TS
Semfak387
Pembentukan diri sebagai pedang do'a
Pembentukan diri menjadi sebuah pedang yang mumpuni, maka diserahkan pada empu yang mumpuni, jangan diserahkan pada tukang membuat roti, bisa jadi nanti menjadi pedang yang lembek.
Diri dibentuk menjadi do’a ruh dan jasadnya, maka diri diserahkan kepada guru yang matang di bidangnya.
Sehingga pembentukan diri dicapai dengan maksimal, setelah diri menjadi do’a, kemudian diasah, melihat kan orang yang mengasah pedang, tangannya maju mundur, sama diri melakukan istiqomah, dzikir dilakukan berulang-ulang, jika cuma digerenda maka pedang walau tajamnya cepat, juga akan menjadi besi muda, mudah patah, tapi jika diasah, maka akan terjadi penumpukan elemen, menjadi pedang yang kuat dan tajam.
Jika diri diasah dengan amaliah yang berulang-ulang ikhlas, maka diri akan setajam pedang dalam berdo’a.
Teori itulah yang ku praktekkan, dan tak henti, siang malam menjalankan laku. Suatu lelaku maka tidak berarti tidak berimbas pada sekeliling kita, amat besar imbasnya.
MALHAKN_
Diri dibentuk menjadi do’a ruh dan jasadnya, maka diri diserahkan kepada guru yang matang di bidangnya.
Sehingga pembentukan diri dicapai dengan maksimal, setelah diri menjadi do’a, kemudian diasah, melihat kan orang yang mengasah pedang, tangannya maju mundur, sama diri melakukan istiqomah, dzikir dilakukan berulang-ulang, jika cuma digerenda maka pedang walau tajamnya cepat, juga akan menjadi besi muda, mudah patah, tapi jika diasah, maka akan terjadi penumpukan elemen, menjadi pedang yang kuat dan tajam.
Jika diri diasah dengan amaliah yang berulang-ulang ikhlas, maka diri akan setajam pedang dalam berdo’a.
Teori itulah yang ku praktekkan, dan tak henti, siang malam menjalankan laku. Suatu lelaku maka tidak berarti tidak berimbas pada sekeliling kita, amat besar imbasnya.
MALHAKN_
0
503
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan