Dua tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Desember 2016, Ernest Prakasa lewat rumah produksi Starvision Plus merilis film berjudul 'Cek Toko Sebelah' yang bertahan di layar bioskop selama lebih dari 40 hari setelah perilisannya. Film ini kemudian diganjar dengan jumlah penonton lebih dari 2,5 juta. Kesuksesan film yang disutradarai dan juga dibintangi oleh Ernest Prakasa itu kemudian diganjar berbagai penghargaan seperti Indonesian Movie Actors Awards, Piala Maya, Bandung Film Festival, hingga Festival Film Indonesia.

Nyaris menjelang ulang tahun kedua filmnya tayang di bioskop, Starvision Plus bekerja sama dengan HOOQ, platform penyedia layanan video on demand untuk memproduksi versi serial dari 'Cek Toko Sebelah' yang diberi judul 'Cek Toko Sebelah The Series'. Para bintangnya masih sama: Ernest Prakasa berperan sebagai Erwin, Chew Kin Wah berperan sebagai Koh Afuk, Gisella Anastasia berperan sebagai Natalie, Dion Wiyoko berperan sebagai Yohan, dan Adinia Wirasti berperan sebagai Ayu.

Selain itu, 'Cek Toko Sebelah' juga dibintangi oleh sederet stand up comedian yang pasti sudah akrab kalangan penonton televisi Indonesia. Sebut saja Dodit Mulyanto, Awwe, Adjis Doaibu, Yusril Fahriza, dan Arafah Rianti. Para stand up comedian tidak hanya masuk ke jajaran pemain saja, tetapi ada juga stand up comedian yang bekerja di belakang layar dan mengambil posisi penulis skenario hingga sutradara. Arie Kriting dan Bene Dion menemani Ernest Prakasa di bangku sutradara. Masing-masing dari mereka menyutradarai 4 episode dari serial original HOOQ yang diproduksi sebanyak 12 episode tersebut. Selain itu Ardit Erwandha dan Sigit Exit juga ikut serta menulis skrip.

'Cek Toko Sebelah The Series' secara resmi diluncurkan lewat event launching di sebuah restauran di kawasan Jakarta Selatan pada Selasa (18/12/2018). Dalam kesempatan itu, hadir perwakilan dari HOOQ, Starvision, dan juga para pemain dari 'Cek Toko Sebelah The Series'. 

Perbedaan dengan film



Kalau bicara soal film yang diubah format jadi serial, tentu akan ada pertanyaan yang muncul di benak penonton. Apakah ini kelanjutan dari filmnya atau bagaimana? Ernest Prakasa menjelaskan hal tersebut agar penonton tidak salah paham. Menurut penjelasan sang stand up comedian yang kini fokus berkarier sebagai filmmaker tersebut, 'Cek Toko Sebelah The Series' adalah sidequel dari filmnya.

"Jadi timeline dari serial ini terjadi di tenagh-tengah film. Kan di film diceritakan periode cuti Erwin selama satu bulan dan diceritakan sedikti saja di sana. Nah di series ini di zoom in ke bagian itu. Kita menyebutnya ini sebagai sidequel karena masih ada relevansi dengan film. Kalau di Marvel ada MCU dan ada series-nya Agent of S.H.I.E.L.D, nah ini konsepnya kayak gitu. Tapi lebih sitkom dengan komedi yang lebih receh dari film," jelas Ernest Prakasa.

Dari jajaran pemain utama masih sama. Namun memang menurut Ernest, banyak komedi-komedi yang porsinya disesuaikan dengan format serial bukan format film. meskipun sebenarnya treatment produksinya persis sama dengan film.

"Di sini kita menggunakan dramaturgi film," lanjutnya. Kesulitan yang dihadapi tim produksi, Ernest melanjutkan, adalah ketika membuat pendekatan yang sama dengan film dalam timeline yang ingin mereka ceritakan dalam serial ini.

Menitikberatkan ke modernisasi Toko Koh Afuk



'Cek Toko Sebelah The Series' bercerita tentang Erwin yang mengambil cuti untuk kemudian bekerja di toko milik ayahnya. Di situ, dia pun berusaha untuk mengubah banyak hal, salah satunya adalah sistem kerja. Atas saran Natalie, Erwin juga berusaha untuk melakukan modernisasi ke toko penuh kenangan milik Ayahnya tersebut. 

"Ceritanya akan fokus di toko, bagaimana Erwin berusaha memodernisasi tokonya," kisah Ernest.

Plot utama dalam serial original HOOQ 'Cek Toko Sebelah' ini sama dengan filmnya. Namun dijelaskan Ernest Prakasa, dalam setiap episodenya akan ada sub-plot dengan konflik yang berbeda-beda, yang kemudian akan mengarah ke ending filmnya.

Durasi per episode



'Cek Toko Sebelah The Series' diproduksi sebanyak 12 episode. Masing-masing episodenya akan berdurasi 25 menit. Ernest menyebutkan bahwa ini adalah durasi yang paling pas untuk serial yang ditayangkan secara on demand. Kalau berkaca pada serial-serial televisi bernuansa komedi di Hollywood juga biasanya berdurasi 25 hingga 30 menit.

"Semua serial komedi entah kenapa pakemnya 20 sekian menit," kata Ernest dalam kesempatan tersebut.

Durasi ini memang pas sih GanSis untuk menikmati satu episode serial secara streaming. Sehingga bisa dinikmati di waktu senggang, di jam istirahat, atau di jam-jam sedang ingin menyaksikan tayangan berkualitas yang menghibur.

12 episode tersebut dibagi dalam enam minggu penayangan. Dalam satu minggu, ada 2 episode terbaru yang tayang di HOOQ. 'Cek Toko Sebelah The Series' sudah mulai tayang hari ini, Rabu (19/12/2018) dan episode terbaru akan bisa dinikmati lagi setiap Senin dan Rabu tiap minggunya.

Alasan HOOQ memilih 'Cek Toko Sebelah The Series'



Tentu saja tidak hanya 'Cek Toko Sebelah' yang jadi film Indonesia sukses di tahun penayangannya. Beberapa judul lainnya pun mengundang jutaan penonton ke bioskop. Lalu, kenapa memilih 'Cek Toko Sebelah' untuk dijadikan serial original HOOQ? 

"Film ini sudah terkenal. HOOQ dalam setiap produksi originalnya berusaha untuk membuat konten baru yang namanya sudah diketahui oleh masyarakat. Ke depannya ini akan jadi objective kita, mengangkat hal-hal yang sudah dikenal oleh publik," kata Tina Arwin, Head of Content HOOQ Indonesia.

Serial seperti ini menurut Guntur Siboro, Country Director HOOQ Indonesia, sangat penting untuk meningkatkan engagement dengan masyarakat Indonesia. "Film sangat penting dari jumlah, tetapi serial penting banget untuk engagement," katanya. Guntur Siboro juga mengakui bahwa ini adalah salah satu bentuk eksperimen dari HOOQ setelah beberapa serial original mereka sukses meraih lebih dari 15 juta menit total penayangan di platform mereka.

Tentu saja tawaran untuk membuat versi serial original HOOQ dari 'Cek Toko Sebelah' disambut positif oleh Ernest Prakasa dan Starvision Plus. Reza Servia dari Starvision Plus menyebut ini sebagai langkah untuk menetapkan standar baru konten streaming di Indonesia. Sekaligus sebagai kelanjutan dari sukses Starvision Plus dalam menciptakan banyak serial sukses dari film-film yang punya banyak penonton seperti 'Get Married' dan 'Heart' yang telah dibuatkan serial televisinya.

"Sudah lama kita nggak bikin series untuk film kita dan ini market baru untuk film dan series. Di TV kita sama-sama tahu banyak aturannya. Penonton juga sudah tahu mereka senangnya format yang seperti apa. Dengan adanya HOOQ, bisa jadi sumber konten berkualitas buat pasar. Bisa sampai ke mereka yang suka serial televisi tanpa mengganggu kesukaan mereka itu," kata Reza.

Debut beberapa stand up comedian



'Cek Toko Sebelah The Series' juga jadi debut beberapa stand up comedian di luar bidang melucu mereka. Arie Kriting misalnya yang selama ini kerap menjadi comedy consultant di beberapa film untuk pertama kalinya duduk di bangku sutradara dan mengarahkan episode 1 dari 'CTS The Series' ini. Unsur ketimuran menjadi ciri khas Arie Kriting dalam episode tersebut. Selain Arie, Bene Dion juga melakukan debut penyutradaraannya di 'Cek Toko Sebelah The Series'. Namun leader untuk sutradaranya tetap Ernest Prakasa.

"Sekarang industri kita sudah berkembang jadi kita butuh regenrasi supaya semuanya berjalan seiring," komentar Ernest soal penggunaan tiga sutradara yang berbeda sepanjang 12 episode serial original HOOQ ini.

Sementara Ardit Erwandha yang selama ini selalu tampil jadi aktor dalam beberapa film komedi lewat 'Cek Toko Sebelah The Series' debut sebagai penulis skenario.