HABADAILY.COM – Me mek, bagi sebagian orang kedengarannya ganjil dan bahkan ada yang memaknakan konotasi negatif . Tetapi jangan salah, Me mek justru di Kabupaten Simeulue menjadi primadona dan banyak digemari oleh masyarakat setempat.

Me mek yang rasanya manis ini adalah kuliner khas dan tradisonal yang telah ada secara turun temurun. Bahkan sebelum Indonesia merdeka pun makanan seperti bubur ini sudah dikenal di pulau paling barat Indonesia ini.

Makanan tradisional ini dibuat dari bahan jenis pisang, santan, gula dan beras pulut. Me mek ini kerap disajikan dan dihidangkan menu untuk berbuka puasa padan bulan Ramadan. Selain itu juga menjadi hidangan kehormatan bagi para tamu yang berasal dari luar daerah.

Bupati Simeulue, Riswan NS mengaku sangat doyan dengan makanan khas ini. Ia berjanji akan mempromosikan makanan ini bersama Dekranas setempat. Sehingga kedepan mendapatkan pengakuan resmi sebagai makanan leluhur dan kulinar khas Simeulue.

Makanan ini juga sudah diperkenalkan pada setiap even-even kuliner dan bahkan sudah pernah diperlombakan hingga tingkat nasional. Makanan khas ini pun juga sudah pernah dipromosikan hingga ke Jakarta dan telah didaftarkan Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapat hak paten sebagai makanan leluhur di Simeulue.

"Me mek adalah kuliner khas kita. Makanan yang sudah dikenal dan dikonsumsi oleh para pendahulu kita, hingga sekarang dan biasanya disajikan saat bulan ramadan sebagai menu berbuka puasa," kata Riswan kepada Habadaily.com, Kamis (12/05/2016).

Bupati Riswan tidak ragu-ragu menyebutkan nama makanan tersebut ketika menjamu para tamunya. Baik pejabat luar daerah yang berkunjung ke Simeulue. Meskipun ada sebagian tamu ganjil dengan penamaan makanan tersebut.

“Namun inilah nama makanan khas kita,” ucapnya.

http://habadaily.com/haba-gaya/6884/...akan-Cumi.html