Musim ini juara, musim depan degradasi atau musim ini juara tak lama kemudian klub tersebut bubar atau dijual sehingga berganti nama merupakan kejadian yang lumrah dalam percaturan sepakbola Indonesia. Ketidak stabilan sepakbola di Indonesia adalah penyebabnya, kebanyakan masalah tersebut adalah pendanaan alias uang. Dulu di Indonesia sebelum ada Liga Indonesia, kompetisi teratas di bagi menjadi dua kubu. Perserikatan yang tempatnya klub berplat merah yang memiliki suporter fanatik, dan Galatama yang diikuti klub-klub semi profesional yang dimiliki oleh perusahaan swasta ataupun nasional. Nah, kebanyakan daftar klub di bawah ini adalah dari Galatama yang kini sudah tidak ada karena berbagai sebab. Berikut adalah klub-klub legendaris Indonesia yang kini sudah tiada alias punah.
1. Warna Agung
Quote:

Benny Mulyono adalah seorang pengusaha pendiri klub Warna Agung, klub Galatama yang bermarkas di Jakarta. Bagi orang yang hidup di tahun 70an dan mencintai sepakbola, pasti mereka tahu Warna Agung. Warna Agung menjadi klub yang menjadi juara Galatama edisi perdana di tahun 1979 dan seketika itu nama klub Warna Agung mencuat di dunia sepakbola tanah air. Namun beberapa tahun setelah itu, Warna Agung semakin lesu prestasi hingga akhirnya semakin menurun karena kondisi keuangan. Warna Agung sempat mengikuti Liga Indonesia I (1994/95). Namun setelah berakhirnya Liga Indonesia pertama, Warna Agung menghilang dari persaingan sepakbola Indonesia.
2. Krama Yudha Tiga Berlian
Quote:

Sempat membuat kejutan di era Galatama tahun 80an, nama Krama Tiga Berlian (KTB) menjadi salah satu klub yang cukup disegani ketika itu. KTB awalnya didirikan oleh tokoh yang menggandrungi sepakbola Sjarnoebi Said dan bermarkas di Palembang, namun akhirnya berpindah ke Bekasi untuk mengikuti kompetisi Galatama. Di kompetisi Galatama, KTB pernah dua kali meraih juara, yakni pada tahun 1985 dan 1985/86. KTB pun merupakan salah satu klub kuat di Galatama kala itu. Pelatih Persita Tangerang dan eks timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, pernah membela KTB dan menjadi top skorer musim 1985. Beberapa tahun kemudian KTB mengalami kesulitan finansial dan dana sponsor yang kian menipis dan akhirnya bubar pada tahun 1991.
3. Arseto Solo
Quote:

Nama Arseto Solo sempat menjadi klub kebangaan dam harapan baru masyarakat Solo mengingat Persis Solo sudah lama sekali tenggelam setelah terakhir kali juara di tahun 40an. Arseto merupakan klub yang didirikan oleh putra mantan Presiden Soeharto, yakni Ari Sigit Haryodanto. Menariknya, nama Arseto diduga berasal dari nama Aryo Seto (toko pewayangan) dan Ari Sigit Soeharto. Arseto pada awalnya bermarkas di Jakarta namun berpindah ke stadion Sriwidari Solo dan berhasil mencuri hati masyarakat Solo. Arseto alias Si Biru Langit pernah mencapai kejayaannya pada musim 1991/92. Mereka juara di tahun tersebut. Mereka juga selalu aktif di kompetisi sepak bola Indonesia dan turut mengikuti Liga Indonesia hingga 1998. Di tahun 1998 Arseto Solo bubar karena masalah keuangan setelah liga terhenti akibat krisis moneter 98 dan kerusuhan besar yang terjadi di Jakarta ketika itu.
4. Pelita Jaya
Quote:

Pelita Jaya mungkin adalah klub di Indonesia dengan sejarah yang paling rumit karena berkali-kali berganti nama dan berpindah-pindah markas hingga akuisisi yang sudah beberapa kali dan sekarang entah klub yang mana yang dulunya Pelita Jaya. Pelita Jaya dulunya adalah bermarkas di Jakarta dan sempat menjuarai empat trofi Galatama namun prestasinya menurun semenjak Liga Indonesia digulirkan. Pelita Jaya berpindah ke Solo pada era 2000an awal kemudian berpindah ke Purwakarta sampai 2007. Di tahun 2008 tepatnya di ISL edisi perdana Pelita Jaya berpindah ke Soreang, Bandung dengan nama Pelita Jaya Jabar, semusim kemudian berpindah lagi ke Karawang. Pada tahun 2012 Pelita Jaya diakuisisi oleh Bandung Raya maka namanya berubah menjadi Pelita Bandung Raya dan sempat membuat kejutan ketika mencapai semifinal di ISL 2014. Setelah itu nama Pelita benar-benar lenyap setelah dibeli oleh sahamnya oleh Madura United
5. Bandung Raya
Quote:

Nama Mastrans Bandung Raya (MBR) atau sering dikenak dengan sebutan Bandung bukanlah hal yang asing di telinga Bobotoh Persib yang sudah veteran. Pasalnya Bandung adalah saingan alias rival sekota Persib yang sempat membuat persaingan sengit di awal-awal Liga Indonesia. Bandung Raya sudah beredar di pentas sepak bola Indonesia sejak 1987. Saat itu Bandung Raya berlaga pada kompetisi semi profesional Galatama. Bandung Raya menjadi klub Galatama ketiga yang bermarkas di Bandung setelah Sari Bumi Raya dan Tempo Utama. Bandung Raya menjuarai kompetisi Liga Indonesia edisi kedua (1995/1996) dan menjadikan hubungan dengan Persib Bandung ketika itu memanas. Namun Bandung Raya membubarkan diri pada tahun 1997 dikarenakan kesulitan keuangan menjelang krisis moneter
.
Nah itu dia gan klub Indonesia yg udan enggak ada. Kalau di negara-negara maju sepakbolanya, apakah ada yg sepertinini juga enggak ya?
Referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Liga...pak_Bola_Utama