- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
From Bandung With Love (ASTRA JINGGA) PERJALANAN HIDUP SI CEPOT


TS
aa.babang
From Bandung With Love (ASTRA JINGGA) PERJALANAN HIDUP SI CEPOT


ASTRA JINGGA
PEEJALANAN HIDUP SI CEPOT
PEEJALANAN HIDUP SI CEPOT

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Spoiler for MULUSTRASI:

Part 1
1993
Ibu dan ayah ku menikah, entah atas dasar cinta atau pun atas dasar yang lain, dikarenakan saat itu aku belum dilahirkan ke dunia ini maka aku tak tahu banyak soal percintaan antara ibu dan ayah ku
Ibu ku lahir di Bandung namun orang tua ibu ku adalah orang Jawa, sedangkan ayah ku lahir di Nagreg dan keturunan Sunda asli
Setelah mereka menikah, tak lama ibu ku pun mengandung diri ku dan tepat tanggal 13 Agustus 1994 aku di lahiran kedunia ini
Saat itu adalah masa masa indah dalam hidup ku, aku memiliki nenek yang sangat menyayangi ku dan memiliki bibi yang juga sangat menyanyiku
Semua berjalan lancar, aku dibesarkan layaknya seorang anak manusia pada umumnya, jauh dari kata permasalahan yang sering ku dengar saat ini
1 tahun berselang bedasarkan ingatan ku ibu ku kembali mengandung, dan setelah 9 bulan lama nya adik ku pun lahir ke dunia ini, tepat nya di tahun 1996 saat usia ku 2 tahun
Singkat cerita hidup ku dan adik ku berjalan normal tanpa kendala, sampai badai menghampiri kehidupanku
1998
Saat itu adalah hari perayaan bagi ku, saat itu di rumah kami sedang di adakan syukuran karena aku telah di khitan (sunat), khiasan khiasan pesta sudah terpasang di rumah ku
Dan pagi hari sekali Abah (kakak laki-laki dari ibu ku) membawa ku ke klinik Dr.Seno di jl. Ibrahim Adjie salah satu klinik khitan ternama di bandung saat itu
Aku tak merasakan apa pun saat itu, entah karena tidak ingat, atau memang tak terasa apa pun, banyak tamu yang berdatangan dari sanak saudara dan teman-teman ibu ku
Tak banyak yang ku ingat saat itu karena fokus ku hanya tertuju pada mainan yang di belikan oleh ibu ku
Acara khitanan ku berjalan dengan lancar, dan acara pun usai, saat itu aku sedang menonton TV di ruang tengah, sebuah TV yang jauh dari kata LED atau sejenis nya, benar benar sebuah TV jadul berlayarkan cembung dan berwarna hitam putih
Dengan menggunakan sarung dan peci di kepala aku, aku merebahkan diri ku di atas sebuah sofa lembut di depan tv
Tak lama kemudian terdengar suara lelaki memasuki rumah ku tanpa melepas sepatu kulit nya
Dia mencabut aliran listrik dari TV yang sedang ku tonton, dan tanpa basa basi dia mengangkut TV tersebut keluar rumah
Aku yang saat itu hanya bisa berkata "ayah...."
Berjalan dengan sarung yang membuatku sangat sulit untuk berjalan
Aku mengejar pria itu dengan segenap kemampuan ku, aku mengejar sampai ke jalan, karena kebetulan rumah ku terletak di sebrang sebuah jalan yang cukup luas, sembari sesekali sarung yang kugunakan terasa terinjak oleh langkah ku, namun aku terus mengejar pria itu
Dan sebuah insidental pun terjadi, aku terjatuh karena langkah ku terhenti oleh sarung yang saat itu menyusahkan kan ku
"Ayahhhhh......."
Teriakan yang masih ku ingat sampai saat ini, dimana aku menangis sekencang kencangnya nya
Mendengar suara tangisan ku, ayahku hanya menoleh, menatap diri ku yang terjatuh di sebuah jalan, dan tanpa ragu berjalan kembali meninggalkan ku
Melihat aku terjatuh sama sekali tak membuat ayah ku berhenti sejenak untuk membangunkan ku atau bahkan mengobati luka ku
Ibu ku berteriak histeris dan berlari ke arah ku
Ibu ku segera menggendong ku, tapi tatapan ku tetap tertuju pada ayahku yang terus melaju, meninggalkan kami berdua
"Ayahhhhh"
"Ayahhhhh"
Dan aku melihat wajah ibu yang berlinang air mata.....
Ibu ku Melihat ke bawah sarung ku, yang mulai bercucuran darah.......
Quote:
Abah langsung memeriksa ku, tepat nya memeriksa kondisi alat vital ku yang baru saja di khitan, darah tak berhenti mengalir karena aku terjatuh dengan posisi telungkup saat itu
Tanpa banyak bicara Abah membawa ku kembali ke tempat Dr.seno dan aku kembali mendapatkan penanganan dokter tersebut......

Setelah hari itu, semua berubah aku sering mendekap adik ku yang sedang tidur di sampingku, entah aku sangat menyayangi nya
Keadaan rumah ku setalah insiden itu selalu banyak orang, bukan orang asing melainkan sanak saudara ku sendiri, mereka saling berdiskusi hingga larut malam, yang kuingat saat itu hanyalah ibu yang sering berlinang air mata saat berbicara pada Abah dan mamih (nenek ku
Hari berlalu seperti biasa, mamih (nenek ku) membawaku ke rumah nya, dan bibi Dewi mengasuhku sepulang dia bersekolah
Aku di timang timang oleh bibi Dewi bergantian dengan nenek ku
Hari berlalu tanpa terasa hingga hari itu tiba
Masih di tahun yang sama 1998 kalau tidak salah hampir di penghujung tahun, ibu ku menggugat cerai ayah ku
Dengan uang 300rb saat itu, ibu ku membeli tanda tangan ayah ku yang kebetulan ayahku membutuhkan uang untuk berjudi
Lebih ironis nya TV yang saat itu di angkut dari rumah ku, dan mengakibatkan pendarahan hebat di alat vital ku semua itu di karenakan perjudian
Ya , ayah ku sangat menggilai judi saat itu, ayah ku jauh dari kata orang baik, yang dia lakukan hnyalah mabuk mabukan, berjudi dan berkelahi, tak ada hal baik yang bisa di ambil dari ayah ku
Setelah putusan hakim membuat ayah dan ibu ku berpisah, kini takdir memisahkan ku dengan orang yang ku sayang
Saat itu ibu ku datang kerumahnya nenek dan mengambil diri ku, entah apa yang ada di fikiran ibu ku saat itu
Kini dia adalah seorang single parent dengan 2 anak berusia 2 tahun dan 4 tahun, saat itu aku dan ibu ku menaiki angkot yang tidak ku tahu kemana arah angkot tersebut pergi
Setelah perjalan panjang kami berhenti di di pinggir jalan, dan melanjutkan kembali perjalanan kami dengan berjalan kaki
Sepanjang perjalanan ibu ku tak berbicara apapun, seakan dia sedang memikirkan sesuatu permasalahan yang berat
Jarak dari kami turun angkot sampai ke tujuan cukup jauh untuk takaran anak seusia ku waktu itu, di tengah perjalanan ibu membelikan ku jus alpukat yang memang kesukaan ku
Setalah berjalan kira kira 30 menit kami tiba di sebuah pagar besi berwarna hitam, ibu ku membuka pagar besi tersebut, terlihat beberapa pintu tertutup saat itu dan ibu mengajakku masuk ke pintu paling ujung....
Bila saat itu aku sudah sedewasa sekarang, mungkin tempat itu adalah kost kostan, namun karena saat itu aku tak mengerti, aku menganggap nya rumah baru......
To be continue.......


Diubah oleh aa.babang 18-12-2018 12:32






Junmai92 dan 16 lainnya memberi reputasi
15
13.9K
106


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan