Kaskus

News

kroco.riAvatar border
TS
kroco.ri
Cerita Manis Komikus Henky & Co Garap Baliho Pak Harto
Spoiler for Foto: Adhi alias Lukman Sofyan (nomor dua dari kanan) bersama seniman lainnya di depan baliho Pak Harto. (Sumber: downloadceritasilatgratis):


Belasan pelukis poster iklan bioskop serta tiga komikus senior menggarap baliho Pak Harto dengan suka cita. Itu merupakan pengalaman sekaligus tantangan baru.

Surabaya–– Sebuah baliho berukuran 400 x 40 meter terpampang di tepi exit tol Jagorawi arah Kota Bogor, Jabar. Baliho raksasa bergambar Pak Harto dan Bu Tien tersebut dipajang untuk menyambut konferensi internasional bertajuk “The Role of Flora in the World Economy and its Conservation”yang berlangsung di Kebun Raya Bogor, 4-9 Juli 1994.

Ada kisah menarik di balik pembuatan baliho yang memakan waktu sekitar dua minggu tersebut. Belasan pelukis poster iklan bioskop serta tiga komikus senior terlibat dalam penggarapannya. Tiga komikus dimaksud adalah Henky, Adhi alias Lukman Sofyan, serta Hanny.
“Henky yang dapat order itu, dia juga yang bikin konsepnya. Terus ngajak saya dan Hanny,” kenang Lukman, Rabu (26/12/2018). Sekadar tahu, Henky adalah komikus senior yang eksis di era 70 hingga 80-an. Beberapa tokoh ciptaannya yang terkenal adalah Jaka Tuak, Pengemis Kusta, serta Mata Setan.

Tahun-tahun itu gaya lukisan Henky menjadi trendsetter, hingga tidak sedikit pelukis muda yang belajar kepadanya. Maka kemudian lahirlah ‘perusahaan’ Henky & Co yang menaungi sejumlah komikus tanah air bergenre silat. Henky meninggal dunia pada 16 November 1998, sedangkan Adhi dan Hanny sampai sekarang masih aktif berkarya.

Kembali pada baliho Pak Harto, Lukman mengungkapkan media promosi tersebut dikerjakan dengan penuh suka cita di salah satu halaman Kebun Raya Bogor. “Bagaimana tidak, itu kan order dari pemerintah. Bagi saya pribadi, juga merupakan pengalaman baru. Dari yang biasanya bikin komik, eh tiba-tiba bikin gambar raksasa,” sambung komikus yang kini menetap di Blitar ini.

Dia lupa dibayar berapa untuk mengerjakan order ‘raksasa’ tersebut. Yang terang nilainya lebih dari cukup, sehingga untuk sementara berani meninggalkan pekerjaan membuat komik. “Tapi nggak total berhenti kok. Malam hari kita masih punya kesempatan nggambar komik, kalau pas nggak kecapekan,” akunya.

Seniman yang kini tengah mengerjakan komik warna berbahasa Jawa ini mengungkapkan, menggarap baliho raksasa gampang-gampang susah. Dibilang gampang karena semua yang terlibat merupakan pelukis-pelukis senior.

Sulitnya, baliho yang dibuat dari lembaran-lembaran tripleks tersebut harus dikerjakan secara manual. “Zaman itu kan belum ada digital printing,” kenang Lukman, yang juga pernah mengerjakan baliho Hari Koperasi di era Menteri Muda Urusan Koperasi Bustanil Arifin.

Soal Pak Harto, komikus yang doyan mencuplik kisah sejarah nusantara ini punya kesan pribadi; “Orangnya sederhana dan jasanya banyak bagi bangsa ini. Pantas kalau saya ngobrol dengan orang-orang tua banyak yang merindukan sosok Pak Harto.” (lin/INI-Network)

POSPAPUA
1
2.2K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan