Kaskus

Story

chuzn05Avatar border
TS
chuzn05
Catatan 2 Desember untuk Kamu, Patah Hati Terhebatku
Thread pertama nih. Gak tau kalo tulisan kayak gini masuk ke forum yang mana. hehehe.emoticon-Rate 5 Star
Pengalaman pribadi sih. udah sering nulis di wordpress tapi cuman aku sendiri yang baca. Yaudah iseng nyoba nulis di kaskus. Siapa tau ada yang ikut nyesek pas bacanya..Fufufufu. Cekidot dah....


Kepada kamu~Patah hati terhebatku~

Desember dua tahun lalu kau memulai kisah denganku. Kau yang membawaku terhanyut dalam suasana. Debur ombak di pantai..genggaman tanganmu…pelukanmu..Aku tahu kisah kita terlarang untuk diceritakan. Tapi toh biarlah aku ceritakan karena hanya dengan ini sedikit bebanku berkurang. Lalu pada akhirnya kau memilih untuk pergi dari kota itu. Aku kehilanganmu. Sungguh aku kehilangan dengan kepergianmu yang sebenarnya tak perlu kutangisi. Tapi mau bagaimana kamu selalu ada di saat2 terberatku dua tahun lalu. Stres..depresi..sakit..pasti. Aku sangat dzalim pada diriku sendiri saat itu. Seharusnya kamu tahu betapa pahit sakit hati yang kau tinggalkan. Namun kau tak acuh dan membuatku semakin terbunuh perasaan. Cobalah tanya pada kawanku bagaimana aku melalui hari-hari berat pasca kepergianmu.

Setahun kemudian akupun pergi dari kota itu meninggalkan segala kenangan tentangmu,,tentang kita. Aku memulai hidup baru di kota asing ini. Aku sudah hampir melupakanmu setelah satu tahun aku berjalan layaknya zombi. Aku hidup tapi hatiku mati. Kau yang telah membunuhnya. Lalu bagaimana bisa 2 tahun sesudahnya kamu muncul seolah-olah tak ada yang terjadi antara kita. Tak tahukah kamu setiap sesak yang muncul di dadaku setiap kali ada yang menyebut namamu? Dan kemudian diikuti dengan asam lambung yang ikut naik. Maaf sistem imunku tiba-tiba melemah sejak kau pergi. Bukan aku tak sayang diriku sendiri. Kau lihat sekarang aku jauh lebih segar daripada dua tahun lalu, aku masih bisa makan dengan baik. Namun jika ada yang menyebut namamu, tiba-tiba saja pertahananku runtuh. Mungkin aku masih bisa menertawakan kau yang dulu pergi ketika aku bersama kawanku, tapi sesudahnya..air mataku tak henti menetes. Aku menyebutmu sebagai Lord Voldemort, who must not be named. Kamu yang namanya tak boleh kusebut.

September, kau menghubungiku setelah dua tahun melalui email. Kau bahkan masih memblokir nomor hpku. Kau tahu, segala pertahanan yang kubangun runtuh. Kenangan antara kita terputar kembali layaknya flashback sebuah film. Dan untuk pertama kali aku sadar bahwa aku masih begitu bodoh menyimpan cintaku untukmu berharap kau akan kembali. Kau telah bersamanya dan aku masih setia dengan kesendirianku

Oktober, percakapan basa basi kita bulan september ternyata berlanjut pada pesan whatsapp. dua hari setelah pertunanganmu dengan wanitamu (yang belakangan aku tahu dari unggahan sosmedmu) kau malah mengajakku bertemu, menawariku tiket kereta api dan penginapan untuk mengunjungimu. Aku bimbang. Apa yang terjadi padamu sebenarnya?

November, Aku luluh dan menyetujui rencana gilamu. Baiklah aku juga berfikir mungkin ini adalah jawaban dari doaku 2 tahun lalu agar aku dipertemukan kembali denganmu dalam keadaan baik-baik saja. Baiklah jika memang ini pertemuan terakhir kita, setidaknya kita akan melakukan perjalanan perpisahan dengan baik-baik. Karena dulu kau tak sempat mengucapkan selamat tinggal dan aku tak sempat mengucapkan salam perpisahan padamu.

Dua desember, akhirnya kita bertemu. Aku tak kuasa memelukmu, melihat sorot matamu dan caramu memperlakukan aku masih sama seperti dua tahun lalu. Tak ada yang berubah, sentuhanmu, punggungmu, aroma tubuhmu serta kebiasaanmu ~secangkir teh dengan dua sachet gula~ masih sama. Perasaan yang dua tahun lalu begitu membunuhku kau gantikan dengan kenyamanan yang sama seperti yang kau berikan dua tahun lalu. Semua masih sama, hanya statusmu yang berbeda. Kita menghabiskan malam untuk bertukar cerita (lebih tepatnya aku yang lebih banyak bercerita). Mungkin saat kau pergi dua tahun lalu tak hanya aku yang menderita, mungkin kau juga. Namun kau terlalu pandai menyembunyikannya. Seperti kau menyembunyikan pertunanganmu dariku pada malam itu. Setelah berbagi banyak hal pada malam itu kau (sekali lagi) berpamitan padaku, katamu itu untuk terakhir kalinya kita bertemu. Namun kenapa aku merasa bahwa masih akan ada cerita lagi antara kita? Entahlah, pelukanmu pagi itu seakan tak ingin beranjak dari sisiku. Hai kamu, tepatkah keputusan yang telah kau ambil? Apakah kamu bahagia bersamanya? Apakah aku terdengar jahat saat ingin bersamamu padahal kau bersamanya? Katakanlah aku jahat. Tapi apakah perasaanku ini salah? Tak pernah sebersitpun difikiranku untuk merebutmu darinya. Namun kau yang memulai. Baiklah jika kau tak mampu berhenti, maka aku yang akan menghentikanmu. Sejak kau menutup pintu aku berjanji bahwa aku akan segera melupakanmu untuk selamanya.

Pamit. Aku pamit padamu, pada perasaan yang telah kau tinggalkan. Pada segala kenangan yang kau ciptakan. Berat. Memang berat berpisah lagi. Namun selagi bukan terpisah antara dunia dan akhirat tak mengapa. Bangkit. Tentu aku akan bangkit lagi. Aku masih sanggup. Jika memang nantinya akan ada cerita kita lagi, biarlah catatan ini menjadi saksi bahwa aku masih tabah mencintaimu. Kamu yang namanya tak boleh disebutkan, semoga keputusanmu adalah awal bagi kebahagianmu. Percayalah walaupun kamu adalah patah hati terhebatku, aku masih tulus berdoa untuk kebahagiaanmu. Bukankah hakikat cinta sejati adalah melepaskan dia yang kita cintai untuk mencapai kebahagiaannya?

Dari aku~episode yang pernah kau lewatkan~
emoticon-Matabelo

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
4
1.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan