Bagi Shaholly Ayers, yang lahir tanpa tangan kanan dibawah siku, "tidak" adalah kata yang sering ia dengar.

Sebagai anak, para gurunya berkata bahwa ia tidak akan mungkin untuk berpartisipasi dalam kelas olahraga. Sebagai remaja, para pelatih berkata bahwa ia tidak mungkin masuk ke dalam tim basket — bagaimana bisa dia men-dribble  atau menembak bola ke dalam keranjang tanpa dua tangan? Dan kemudian saat di perguruan tinggi, ketika ia menetapkan mimpinya sebagai model, sebuah agensi yang didatanginya jelas-jelas menolak karena tidak memiliki dua tangan meskipun ia mencoba menjelaskan. Tetapi mulai dari hari itu, sekitar 10 tahun yang lalu, Ayers memutuskan untuk bertindak.

"Pada awalnya aku memang kecewa dan marah," katanya. "Tetapi aku kembali ke tempatku dan menyadari, bahwa aku telah mendapatkan banyak kata 'tidak' dalam hidupku ... aku kemudian menyadari bahwa dia tidak dapat melakukannya."

Ayers, yang memiliki 'amputasi bawaan' ini kemudian memutuskan untuk mengejar mimpi tanpa sebuah agensi.

"Aku sangat baru disini," katanya. "Aku tidak memiliki portfolio atau apapun. Aku harus memulai dari paling awal. Aku bekerjasama dengan para fotografer dan makeup artists untuk membangun portfolio lebih dulu, dan kemudian mulai memasuki butik-butik lokal dengan berkata bahwa aku akan menjadi model untuk mereka. Dan itu berhasil."



Ayers telah berpartisipasi dalam 6 musim New York Fashion Week, kebanyakan adalah model untuk acara Art Hearts Fashion. Ia juga menjadi model untuk Nordstrom, yaitu jaringan toserba Amerika yang berkantor pusat di Seattle, Washington yang mencakup produk seperti sepatu, pakaian, aksesori, tas, perhiasan, kosmetik, wewangian, perabot rumah tangga serta restoran dan bar.

Ia berharap untuk menolong orang lain mendapatkan karir impian mereka dengan menjadi brand ambassador  untuk Global Disability Inclusion (Pengikutsertaan Disabilitas Global), sebuah firma konsultasi yang membantu perusahaan-perusahaan untuk menarik perhatian dan mempekerjaan orang dengan disabilitas. Ia pun menunjukkan pada dunia bahwa seorang dengan disabilitas pun dapat menjadi model yang mampu, berkualifikasi, percaya diri, cantik, dan berkelas dunia.

Terkadang Ayers memakai lengan palsunya pada saat pemotretan, terkadang juga tidak. Tergantung pada pakaian yang ia kenakan.



Dalam kesehariannya, Ayers memakai lengan palsunya secara berkala saja — dia menabung untuk mendapatkan model lengan palsu yang dilengkapi dengan jari.

"Aku sudah beradaptasi," Ayers menambahkan. "Aku juga memiliki pacar yang selalu membantuku mengenakan kalung dan semuanya. Tetapi semakin bertambah usiaku, aku menyadari bahwa ada keausan di lengan dan bahu kiri saya. Mungkin lengan palsu yang baru dapat membantu."



Ayers, yang berasal dari Oregon mendapatkan bully-an yang menjadikannya berbeda. Sekitar kelas tiga, ia dipukul oleh seorang anak laki-laki yang merupakan tetangganya itu karena kekurangannya.

Di saat lainnya, dalam sebuah pertandingan bola basket — Ayers memang akhirnya masuk ke dalam tim bola basket — orang-orang dari tim lawan mengolok-olok dia dari tempat duduk dan memanggilnya "si tangan satu yang aneh.






Tetapi semuanya berbeda sekarang. Seiring berjalannya waktu, ia bertemu dengan anak-anak lainnya yang memiliki disabilitas juga: hidup dengan kekurangan — tetapi juga memiliki mimpi.

Ia tidak pernah menyangka berapa banyak orang tua dan orang yang tangannya diamputasi akan datang padanya dan berbagi kisah menyenangkan karena akhirnya mereka menemukan orang-orang yang sama dengannya. Hidupnya memberikan harapan kepada orang-orang dan menginspirasi mereka untuk menghidupi mimpi, tanpa peduli akan keterbatasan yang dimiliki.

Jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi ya, gan dan sis!


Diadaptasi dari: Today.com