- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Geram Dengan Pemotongan Salib di Yogyakarta, Netizen Naik Pitam & Berkomentar Spt Ini


TS
matthysse76
Geram Dengan Pemotongan Salib di Yogyakarta, Netizen Naik Pitam & Berkomentar Spt Ini
Yogyakarta mulai intoleran?
Beberapa waktu yang lalu sedang viral di media sosial maupun media massa pemberitaan soal pemotongan nisan salib milik seorang warga Katholik yang meninggal di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Adalah Albertus Slamet Sugihardi, warga yang nisan salibnya dipotong pada bagian atasnya sehingga membentuk “T”. Pemotongan dilakukan oleh Warga RT 53 RW 13, Purbayan, Kotagede.
Foto pemotongan nisan tersebut dalam sekejap menjadi ramai diperbincangkan di dunia digital. Lokasi pemakaman jasad Slamet berada di permakaman kapung TPU Jambon. Dilansir dari Tirto.id, Bejo Mulyono sebagai tokoh masyarakat Purbayan memberi kesaksian bahwa lingkungan tersebut tidak membolehkan adanya symbol-simbol agama Nasrani di makam itu.

nisan salib dipotong, via Google.com
Bejo mengatakan kejadian pemotongan nisan ini memiliki bukti kesepakatan yang dibuat warga setempat dengan almarhum. Selain melarang adanya simbol agama diluar Islam, misa atau ibadah pemakaman secara Katholik pun dilarang dilakukan di lokasi pemakaman maupun rumah almarhum.
Alasan pemotongan nisan salib dan larangan ibadah dilakukan adalah untuk menghindari konflik. Karena rumah Slamet pernah didatangi warga karena menggelar ibadah lingkungan. Warga setempat marah dan meminta warga Katholik untuk tidak lagi beribadah di kampung.

Potert pemotongan nisan salib, via Facebook.com
Seiring viralnya kabar ini, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X memberikan tanggapannya. Sultan menegaskan bahwa kronologi kasus pemotongan nisan salib ini tidak seperti yang beredar di media sosial dan tidak ada demonstrasi warga. “Masalah ini sudah diselesaikan oleh Wali Kota,” ucapnya saat dimintai keterangan. Kearifan lokal menjadi salah satu alasan warga melakukan pemotongan nisan salib tersebut. Sampai saat ini istri Slamet dan anak-anaknya masih menolak untuk dimintai keterangan.

Facebook Birgaldo Sinaga
Kasus ini viral melalui akun Facebook Birgaldo Sinaga yang mengunggah foto terkait pemotongan nisan salib tersebut. Hingga saat ini unggahan tersebut sudah dikomentari sebanyak 2.400 kali dan dibagikan sebanyak 2.385 kali. Netizen yang mengomentari banyak yang memberikan respon beragam,
“ FEBRIANA INDRASTUTI SEMOGA KEJADIAN INI TIDAK TERULANG KEMBALI....MOHON MAAF UNTUK SAUDARA2 SAYA UMAT KRISTIANI YANG TERSAKITI ATAS MUSIBAH INI..... INTOLERANSI SEPERTI INI HARUS KITA LAWAN BERSAMA2. TETAPLAH SALING MENGASIHI DALAM PERBEDAAN....
“ GALOGOSAKTI SAKTI SAYA SEBAGAI MUSLIM IKUT MALU DAN SEDIH DNG KEJDIAN INI DI BANYUWANGI AGAMA HIDUP RUKUN BERDAMPINGAN....YANG SABAR YA UNTUK SAUDARAKU UMAT KRISTIANI.. TDK SEMUA MUSLIM BEGITU
“ JOKO ARTOPUTRODOSO KONYOL. ALHAMDULILLAH ISLAM SAYA TDK KONYOL SPT ITU
“ JOHAN IULIANUS SIHOTANG BAYANGIN,,,,ORANG SEDANG BERDUKA SAJA MEREKA TIDAK ADA TOLERANSI NYA, BAGAIMANA KALAU MEREKA BERKUASA, BISA PUNAH NEGERI INI.
“ MAS TATOE SEMOGA MEREKA DI AMPUNI .. KARENA MEREKA TDK TAU APA YG DI PERBUAT NYA
“ LIESTIOWATI PEARCE TURUT BERDUKACITA. JANGAN TERPANCING EMOSI . TURUT PRIHATIN KONDISI SEPERTI INI
Semoga kasus ini segera makin jelas agar polemik yang beredar cepat berlalu. Sehingga tidak memudarkan status Indonesia sebagai Negara Bhineka Tunggal Ika. Suara terbanyak sering jadi pemegang keputusan, tapi alangkah baiknya suara bersama jadi landasan hidup bermasyarakat.
SOURCE : BUDI SUTOYO / MOSESLAZ
Beberapa waktu yang lalu sedang viral di media sosial maupun media massa pemberitaan soal pemotongan nisan salib milik seorang warga Katholik yang meninggal di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Adalah Albertus Slamet Sugihardi, warga yang nisan salibnya dipotong pada bagian atasnya sehingga membentuk “T”. Pemotongan dilakukan oleh Warga RT 53 RW 13, Purbayan, Kotagede.
Foto pemotongan nisan tersebut dalam sekejap menjadi ramai diperbincangkan di dunia digital. Lokasi pemakaman jasad Slamet berada di permakaman kapung TPU Jambon. Dilansir dari Tirto.id, Bejo Mulyono sebagai tokoh masyarakat Purbayan memberi kesaksian bahwa lingkungan tersebut tidak membolehkan adanya symbol-simbol agama Nasrani di makam itu.

nisan salib dipotong, via Google.com
Bejo mengatakan kejadian pemotongan nisan ini memiliki bukti kesepakatan yang dibuat warga setempat dengan almarhum. Selain melarang adanya simbol agama diluar Islam, misa atau ibadah pemakaman secara Katholik pun dilarang dilakukan di lokasi pemakaman maupun rumah almarhum.
Alasan pemotongan nisan salib dan larangan ibadah dilakukan adalah untuk menghindari konflik. Karena rumah Slamet pernah didatangi warga karena menggelar ibadah lingkungan. Warga setempat marah dan meminta warga Katholik untuk tidak lagi beribadah di kampung.

Potert pemotongan nisan salib, via Facebook.com
Seiring viralnya kabar ini, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X memberikan tanggapannya. Sultan menegaskan bahwa kronologi kasus pemotongan nisan salib ini tidak seperti yang beredar di media sosial dan tidak ada demonstrasi warga. “Masalah ini sudah diselesaikan oleh Wali Kota,” ucapnya saat dimintai keterangan. Kearifan lokal menjadi salah satu alasan warga melakukan pemotongan nisan salib tersebut. Sampai saat ini istri Slamet dan anak-anaknya masih menolak untuk dimintai keterangan.
Facebook Birgaldo Sinaga
Kasus ini viral melalui akun Facebook Birgaldo Sinaga yang mengunggah foto terkait pemotongan nisan salib tersebut. Hingga saat ini unggahan tersebut sudah dikomentari sebanyak 2.400 kali dan dibagikan sebanyak 2.385 kali. Netizen yang mengomentari banyak yang memberikan respon beragam,
“ FEBRIANA INDRASTUTI SEMOGA KEJADIAN INI TIDAK TERULANG KEMBALI....MOHON MAAF UNTUK SAUDARA2 SAYA UMAT KRISTIANI YANG TERSAKITI ATAS MUSIBAH INI..... INTOLERANSI SEPERTI INI HARUS KITA LAWAN BERSAMA2. TETAPLAH SALING MENGASIHI DALAM PERBEDAAN....
“ GALOGOSAKTI SAKTI SAYA SEBAGAI MUSLIM IKUT MALU DAN SEDIH DNG KEJDIAN INI DI BANYUWANGI AGAMA HIDUP RUKUN BERDAMPINGAN....YANG SABAR YA UNTUK SAUDARAKU UMAT KRISTIANI.. TDK SEMUA MUSLIM BEGITU
“ JOKO ARTOPUTRODOSO KONYOL. ALHAMDULILLAH ISLAM SAYA TDK KONYOL SPT ITU
“ JOHAN IULIANUS SIHOTANG BAYANGIN,,,,ORANG SEDANG BERDUKA SAJA MEREKA TIDAK ADA TOLERANSI NYA, BAGAIMANA KALAU MEREKA BERKUASA, BISA PUNAH NEGERI INI.
“ MAS TATOE SEMOGA MEREKA DI AMPUNI .. KARENA MEREKA TDK TAU APA YG DI PERBUAT NYA
“ LIESTIOWATI PEARCE TURUT BERDUKACITA. JANGAN TERPANCING EMOSI . TURUT PRIHATIN KONDISI SEPERTI INI
Semoga kasus ini segera makin jelas agar polemik yang beredar cepat berlalu. Sehingga tidak memudarkan status Indonesia sebagai Negara Bhineka Tunggal Ika. Suara terbanyak sering jadi pemegang keputusan, tapi alangkah baiknya suara bersama jadi landasan hidup bermasyarakat.
SOURCE : BUDI SUTOYO / MOSESLAZ
Diubah oleh matthysse76 20-12-2018 11:01
0
1.2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan