Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Egianus Kogoya Masih Bertahan Gerilya di Nduga
Egianus Kogoya Masih Bertahan Gerilya di Nduga


Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut orang yang bertanggung jawab atas serangan di proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Urak yakni Egianus Kogoya masih bertahan di Kabupaten Nduga.

Hal ini sesuai dengan tanggung jawab militer Egianus selaku panglima daerah TPNPB untuk wilayah Nduga.

"Egianus di Mbua, Yigi, itu di Kabupaten Nduga," ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom via telepon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/12).

Sebby menjelaskan TPNPB merupakan organisasi terstruktur. Mereka punya rantai komando dari pusat hingga ke daerah. Mereka juga punya kebijakan untuk menyebar informasi ke publik melalui media massa.

"Kami dari seluruh Papua satu komando. Juru bicara saya, komando pusat mengendalikan seluruh revolusi perjuangan gerilya di seluruh daerah," ujar Sebby.

Sebby sendiri mengaku masih dalam persembunyian di Papua Nugini, tepatnya di wilayah perbatasan dengan Papua. Langkah ini diambil mengingat pria berusia 40 tahun ini sudah 6 kali ditangkap dan 2 kali dipenjara oleh aparat.

Sebby mengklaim TPNPB memiliki markas komando yang tersebar di 29 titik di seluruh Papua. Komando tertinggi TPNPB berada di tangan Goliath Tabuni.

Berada di bawahnya, ada Wakil Panglima Gabriel Melkisedek Awom dan Kepala Staf Umum Terianus Satto. Sementara untuk rantai komando di daerah-daerah dipimpin oleh panglima daerah seperti Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga.

Sebelumnya Egianus Kogoya mengaku bertanggung jawab atas penyerangan di proyek jembatan Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, yang berujung tewasnya puluhan orang. Mereka juga mengaku bertanggung jawab atas penyerangan pos militer Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua, Nduga.

Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Sebby selaku juru bicara TPNPB. Ia menyampaikan penyerangan yang terjadi pada Minggu (2/12) itu bentuk penolakan mereka atas segala macam pembangunan infrastruktur di tanah Papua.

Mereka menganggap pembangunan infrastruktur sebagai bentuk lain penjajahan pemerintah Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengambil opsi negosiasi dalam insiden ini. Bagi Ryamizard, hanya ada opsi untuk pihak lawan, menyerah atau 'diselesaikan'.

Sementara aktivis dari Front Rakyat Indonesia untuk Papua Barat (FRI West Papua) Surya Anta meminta pemerintah tidak reaktif dalam menyikapi kasus kali ini. Ia menduga kejadian teranyar ini bisa jadi imbas dari sikap pemerintah yang tidak menerapkan hukum humaniter internasional.

"Jadi mulailah akui kelompok kemerdekaan di Papua. Duduk bersama untuk menyepakati penerapan hukum humaniter internasional," kata Surya. (bin/gil)
Sumber
----------


TPNPB?
Terlalu tinggi namanya. Mereka cuma gerombolan perampok dan pemerkosa. Sebutan Kriminal Bersenjata nampaknya lebih sepadan disematkan kepada mereka. Dan bagi perampok dan pemerkosa, serta pembunuh sipil yang gak bersenjata, padanan balasan bagi mereka gak ada lain lagi kecuali kematian. Tembak mati adalah jalan satu-satunya bagi mereka. Kalau ada kelompok orang yang meributkan HAM bagi begundal-begundal ini, kasih lihat korban-korban mereka, lalu bawa serta mereka memburu para begundal jelmaan monyet primitif itu.

Si Sebby ini mengaku sudah 6 kali ditangkap dan 2 kali dipenjara. Lantas mengapa dilepas? Kenapa gak dimusnahkan sekalian?

Lalu Si Surya Anta ini, gw jadi teringat KONTRAS yang dulu getol banget membela para separatis Timor Timur. Arahnya sama. Ada pemain yang bersuara di perkotaan, diwakili mahasiswa-mahasiswa daerah yang gak punya otak yang menuntut kemerdekaan. Ada begundal-begundal yang angkat senjata di daerah. Ada LSM-LSM dalam negeri yang disinyalir dapat dana dari luar negeri untuk membentuk opini dan menyuarakan pembelaan. Bungkam semua, jangan sampai terulang lagi!

Setuju dengan kata-kata Menteri Pertahanan. Tapi lebih baik diselesaikan dengan cepat, jangan beri waktu untuk menyerah!

Memalukan sekali jika hal ini dibiarkan. Kita punya tentara ratusan ribu, punya senjata cukup untuk memusnahkan mereka, tapi membiarkan hal ini berlarut-larut, tentu sangat memuakkan. Seolah-olah mereka diberi panggung untuk menunjukan jati diri mereka dengan mengorbankan warga sipil tak bersenjata.

Buat para politisi, para pemimpin ormas yang selama ini berlagak jagoan dan sesumbar setinggi langit, diamlah kalian. Bangsad kalian kalau masih aja sok jago seolah punya nyawa 9 dan punya kapling auto surga.

Kalian para penjaga NKRI yang dibekali senjata dan punya hak untuk membunuh para peneror negara ini, segeralah habisi monyet-monyet sisa peradaban primitif itu. Habisi sampai tak bersisa! Lumat sampai ke akar-akarnya! Berikan perang yang sesungguhnya bagi mereka!

Kami menunggu.
Diubah oleh n4z1.v8 05-12-2018 18:40
Gentayaumal
Gentayaumal memberi reputasi
12
5.4K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan