- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dilema kucing kucing liar


TS
Danymifta
Dilema kucing kucing liar
pertumbuhan populasi kucing liar yang ada di lingkungan gua selalu meningkat pada akhir akhir ini dan juga telah menjadi sebuah permasalah tersendiri bagi lingkungan di sekitarnya.
kucing liar yang berperan sebagai predator puncak ekosistem tidak mempunyai predator lain ataupun pesaing selain jenisnya sendiri yang bisa menahan ledakan populasi. Sehingga kucing yang terlantar ataupun yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan resiko penyakit zoonosis serta perlakuan yang tidak memenuhi kesejahteraan hewan.
Kucing liar pada umumnya tumbuh dan berkembang biak di desa dan di kota. Bagi sebagian orang, kucing merupakan hewan pengganggu, karena menurut penelitian yang di lakukan oleh Nature Communications yang dilansir pada 2013 lalu. Tiap tahunya, kucing mampu membunuh sebanyak 1,4 hingga 3,7 miliar burung serta 6,9 dan 20,7 miliar mamalia ( tikus, tikus, kelinci, tupai, dan tikus).

Tidak hanya itu saja, kucing liar dalam memperoleh makanan untuk bertahan hidup biasanya mencari makanan dari sisa ikan/daging/ayam/dll yang telah dibuang di tempat sampah, hingga sering tong sampah tersebut menjadi berantakan & berserakan. Selain itu juga seringkali kucing liar memasuki rumah rumah penduduk ataupun di tempat tempat umum dan membuang kotorannya di tempat itu. Kotoran kucing Dengan bau yang menyengat tentu akan mengganggu kenyamanan.
Kucing liar akan selalu menuju tempat yang terdapat makanan.
Ukurannya yang tidak terlalu besar ataupun kecil, membuat kucing liar tidak mudah terlihat oleh para pengendara saat melintas di jalan raya, apalagi di malam hari.
Di jalur pantura yang kecepatan laju kendaraan rata-rata hampir 70-90 km/jam akan sulit menghindar ataupun berhenti secara mendadak, saat kucing liar melintas.
dan akhirnya terlindas
jumlah kucing yang mati terlindas kendaraan masih cukup banyak ditemui hingga saat ini.
kucing liar yang berperan sebagai predator puncak ekosistem tidak mempunyai predator lain ataupun pesaing selain jenisnya sendiri yang bisa menahan ledakan populasi. Sehingga kucing yang terlantar ataupun yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan resiko penyakit zoonosis serta perlakuan yang tidak memenuhi kesejahteraan hewan.
Kucing liar pada umumnya tumbuh dan berkembang biak di desa dan di kota. Bagi sebagian orang, kucing merupakan hewan pengganggu, karena menurut penelitian yang di lakukan oleh Nature Communications yang dilansir pada 2013 lalu. Tiap tahunya, kucing mampu membunuh sebanyak 1,4 hingga 3,7 miliar burung serta 6,9 dan 20,7 miliar mamalia ( tikus, tikus, kelinci, tupai, dan tikus).

Tidak hanya itu saja, kucing liar dalam memperoleh makanan untuk bertahan hidup biasanya mencari makanan dari sisa ikan/daging/ayam/dll yang telah dibuang di tempat sampah, hingga sering tong sampah tersebut menjadi berantakan & berserakan. Selain itu juga seringkali kucing liar memasuki rumah rumah penduduk ataupun di tempat tempat umum dan membuang kotorannya di tempat itu. Kotoran kucing Dengan bau yang menyengat tentu akan mengganggu kenyamanan.
Kucing liar akan selalu menuju tempat yang terdapat makanan.
Ukurannya yang tidak terlalu besar ataupun kecil, membuat kucing liar tidak mudah terlihat oleh para pengendara saat melintas di jalan raya, apalagi di malam hari.
Di jalur pantura yang kecepatan laju kendaraan rata-rata hampir 70-90 km/jam akan sulit menghindar ataupun berhenti secara mendadak, saat kucing liar melintas.
dan akhirnya terlindas
jumlah kucing yang mati terlindas kendaraan masih cukup banyak ditemui hingga saat ini.


andri.irv memberi reputasi
1
1.8K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan