Pada tanggal 27 Agustus 1883, ‘Krakatau’ yaitu sebuah pulau vulkanik tak berpenghuni di Indonesia meletus secara spektakuler, mengeluarkan awan gas dan abu yang sangat besar, menghasilkan tsunami besar, dan menewaskan lebih dari 36.000 orang. Dikutip dari Mentalfloss.com Berikut adalah beberapa hal yang Anda mungkin tidak tahu tentang salah satu letusan paling kuat dan paling menghancurkan dalam sejarah, yang memiliki efek di seluruh dunia.

1. Tanda-Tanda Erupsi

Krakatau telah aktif selama sekitar 200 tahun ketika terbangun/meletus pada 20 Mei 1883. Adanya awan abu yang dilaporkan oleh kapten kapal perang Jerman, membungbung hampir 7 mil di atas pulau. Menurut sebuah artikel tahun 1884 “The Atlantic” bahwa “Tidak ada seorang pun di Anjer (25 mil dari pulau) atau Merak (35 mil jauhnya) melaporkan sesuatu yang tidak biasa hari itu, lalu penduduk Batvia (80 mil jauhnya) dikejutkan oleh suara ledakan yang sanat dahsyat, diikuti dengan derak keras pintu dan jendela. Apakah ini berlangsung dari udara atau dari bawah tidak ada yang tahu, karena tidak seperti kebanyakan guncangan gempa bumi, getarannya hanya vertikal. Lalu ada gemuruh dan ledakan dari gunung berapi selama tiga bulan ke depan.”

2. erupsi Dimulai Pada 26 Agustus


Perpustakaan Kongres

Pada sore hari tanggal 26 Agustus, Krakatowa benar-benar mulai meletus dengan mengirimkan awan abu setidaknya 22 mil di atas pulau. Menurut The Atlantic ,"Gelombang tinggi pertama mundur, dan kemudian berguling di kedua sisi selat. Pada malam yang gelap gulita, kengerian ini berlanjut dengan meningkatnya kerasnya ledakan, ditambah pada tengah malam oleh fenomena petir dengan skala yang mengerikan, yang tidak hanya menyelimuti kapal-kapal di sekitarnya, tetapi juga menenggelamkan mereka yang berada pada jarak sepuluh hingga dua belas mil. Sinar menyeramkan yang bermain di tiang asap dan abu raksasa itu terlihat di Batavia (Jakarta), delapan puluh mil jauhnya. Beberapa puing jatuh menjadi abu halus di Cheribon (Cirebon), lima ratus mil ke arah timur” .Tetapi bagian paling mengerikan dari bencana itu terjadi pada hari berikutnya.

3. Erupsi Pada 27 Agustus Terdengar Lebih dari 2800 Mil

Mulai pukul 5:30 pagi pada tanggal 27 Agustus, Krakatau mengalami empat ledakan besar selama 4,5 jam. Ledakan-ledakan itu begitu keras hingga bisa terdengar hingga Sri Lanka dan Perth, Australia (3000 mil jauhnya). Kekuatan ledakan terakhir pada pukul 10:02 adalah 10.000 kali lebih kuat daripada yang dilepaskan oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, dan gelombang kejut yang dihasilkan oleh letusan yang terasa di seluruh dunia.

4. Mengakibatkan Tsunami


BibliotecaNacional de España , Flickr // CC BY-NC-ND 2.0


Setiap letusan di Krakatau menyebabkan tsunami besar. Ketika gunung berapi runtuh ke lautan, itu megakibatkan tsunami setinggi setidaknya 120 kaki yang begitu kuat sehingga melemparkan balok-balok karang seberat 600 ton di pantai, membawa kapal uap satu mil ke daratan, menewaskan semua  awak kapal, dan menenggelamkankan 165 desa di Jawa dan Sumatra. Seorang pekerja lapangan yang tinggal 5 mil dari daratan melaporkan,

"Tiba-tiba terdengar suara keras. Kami… melihat benda hitam yang besar, jauh sekali, menghampiri kami. Itu sangat tinggi dan sangat kuat, dan kami segera melihat bahwa itu adalah air. Pohon dan rumah-rumah hanyut ... Orang-orang mulai ... berlari untuk hidup mereka. Tidak jauh dari sana adalah tanah yang curam. Kami semua berlari ke arahnya dan mencoba memanjat keluar dari jalan air. Ombak terlalu cepat untuk kebanyakan dari mereka, dan banyak yang tenggelam di sisiku ... desakan orang-orang untuk naik di satu tempat tertentu terjadi lalu menyebabkan kumpulan orang-orang yang bergegas ... tetapi ... satu demi satu, mereka dicuci dan dibawa jauh oleh air yang deras. Anda dapat melihat tanda di sisi bukit di mana pertarungan untuk hidup terjadi. Beberapa ... menyeret orang lain dengan mereka. gelombang tidak akan membiarkan mereka pergi, mereka juga tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman maut ini. "

Ada juga satu kisah hidup yang cukup sulit dipercaya. Simon Winchester, seorang ahli letusan, menulis di BBC tentang seorang manajer tambang Jerman yang tersapu jauh dari puncak gedung kantornya yang berlantai tiga, yang kemudian duduk di atas sebuah bukit setinggi hampir 100 kaki.Menurut akun manajer tambang, yang ditulisnya kemudian bahwa ia dibawa ombak lalu ketika terseret tiba-tiba di sebelah kanannya, ia melihat buaya besar":

"Dengan pikiran yang luar biasa, dia memutuskan satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri adalah dengan melompat ke atas buaya dan mencoba naik ke punggungnya dengan aman. Bagaimana dia melakukannya? Tidak ada yang tahu tetapi dia bersikeras dia melompat, menggali jempolnya ke dalam rongga mata makhluk itu untuk menjaga dirinya stabil, dan berselancar di atasnya selama 3 km. Dia bertahan sampai ombak pecah di bukit yang jauh, menyimpannya dan buaya yang mungkin sangat jengkel di dalam hutan. Dia berlari, selamat, dan menulis tentang ceritanya. "
Sebagian besar dari 36.417 orang yang meninggal, 90 persen terbunuh oleh tsunami. Sisanya yang 10 persen menjadi korban puing-puing yang jatuh yang disebut aliran tephra dan piroklastik, panas, massa gas vulkanik dan abu yang bergerak cepat.

5. Mengangkat 11 mil Kubik Asap Ke Angkasa

Matahari di daerah itu padam selama tiga hari , dan awan abu menyebar 275 mil. "Materi itu diusir," tulis Atlantik, "naik ke ketinggian yang begitu dahsyat sehingga saat menyebar, itu mencakup seluruh ujung barat Jawa dan selatan Sumatra hingga ratusan mil dengan pucat kegelapan yang tidak bisa ditembus." Ada begitu banyak abu sehingga di Nikaragua, di sisi lain Pasifik, yang asalnya matahari berwarna biru. Setelah letusan, puing-puing yang mengapung sedalam hampir 10 kakimenyumbat pelabuhan dan mengganggu perdagangan.