Foto: Youtube.com
Pasti GanSis sudah sering mendengar istilah anak zaman now dan anak milenial. Jujur aja, pasti beberapa GanSis ada yang belum tahu apa sebenarnya arti dari dua istilah di atas secara definitif. TS juga sama, baru baca sekarang GanSis.
. Kira-kira begini definisi anak milenialmenurut Wikipedia.
Quote:
Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-ansebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa generasi milenial itu kelahiran 90-an GanSis. Atau gampangnya, orang yang pernah nonton Panji Manusia Milenium.
Ada yang pernah kan ngikutin serialnya sampe disuruh emaknya ke warung beli ketumbar malah ngebantah gara-gara takut ketinggalan serialnya? 
Sedangkan definisi anak zaman now belum ada terminologi (bahasanye sok ilmiah gitu ye), sepertinya belum ada yang dapat dianggap baku. Akan tetapi, istila anak zaman now ini mengacu pada anak-anak pasca generasi milenial. Kalau GanSis googling, ada seseorang bernamaFredy Maunareng yang menulis di Kompasianabahwa
Quote:
Jadi zaman now tidak sekedar memiliki arti 'masa kini' atau 'zaman sekarang' semata, tetapi lebih dari itu. Istilah zaman now memiliki arti "berbeda dari lazimnya".
Tidak bermaksud menyamaratakan GanSis, pada pembahasan kali ini istilah anak zaman now yang dimaksud adalah anak kelahiran pasca generasi milenial yang memiliki ciri khas yang belum ada sebelumnya.
Berikut ini merupakan beberapa poin tentang keunikan anak milenial dengan anak zaman now menurut pengamatan TS terhadap lingkungan sekitar bukan berarti sebuah fakta yang permanen, sehingga GanSis sangat dipersilahkan untuk berkomentar kritis pada kolom di bawah trit ini GanSis. 
Quote:
1. Tontonan Anak Zaman Now
Foto: merdeka.com
Banyak anak zaman sekarang lebih menyukai sinetron serial asmara ABG yang heroik biasanya ada asedikit genre action-nya GanSis. Mungkin GanSis pernah denger kan sinetron berjudul "Genting-Genting Serikandi" (bukan judul aslinya, tapi pasti GanSis tahu kan maksudnya
). Menurut GanSis penontonnya kebanyakan anak tahun 90-an apa anak zaman now tu yang nonton? Uniknya lagi, tontonan anak milenial yang cenderung memiliki usia lebih tua dari generasi anak zaman now lebih memilih tonton di poin 2 GanSis lanjutannya. 
Quote:
2. Tontonan Anak Milenial
Foto: idntimes.com
TS mau tanya ni GanSis generasi milenial alias kelahiran 90-an, suka gak nonton serial animasi Sponge Bob? One Piece? Sepengamatan TS pada beberapa teman di sekitar, ternyata doi pada suka bahkan gak mau ketinggalan satu episode pun. Hayoh, GanSis ngaku? 
Quote:
3. Nama-Nama Anak Zaman Now
Foto: epizone.id
GanSis pernah denger nama Asep, Udin, Bejo, Wayan, Bagus? Pasti sering mendengar mungkin dulu, sebelum tahun 2000-an. Coba GanSis ingat lagi nama-nama anak temen-teman GanSis yang sudah berkeluarga. Pasti diberikan nama-nama semodern mungkin dan sepanjang mungkin dengan bahasa asing yang bahkan anaknya sendiri tidak tahu artinya. TS tidak mengatakan ini sebuah kemunduran, hanya saja TS ingin membahas tidak sekedar pembubuhan nama di KTP saja. Melainkan lebih dalam lagi TS bertanya-tanya di dalam hati, apakah masih banyak bangsa ini yang membanggakan budayanya sendiri? Padahal orang Amerika misalnya, menggunakan nama dengan bahasa mereka dan bangga terhadap bahasanya. Orang Arab dinamai dengan Bahasa Arab. Lantas, apakah benar-benar tak ada lagi bahasa bangsa ini yang layak dijadikan nama seseorang?
