JawaPos.com - Ketua Umum Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran mengaku beberapa temannya terjerat pelanggaran Undang-Undang informasi dan transaksi elektronik (ITE). Hal itu karena melakukan penyebaran berita bohong alias hoax di media sosial.

"Banyak kawan saya, Jonru Ginting, Asma Dewi dan Alfian Tanjung terjerat UU ITE," kata Rahmat dalam diskusi 'Perangi Hoax Menuju Pilpres Yang Damai dan Bermartabat' di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).

Rahmat menuturkan, masyarakat harus berhati-hati saat melakukan aktivitas media sosial. Terlebih jika mengkiritisi rezim pemerintah.

"Ada yang keberatan terkait postingan status maka kita bisa di jerat dengan pasal ini (UU ITE)," ucap Rahmat.

Rahmat berpandangan, jelang Pilpres 2019 masif informasi hoax di media sosial terlebih isu soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap aktivis PKI. Hal itu pun membuat Jokowi melontarkan kekesalannya akibat diterpa informasi hoax.

"Ini realita yang ada di lapangan, kejadian ini pemerintah masih memburu penyebar hoax," akui Rahmat.

Lebih jauh, Rahmat tak menampik jika produksi penyebaran hoax tidak terlepas dari kepentingan politik. "Pelaku hoax ini tidak lepas dari kepentingan politik, ternyata mereka lawan dari rezim saat ini," pungkasnya.

Sumur

Menurut Rahmat Himran, "Pelaku hoax ini tidak lepas dari kepentingan politik, ternyata mereka lawan dari rezim saat ini." Berarti menurut lo, lawan dari rezim saat ini para penebar hoax? Lo jangan-jangan pihak yang disusupkan oleh rezim ini ke oposisi.