Quote:
JawaPos.com - Ketua Badan Cyber dan Multimedia Partai Amanat Nasional (PAN), Agung Mozin memilih keluar dari partai yang diketuai oleh Zulkifli Hasan ini. Dia pun blakblakan membeberkan alasan dirinya memutuskan keluar dari partai yang membesarkan namanya di kancah politik.
Agung menyebut Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan (Zulhas) semena-mena dalam mengambil kebijakan. Agung lantas mencontohkan saat pilkada serentak 2018.
Pada salah satu Pilkada, kata Agung, PAN sejatinya punya kader yang potensial untuk dicalokan. Namun semua itu berubah hanya karena si kader tak membayar mahar.
"Nah ini sudah bukan kader, hasil survei bukan tertinggi, tiba-tiba dicalonkan hanya karena ada setoran lebih besar. Hanya karena membayar mahar, nah kemudian uangnya ke mana?," ujar Agung saat dihubungi, Jumat (28/12).
Agung menyebut sudah banyak kader yang memilih keluar dari PAN lantaran kepemimpinan Zulhas. Dalam mengelola partai, eks Menteri Kehutanan era SBY itu juga banyak menabrak anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai (AD/ART).
"Kalau yang banyak mendukung Zulkifli Hasan ini karena lebih kepada ingin cari aman gitu," katanya.
"Persoalan internal kita adalah tata kelola partai yang tidak merujuk pada anggaran dan aturan-aturan partai," ungkapnya.
Oleh sebab itu Agung mendukung di 2020 mendatang ketua umum PAN harus berganti. Jangan lagi dipegang oleh Zulkifli Hasan. "Di luar sana kan ada 2019 ganti presiden, ya di (dalam PAN) 2020 ganti ketua umum," pungkasnya.
Sebelumnya ada dua kader PAN yang memilih meninggalkan jabatannya dan juga nonaktif. Pertama adalah Nasurllah yang mengundurkan diri menjadi Bendahara Umum PAN. Pengunduran diri itu terungkap dari surat Nasrullah kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang tersebar di kalangan wartawan.
Kemudian kedua adalah, Putra Jaya Husen yang memilih menonaktifkan dirinya dalam segala kegiatan PAN. Termasuk juga dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan PAN.
Alasan ia memilih nonaktif dari partai yang diketuai Zulkifli Hasan karena adanya perbedaan pandangan dengan beberapa elite di PAN. Perbedaan itu mengenai cara pengelolaan partai.

https://jawapos.com/nasional/politik...serentak?amp=1
"Nah ini sudah bukan kader, hasil survei bukan tertinggi, tiba-tiba dicalonkan hanya karena ada setoran lebih besar. Hanya karena membayar mahar, nah kemudian uangnya ke mana?," ujar Agung saat dihubungi, Jumat (28/12).
Ternyata semuanya tentang uang dan uang
Berpihak kepada rakyat?
Siapa lu?
Kenal juga Kagak
Bukan keluarga ini