Jadi intinya, bukan berarti tidak boleh menggunakan nama bahasa lain. Tetapi tetaplah tanamkan kebanggaan dan rasa nasionalisme pada anak sejak dini. Merdeka! 
Quote:
4. Cita-Cita
Foto: kompasiana.com
Di era digital yang serba canggih ini. anak zaman now sangat diuntungkan dengan berbagai peluang karir yang tak ada dahulu namun cukup menjanjikan masa depan lebih makmur. Salah satunya menjadi seorang Youtuber, Celebgram, Content Creator, dan masih banyak lagi jenisnya. Dengan demikian, perlu diakui bahwa respon anak zaman now terhadap teknologi dapat dikatakan lebih agresif dan cepat memahaminya.
Quote:
5. Moralitas
Foto: alifmh-shagir.com
TS tidak menghakimi, akan tetapi ingin mempertanyakan sesuatu pada GanSis yang ada di forum ini. Apakah anak zaman now masih ada yang sekolah sambil berani berjualan untuk hidup mandiri? Bagaimana rasa bakti dan hormat anak zaman now dibandingkan anak milenial? Bagaimana budaya berpasangan anak SMA zaman now? Poin kelima ini memang berisi pertanyan saja GanSis. Mohon komentar dan jawabannya ya, GanSis. 
Quote:
6. Minat Baca
Foto: halomoney.co.id
Katanya ada survey yang mengatakan bahwa minat baca anak zaman now lebih tinggi dibandingkan minat baca anak milenial. Ya, minat baca status facebook, twitter dan instagram.
Becanda GanSis. Gak gitu juga kok, ada anak milenial juga yang kayak gitu. Intinya, pada poin ini TS mengkhawatirkan anak zaman now yang hidup di canggihnya era digital ini terdidik serba instan. Enggan membaca buku tetapi hanya ingin mencari lewat Youtube. Sedangkan kebutuhan akademik masih menganggap membaca buku merupakan salah satu legalitas sebuah referensi karya ilmiah.
Quote:
7. Ketertarikan terhadap Ilmu Agama
Foto: youtube.com
Mungkin perlu diadakan penelitan lapangan terhadap beberapa anak di kampus mengenai minat dan ketertarikan mengambil sebuah program studi. Sepertinya program studi terkait agama dan budaya bukanlah pilihan primer. Bahkan di era digital yang serba mutakhir ini banyak teknologi yang membutuhkan tenaga teknisi handal sehingga banyak orang berbondong-bondong mengejar peluang karir di dunia tersebut. Namun, coba renungkan kembali bahwa kehidupan itu tidak hanya sebatas dunia karir dan kerja. Ada dunia berumahtangga, menikah tetap melalui upacara keagamaan, ikrar dengan nama Tuhan. Artinya setelah berumahtangga apapun urusannya, maka agama menjadi referensi yang tak dapat dielakkan. Apalagi ilmu setelah mati dan alam ghaib. Ilmu keagamaan menjadi referensi utamanya. Bukan berarti TS mengharuskan semua orang menjadi tokoh agama semua, tetapi kemanapun manusia pergi, perhitungan amal akan tetap ada setelah mati.
Cukup panjang trit kali ini, sayang GanSis jika hanya membaca judulnya saja. Karena tulisan ini TS tulis dari hati dengan keinginan membangun peradaban bangsa yang lebih baik.
(Yaelah ngomongnya kaya diplomat aje) Tapi memang itulah keinginan besar TS. Semoga GanSis juga memiliki keinginan yang sama. Terima kasih bagi GanSis yang udah baca perlahan dan merenunginya. Sekali lagi, tulisan di atas bukan fakta yang absolut melainkan pendapat TS dari hasil pengamatan sekitar.
Pengamatan pribadi dan inspirator di bawah ini