Quote:
Merdeka.com - Dua calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto dinilai tidak memanfaatkan peran juru bicara (jubir) dalam kampanye mereka. Padahal para capres, terutama Jokowi, dapat mengurangi blunder dengan adanya jubir.
"Harusnya Jokowi menggunakan juru bicara, jadi kalau-kalau salah bisa di-counter. Tapi enggak, pak Jokowi senang ngomong sendiri," kata Pakar komunikasi Hendri Satrio di diskusi Setnas Prabowo-Sandiaga, Menteng, Selasa (4/12).
Menurut Satrio, para capres menanggapi suatu peristiwa di akhir sedangkan para jubir menanggapi di awal, dengan demikian maka akan mengurangi kesalahan.
"Lebih baik fungsi jubir digunakan, jadi kalau ada salah bisa diperbaiki," ujarnya.
Satrio menilai, capres harus lebih hati-hati dalam menyampaikan pendapat. "Sekarang harus hati-hati nanti blunder lagi. Sekarang pak Prabowo tone jadi lebih tenang, jadi bagaimana tim medianya," ucapnya.
"Sementara Pak Jokowi, enggak harus semua pertanyaan wartawan dijawab, kalau belum ada jawabannya enggak dijawab enggak apa-apa," tambah Satrio.
Sario menyatakan pertarungan Pilpres 2019 berbeda dengan 2014. Dia mencontohkan pada 2014 Jokowi memiliki banyak relawan. Namun, di Pilpres 2019, para relawannya itu sudah banyak menjadi komisaris.
"Sementara di kubu Pak Prabowo ada alumni 212 yang sangat militan," ucapnya.
Apabila gaya komunikasi Jokowi tidak diubah, Satrio memperkirakan elektabilitas Jokowi vs Prabowo akan sama pada Februari 2019 mendatang.
"Ini kalau dibiarkan sampai Februari akan 50:50," tandasnya.
sumber:
https://www.merdeka.com/politik/jika...n-prabowo.html
===============================================================================================
Yang tersisa tinggal relawan BOT a.k.a ROBOT

kalopun yang di kaskus bergaya relawan pasti tetep parameter cara berpikirnya keliatan.
Relawan yang sudah merasakan manisnya kursi empuk akan berbeda rasa ama yang belum.