mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Jarang Dibelai, Janda Bertebaran di Jalan, Izin Pakai Celana Saat Ditangkap
https://buc.kim/d/3B1NZDLn6tLX

Jarang Dibelai, Janda Bertebaran di Jalan, Izin Pakai Celana Saat Ditangkap

Pojoksatu

POJOKSATU.id, BANJARMASIN – Jarang dibelai menjadi salah satu alasan para janda di Banjarmasin keluyuran di jalanan. Mereka mencari pria hidung belang untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka.

Salah satunya SA. Ia tertangkap basah Satpol PP dan petugas Dinas Damkar saat hendak melayani calon pelanggannya di Jalan RE Martadinata, tak jauh dari kantor wali kota, Sabtu (24/11) dini hari.

Mengenakan gaun pendek warna hitam polos, SA sempat lari terbirit-birit sejauh seratus meter ke arah kios-kios Pasar Sudi Rapi yang gelap. Belasan petugas memburunya. Hingga nafasnya ngos-ngosan, terduduk dan pasrah saat mukanya disenter petugas.

Malu dengan pakaiannya yang minim, SA memohon agar diizinkan mengenakan celana panjang sebelum digelandang ke mobil aparat. Rupanya, dia membawa pakaian ganti dari tas jinjingnya. Pemasangan celana itu tak ayal mengundang tawa petugas.

Bersama terduga PSK lainnya, perempuan 55 tahun itu kemudian dibawa ke Rumah Singgah Dinas Sosial Banjarmasin di Jalan Gubernur Subarjo. Meski dengan nada ketus, dia bersedia menjawab beberapa pertanyaan wartawan.

Malam itu, SA rupanya baru saja keluar dari rumahnya di Jalan Pekapuran B. Di depan Tugu Adipura, dia bertemu seorang lelaki.

Siapakah dia, SA mengaku sudah lupa nama pria hidung belang itu. “Cuma sempat ngobrol sebentar lalu diajak makan. Setelah makan mau diajak ngapain, tidak tahu lah,” imbuhnya.

Dikejar petugas, SA sempat meminta lelaki itu memboncengnya. Tapi calon klien itu lebih memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri. SA kecewa berat. “Saya menangis karena ketakutan dikejar petugas,” ujarnya lirih.

Mengapa harus mangkal di jalan? SA sebenarnya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Keduanya kini tinggal di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Hubungan keluarga ini tampaknya tidak harmonis.

“Kedua anak saya tinggal jauh. Saya cuma seorang janda. Ditinggal sendirian di rumah. Stress kalau seharian cuma tiduran di rumah saja. Di jalan saya hanya sedang mencari hiburan,” bebernya.

Cerita serupa juga diutarakan IM, 44 tahun, yang terjaring di lokasi berbeda. Persisnya di kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

IM bahkan lebih blak-blakan. “Berapa tarif saya? Murah-meriah! Dibayar Rp20 ribu pun mau. Saya juga pernah diajak ‘main’ di pos satpam. Enggak harus menginap ke losmen,” tukasnya.

IM mengaku tak setiap malam mangkal di jalan. Terkadang dia merasa letih. Keluyuran di jalan cuma untuk mencari makan dan nongkrong di warung.

“Kalau sedang koler (malas), satu malam paling banyak dapat Rp40 ribu. Kalau sedang rajin bisa dapat Rp100 ribu,” ujarnya.

Ketika dicegat Satpol PP, IM tak berdiam diri. Dia juga sempat berlari sekencang-kencangnya.

Ia mengaku terpaksa keluyuran di jalan karena jarang dibelai setelah lama menjanda. Ia menjadi PSK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Saya sudah dua kali tertangkap razia. Saya tidak punya suami. Kalian-kalian ini mana paham perasaan saya,” pungkasnya.

Bersama SA dan IM, ada lima perempuan terduga PSK lainnya yang diangkut Satpol PP. Mereka terjaring di kawasan Pasar Sudimampir.

Selain SA dan IM, tertangkap pula tiga anak jalanan dari perempatan Pasar Sentra Antasari dan pertigaan Jalan Kuripan. Ditambah seorang pengamen yang kedapatan sedang teler ngelem di Jembatan RK Ilir.

“Untuk PSK semuanya muka-muka lama. Sedangkan gepeng dan anak ngelem, mereka baru kali ini tertangkap” kata Komandan Peleton IV Satpol PP Banjarmasin, Abdus Salam.

Sebelum menggaruk PSK, Satpol PP lebih dulu menyisir Siring Sungai Baru. Siring itu gelap karena lampu-lampu penerangan belum terpasang.

Dari aplikasi Lapor (layanan pengaduan warga secara online), kawasan itu kerap dikeluhkan menjadi tempat ngelem dan pesta miras oplosan.

“Berdasarkan laporan masyarakat, yang ngelem dan ngoplos itu orang-orang tak dikenal. Bukan warga situ. Tapi sayang tadi hasilnya nihil. Tempat itu sudah kosong,” imbuh Salam.

Kembali pada nasib PSK, apakah kali ini mereka bakal dikenai tipiring (tindak pidana ringan)? Mengingat ada yang sudah tertangkap razia sampai tiga kali.

Salam memastikan Satpol PP tidak akan meneruskan prosesnya hingga ke pengadilan. “Kami serahkan saja ke Dinas Sosial untuk membina mereka,” tutupnya.
++++
Gimana koment agan2..
Siap2 abis taon baru..survey ke banjarmasin boks...
Bgi agan2 yg milf lovers...

++++
Wah, Ada Kampung Janda di Kota Banjarbaru!
Jumat, 14 April 2017 17:05

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Kampung janda, itulah sebutan para warga Batuah menyebut kampungnya sendiri.
Beralasan, sudahdah sekitar 10 tahun kampung ini memiliki banyak janda.

Mulai dari janda tua hingga janda muda, janda banyak anak hingga satu anak, janda dari beberapa suami hingga satu suami, janda ditinggal mati, maupun janda cerai.
Ketua RT 03, Batuah, Kelurahan Kemuning, Kota Banjarbaru, Ahmad Norhansah mengatakan Kampung Batuah memang dikenal memiliki banyak janda.

Bahkan dari semua warga, hampir bisa dihitung rumah yang tak memiliki janda di dalamnya.

"Mungkin cuma tiga buah rumah saja yang tak ada jandanya," ucapnya, Jumat (14/4/2017).

Tanpa disadari ujarnya, Kampung Batuah memang banyak dihuni janda, baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai anak dari janda yang juga menjadi janda.
Dalam satu buah rumah bisa ada dua atau tiga janda di dalamnya.

"Ada sekitar 26 kepala keluarga yang merupakan seorang janda, dari 37 rumah, tapi kalau dihitung per kepala hampir 90 persen perempuan di sini janda," jelasnya.
Kebanyakan memang janda ditinggal suami meninggal duluan, dan rata-rata sudah berumur 50 ke atas, namun ada juga janda dengan usia 25 ke atas. (*)

http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/04/14/wah-ada-kampung-janda-di-kota-banjarbaru
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
11.7K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan