30/11/2018 09:30

Presiden Sinode Gereja-gereja Babtis Papua, Dr Sokratez Sofyan Yoman mengatakan presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengutamakan seremonial daripada pembangunan substansial di Papua.

"Belum ada perubahan substantial. Dia (Jokowi) bersandiwara," ungkap Yoman kepada Jubi Selasa 27 November 2018.

Kata dia, orang Papua tidak butuh dengan kunjungan-kujungan dan aksi-aksi spontan, gendong anak dalam kujungan dan melambaikan tangan dan senyum.

Dengan aksi itu, Jokowi memang membuat banyak orang kagum. Orang kagum juga Jokowi telah melakukan 10 kali kujungan kenegaraan ke Papua. Namun dibalik itu, Jokowi tidak sadar, belum menyentuh masalah utama di Papua. Masalah utama di Papua itu bukan pembangunan infrastruktur melainkan penghargaan martabat manusia.

"Kami tidak butuh uang. Martabat kami tidak bisa diukur dengan uang," katanya.

Jauh lebih penting, Jokowi menghargai martabat orang Papua dengan menghentikan semua kekerasan yang terjadi dan mengusut siapa dibalik semua kekerasan di Papua.

Selama masa pemerintahan Jokowi tercatat 7.000 orang Papua ditahan polisi dalam demontrasi damai. (*)

https://www.teras.id/news/pat-20/118...-bersandiwara?

Sandiwara yang makin tak berguna.
Presiden Sinode Gereja-gereja Babtis Papua, Dr Sokratez Sofyan Yoman mengatakan :
"Belum ada perubahan substantial. Dia (Jokowi) bersandiwara," ungkap Yoman (27/11/2018).
Kata dia, orang Papua tidak butuh dengan kunjungan-kujungan dan aksi-aksi spontan, gendong anak dalam kujungan dan melambaikan tangan dan senyum.