sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Keluhkan Ekonomi Sulit, Pemilik Laundry Syariah Terpaksa Gunakan Elpiji 3 Kg
Keluhkan Ekonomi
Sulit, Pemilik
Laundry Syariah
Terpaksa Gunakan
Elpiji 3 Kg

Kamis, 29 November 2018
13:05

TRIBUN KALTIM/SITI
ZUBAIDAH
Ahmad Pemilik Laundry Syariah
(baju abu-abu) saat tempat
usahanya disidak Pertamina
MOR VI terkait penggunaan
elpiji 3kg.

Laporan wartawan Tribun
Kaltim, Siti Zubaidah

TRIBUNKALTIM.CO,
BALIKPAPAN - Ahmad Pemilik
Laundry Syariah kaget saat
rombongan Pertamina MOR VI
Balikpapan mengunjungi toko
laundry miliknya.

Dimana pada saat itu
rombongan Pertamina MOR VI
melakukan sedang sidak elpiji
3 kg atau elpiji subsidi di
beberapa titik, yakni di wilayah
Karang Anyar, Balikpapan
Barat, Kamis (29/11/2018).

Pada saat sidak tersebut,
Ahmad sempat beradu
pedapat dengan para
rombongan Pertamina.

Walau masih mengelak
akhirnya pemilik Laundry
Syariah ini mengikuti aturan
yang dibuat oleh Pemerintah.

Dimana elpiji subsidi hanya
untuk masyarakat
berpenghasilan rendah atau
masyarakat miskin.

Ahmad kedapatan menyimpan
13 tabung elpiji 3 kg.

Sehari Laundry Syariah
menghabiskan 3 tabung elpiji 3
kg. Tabung itu digunakan untuk
menyetrika dan mengeringkan
pakaian.

"Dulu kami pakai listrik namun
butuh watt besar dan tidak
hemat. Kalau tarif listrik murah,
kami pasti masih
menggunakan listrik. Sekarang
harga tarif listirk sudah naik.
Satu mesin cuci butuh 10.000
watt, kalau pakai gas hanya
untuk mutar dinamo listriknya
hanya 350 wattnya, jadi
pemanasnya menggunakan
gas," kata Ahmad.

Dari awal buka laundry sekitar
tahun 2004, Ahmad sudah
menggunakan gas.

Awalnya menggunakan gas
konversi. Namun sejak tahun
2010 ada gas elpiji 3 kg beralih
ke elpiji subsidi.

"Kalau memang itu
peraturannya kami siap diganti
dan beralih ke gas
konvensional," kata Ahmad.

Dia pun menyebutkan, jika itu
sudah peraturan pemerintah
harus ditaati. Namun UKM juga
harus diperhatikan.

"Hanya kami pengusaha ini
dianggap apa. Mana peran
Pemerintah. Ini kan ekonomi
sulit seharusnya dibantu.
Jangan dipersulit," ujar Ahmad
dengan nada yang sedikit
meninggi.

Pria berjenggot ini pun
menjelaskan, bisa dilihat
berapa UKM yang sudah
gulung tikar dan mati.

Untuk bertahan saja sudah
sangat sulit.

Apalagi kondisi ekonomi
sekarang, daya beli berkurang,
ditambah lagi kebijakan yang
sangat tidak pro dengan
pengusaha kecil

"Sehari tidak tentu berapa kilo
baju yang masuk. Kadang 150
kilo, tergantung pelanggan.
Untuk beberapa bulan ini
menurun, karena daya beli
masyarakat juga menurun,"
kata Ahmad. (*)

Penulis: Siti Zubaidah
Editor: Trinilo Umardini
Sumber: Tribun Kaltim

http://kaltim.tribunnews.com/2018/11...an-elpiji-3-kg
1
2.8K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan