Perkenalkan namaku Rizky Manurung, tingggal di daerah Balige. Aku orang batak asli, dan sejak kecil tinggal bersama kedua orangtuaku dan aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Sekarang aku adalah seorang Mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus yang ada di Sumatra Utara. Tinggal di asrama dan baru saja selesai melakukan ibadah malam.
Setelah melakukan aktifitas kampus yang melelahkan, malam ini kusempatkan untuk menulis sedikit cerita tentangku. Ditemani biskuit dan air hangat dan tentunya lagu Sheila membantuku untuk rileks dan menuangkan isi pikiranku. Yah, meskipun waktu untuk menulis terbatas dikarenakan jam tidur asrama, biarlah kutulis ini sesuai apa adanya. Dan kalau tidak percaya, yah itu urusanmu.

Okay aku akan mulai dari ketika aku SD saja, soalnya masa sebelum itu anggap saja aku tidak terlalu mengingatnya. Pada waktu SD aku termasuk murid yang cerdas, dikarenakan didikan ayahku yang cukup keras. Pada umumnya memang pada suku batak, seorang ayah akan selalu lebih keras pada anak pertamanya dikarenakan anggapan anak pertama adalah contoh bagi adik adiknya. Dan begitulah pikiran orang tua pada umumnya. Terimakasih buat orang yang pertama kali mengenalkan “template” pemikiran tersebut, yang karenanya hingga kini hampir semua orangtua berpikiran sama.

Yah singkat cerita aku bosan dan ingin mencari hal yang menyenangkan. Kurasa kita sepakat kalau anak kecil biasanya ingin selalu ingin tahu dan pikirannya selalu bermain. Kalau tidak, yah kurasa aku bisa menebak masa kecilmu “kurang” bahagia. Akan tetapi biarlah kali ini kuanggap kita sepakat hal tersebut. Baiklah kembali lagi tadi, dikarenakan aku “bosan” aku mencoba mencari hal yang menyenangkan untuk dilakukan, misalnya mencuri rambutan nenek Mampe tetanggaku, bermain guli, dan segudang permainan anak desa yang tidak dapat kusebutkan semuanya.

Kurasa pada saat itu sangat menyenangkan bermain demikian. Tetapi permainan tersebut hanya bersifat sementara. Maksudnya satu dua minggu akan menyenangkan bermain guli, kemudian kita akan bosan ganti jadi bermain petak umpet dan ganti lagi. Sampai suatu hari salah satu temanku membawa koleksi komik kakanya. Aku masih ingat itu adalah komik Inuyasha dan jumlahnya ada 56 seri. Ketika duduk istirahat karena lelah bermain kami membacanya dan kurasa itulah pertama kalinya aku menyukai buku. Dalam satu minggu aku selesai membaca seluruh komik itu dan sangat penasaran akan kelanjutannya. Sayang sekali pada waktu itu komik tersebut tidak di jual di daerah kami. Yah tapi itu tidak masalah buatku, karna setelah itu aku mulai menyukai membaca dan akhirnya setiap bulan aku menyisihkan uang saku untuk membeli majalah Bobo. Demikian terus kesukaanku membaca semakin meningkat, tidak hanya majalah dan komik aku juga suka membaca novel. Hingga lulus SMA aku masih rajin membaca ketiga bahan bacaan tersebut dan membuat koleksiku sendiri meski tidak banyak. Dan dapat kupastikan guru penjaga perpus SMP dan SMA-ku pasti muak melihat wajahku yang tiap hari datang untuk menghuni perpustakaan.

Yah, kurasa itu adalah sedikit cerita dariku. Sayang aku harus mengakhirinya, karena bapak Asrama sudah mulai patroli untuk mencari Mahasiswa yang masih terjaga pada jam tidur. Aku rasa aku baru mendengar dia melangkah menuju kamarku dan tanpa basa basi lagi kuucapkan sampai jumpa lagi di tulisanku berikutnya.