan pendidikan dan mencari penghasilan malah jadi terjebak begitu. Semoga unit terkait di pemerintah RI bisa kroscek soal ini, juga lekas selesai masalahnya dan balik ke Indonesia.




Sebanyak 300 mahasiswa asal Indonesia yang masih di bawah usia 20 tahun diduga dipekerjakan secara paksa sebagai buruh pabrik di Taiwan.
Fakta ini diungkap Lembaga legislatif Taiwan. Setidaknya ada enam universitas yang ditemukan telah menugaskan siswa mereka dari negara-negara New Southbound Policy (NSP) untuk menjadi pekerja manual di pabrik-pabrik.
Para mahasiswa hanya diizinkan mengikuti kelas selama dua hari dalam seminggu dan satu hari istirahat. Sementara empat hari sisanya mereka haruskan bekerja di pabrik. Mereka bekerja mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift.
Sementara, kelas hanya diadakan pada hari Kamis dan Jumat setiap Minggu. Kemudian pada Minggu hingga Rabu mereka diangkut dengan bus ke sebuah pabrik di Hsinchu. Para siswa bekerja dalam shift yang berlangsung dari jam 7.30 pagi sampai 7.30 malam dengan waktu istirahat dua jam.
Sebagian besar siswa Indonesia tersebut adalah muslim. Namun yang mengejutkan, makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi.
Terlebih lagi ketika siswa mengajukan keluhan ke universitas, para pejabat hanya meminta mereka untuk bersabar dan mengatakan bahwa jika siswa membantu perusahaan, maka perusahaan juga akan membantu pendidikan mereka.
Dilansir dari Taiwan News, Legislator Kuomintang (KMT) Ko Chih-en, mengatakan 300 siswa Indonesia di bawah usia 20 tahun itu terdaftar di Universitas Hsing Wu di distrik Linkou, New Taipei, melalui broker.
Para siswa tersebut melanjutkan studinya di Taiwan lewat program yang dibuka oleh Departemen Manajemen Informasi pada pertengahan Oktober 2017.
Menurut Ko, setelah universitas mendaftar untuk membuka kelas khusus, mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan untuk membayar broker untuk merekrut siswa. Para broker kemudian meyakinkan siswa dari negara-negara NSP untuk belajar di Taiwan.
Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) telah melarang program magang bagi mahasiswa tahun pertama. Meskipun ada larangan, sekolah tersebut mengatur agar para siswa bekerja sebagai kelompok. (ase)
Kolam : https://www.viva.co.id/berita/dunia/...dan-makan-babi
Miris, niat hati melanjutkan pendidikan dan mencari penghasilan malah jadi terjebak begitu. Semoga unit terkait di pemerintah RI bisa kroscek soal ini, juga lekas selesai masalahnya dan balik ke Indonesia.



-1
3.2K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan