- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
La Nyalla Mattalitti Beberkan Aib, Ustaz Abdul Somad Jelaskan Hukumnya Dalam Islam


TS
kabar.kabur
La Nyalla Mattalitti Beberkan Aib, Ustaz Abdul Somad Jelaskan Hukumnya Dalam Islam

Facebook/Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad saat ceramah di Masjid Al-Ikhlas, Jalan Ikhlas, Labuh Baru, Pekanbaru, Riau.
PERNYATAAN La Nyalla Mattalitti yang menyebut telah menyebarkan isu Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu menuai kontroversi.
Bukan hanya meminta maaf dan bergabung dengan kubu Jokowi, La Nyalla pun menyebut isu tersebut sengaja dihembuskan kubu Gerindra dengan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto kala itu.
Bersamaan dengan viralnya pengakuan dosa La Nyalla, video rekaman ceramah Ustadz Abdul Somad tentang hukum menceritakan aib pun beredar.
Seperti yang diunggah akun twitter Front Pembela Islam (FPI), @LembagaF; pada Rabu (12/12/2018).
"Ustadz Abdul Somad: boleh menceritakan aib orang dalam 3 kasus, termasuk: untuk menunjukkan kebathilan orang bathil," tulis admin @LembagaF.
Dalam video tersebut, Ustadz Abdul Somad menyebutkan terdapat tiga kasus yang diperbolehkan seseorang menceritakan aib orang lain.
Kasus pertama adalah kesaksian dalam pengadilan.
Sedangkan kasus kedua yang diperbolehkan untuk membeberkan aib orang lain adalah karena menanyakan hukum.
Ustaz Abdul Somad menyebutkan kedua kasus tersebut diperoleh bagi umat muslim untuk menceritakan aib orang lain.
"Pak hakim, sebetulnya saya mau bersaksi, (hakim) 'cerita lah'. 'Tapi saya takut masuk neraka pak hakim'. Boleh menceritakan aib di pengadilan dalam persaksian," jelas Ustadz Abdul Somad.
"Dua, untuk menanyakan hukum, 'Ustadz Abdul Somad, boleh saya menanyakan hukum tentang suami saya?', 'boleh'. 'Tapi saya takut berdosa pak Ustadz kalau saya cerita', 'gimana saya mau jawab'," ungkapnya disambut tawa jemaah.
Sementara, kasus ketiga seseorang diperbolehkan untuk menyampaikan aib orang lain adalah untuk menunjukkan calon pemimpin yang buruk. Sehingga apabila calon pemimpin tersebut terpilih, dikhawatirkan akan membawa kesengsaraan.
"Boleh bersaksi untuk pengadilan, boleh untuk bertanya hukum, yang ketiga yang boleh itu untuk menunjukkan kebathilan orang bathil. Jangan pilih calon bupati itu, orangnya pecandu narkoba, maka kalau kalian pilih nanti kita sengsara. Boleh dicela, itu namanya dalam bab zarrah wata'alim, lain daripada yang tiga tadi maka ghibah," jelasnya diakhir video.
Ghibah atau menggunjing diharamkan kepada umat muslim. Dalam Surat Al Hujurat ayat 12 dijelaskan Ghibah dalam Islam serupa dengan memakan bangkai saudaranya sendiri.
Hadist Rasulullah diriwayatkan HR At-Tirmidzi menyampaikan, 'Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim sewaktu didunia, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat'.
Dikutip dari Tribunnews.com, La Nyalla Mattalitti pernah mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014, dan sempat menuding Joko Widodo atau Jokowi saat itu sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan agamanya tidak jelas.
Setelah perenungan panjang, mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu akhirnya tersadar dan bertobat bahwa segala perbuatannya salah besar dan keliru.
Kini, untuk menebus kesalahannya, La Nyalla Mattalitti mati-matian mendukung dan memulihkan nama baik Jokowi yang telanjur diserang karena isu tak benar itu.
Berikut sejumlah fakta perubahan La Nyalla Mattalitti dan pilihan politiknya untuk memuluskan Presiden Jokowi kembali menang atas Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Minta maaf ke Jokowi
La Nyalla Mattaliti mengaku akan berupaya meredam isu keterkaitan calon presiden nomor urut 01 Jokowi dengan PKI.
"Saya sudah keliling, kita sudah keliling dengan saya memviralkan bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Saya sudah minta maaf, dan saya mengakui bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu," ungkap La Nyalla Matalitti di kediaman cawapres urut 02 KH Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Selasa (11/12/2018).
"Saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, saya yang mengatakan Pak Jokowi itu agamanya enggak jelas, tapi saya sudah minta maaf," ia menambahkan.
La Nyalla Matalitti mengaku sudah bertemu dan meminta maaf langsung kepada Jokowi. Ia bersyukur Jokowi mau memaafkannya.
Ia kini menjadi salah satu mantan pendukung Prabowo yang berbalik mendukung Jokowi.
Kubu Jokowi Saluti Sikap La Nyalla, Said Didu : Saya Sulit Percaya
Kubu Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Joko Widodo -Ma'ruf Amin mengaku salut dengan sikap La Nyalla yang mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ruhut Sitompul lewat akun twitternya, @ruhutsitompul; pada Rabu (12/12/2018) malam.
Ruhut memuji sikap La Nyalla yang meminta maaf karena menebar fitnah kepada Jokowi-sapaan Joko Widodo ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
La Nyalla yang diketahui merupakan pengurus Partai Gerindra itu katanya menebar isu Jokowi adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun kini La Nyalla telah sadar, sehingga seharusnya isu tersebut tidak muncul kembali jelang Pilpres 2019 mendatang.
"La Nyala mengaku Menyebarkan Isu Jokowi PKI sudah Minta Ma’af pada Jokowi waktu itu Beliau sbg Pengurus Partai Gerindra, tapi walau demikian sekarang muncul lagi Isu PKI bahkan Menuduh 'Yg merasa melakukan mestinya malu sama La Nyala Mantan Kader Gerindra' #01JokowiLagi MERDEKA," tulis Ruhut Sitompul.
Pandangan Ruhut berbanding terbalik dengan mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Said Didu.

Said Didu (berkemeja hijau) (TRIBUNNEWS/AMRIYONO PRAKOSO)
Dirinya mengaku sulit percaya dengan seseorang yang telah memfitnah orang lain, tetapi dengan mudahnya meminta maaf hanya demi kepentingan politik.
Lewat akun twitternya, @saiddidu; pada Rabu (12/12/2018) malam, seseorang tersebut menurutnya adalah sosok oportunis yang mementingkan diri sendiri, sosok yang tidak memiliki nilai hidup.
"Saya sulit percaya kepada orang yg pernah (katanya) memfitnah orang lain tapi dg gampang minta maaf hanya demi politik. Bagi saya, orang seperti ini walau berbaju apapun tetap tdk lebih sbg seorang oportunis tanpa value hidup," tulis Said Didu.
Beragam pendapat dituliskan dalam postingan mereka. Terlebih para pendukung Capres dan Cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang menilai pernyataan La Nyalla sengaja digulirkan untuk menjatuhkan idola mereka.
Dikutip dari Tribunnews.com, La Nyalla Mattalitti pernah mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014, dan sempat menuding Joko Widodo atau Jokowi saat itu sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan agamanya tidak jelas.
Setelah perenungan panjang, mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu akhirnya tersadar dan bertobat bahwa segala perbuatannya salah besar dan keliru.
Kini, untuk menebus kesalahannya, La Nyalla Mattalitti mati-matian mendukung dan memulihkan nama baik Jokowi yang terlanjur diserang karena isu tak benar itu.
Berikut sejumlah fakta perubahan La Nyalla Mattalitti dan pilihan politiknya untuk memuluskan Presiden Jokowi kembali menang atas Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Jokowi: Isu PKI Disiapkan Matang Kubu Sana
CALON Presiden Joko Widodo menilai berbagai isu yang menyerang dirinya, memang sengaja disiapkan secara matang oleh lawan politiknya dalam menghadapi Pilpres 2019.
Isu tersebut antara lain menuduhnya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), pro dengan asing maupun aseng, dan suka mengkriminalisasi ulama.
"Isunya memang sudah disiapkan, tapi kita juga siap-siap. Sekarang dengan isu-isu sana siap, kita juga harus siap isu-isu itu," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan relawan Bravo-5 di Putri Duyung Cottage dan Convention Hall, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Senin (10/12/2018) malam.
Menurut Jokowi, isu yang disampaikan ke masyarakat tanpa dijelaskan kebenarannya, maka dapat mempengaruhi jumlah pemilih ke depannya, meskipun saat ini survei menunjukkan kubu Jokowi-Maruf Amin menang 20 persen dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Dengan adanya keterbukaan, dengan adanya media sosial yang sangat terbuka seperti sekarang ini, munculnya isu yang tiba-tiba bisa mempengaruhi yang namanya pemilih," ujar Jokowi.
Capres nomor urut 01 itu pun meminta relawannya agar tidak melakukan politik yang tidak beretika dan tidak beradab, melainkan lebih berkampanye secara positif dengan mengedepankan program maupun capaian pemerintah.
"Saya kira ini perlu diangkat-angkat terus, baik infrastruktur, dana desa, program keluarga harapan, kartu sehat, kartu pintar, harus terus diangkat (sosialisasi ke masyarakat)," paparnya. (*)
http://wartakota.tribunnews.com/2018...islam?page=all
0
2.9K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan